INDEKS
FOTO
VIDEO
Pencarian... “Jika engkau punya teman – yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada Allah- maka peganglah eraterat dia, jangan pernah kau lepaskannya. Karena mencari teman -‘baik’ itu susah, tetapi melepaskannya sangat mudah sekali” Carilah sahabat yang setia dalam duka. Bukan dalam
Depan
Berita
Oase Iman
Peradaban
Fokus
Muslimah
Hikmah
Pendidikan & Keluarga
Bisnis
Ustadz
Suara Langit
Novel
Kamis, 23 Jumadil Awwal 1439 H / 8 Februari 2018 Home » Ustadz Menjawab
Sejarah Nabi Isa Al-Masih A.s. Usep Indra Haruman – Rabu, 3 Rabiul Awwal 1436 H / 24 Desember 2014 08:01 WIB
Saya pernah baca di internet bahwa Nabi Isa As tidak mati di salib (Menurut kristen) atau telah diangkat ke langit (Menurut Islam) tapi diselamatkan oleh muridnya karena pada saat di salib Nabi Isa As belum mati. Kemudian Nabi Isa mengembara dan akhirnya meninggal di Kashmir, mohon penjelasannya apakah ini semacam doktrin dari penganut ahmadiyah. Terima Kasih.
BERITA TERKAIT Menikahi Gadis yang Telah Diperkosa
Terbaru
Terpopuler
Nilai Tukar Rupiah Makin Nyungsep, Kini Rp.…
Teman Yang Sombong Hukum Membuat Spanduk Natal Aurat terhadap Anak Angkat
Anies-Sandi: Rusunawa Gratis Bagi Lansia d… Polisi AS Masih Mata-Matai Muslim AS Eramuslim OC#5 : Misteri Gerbang Museum …
Nasib Orang Tua Rasulullah saw.
Resensi Buku : Anda Bertanya Rasulullah M… Ketua ICMI: Pidana Bisa Untuk Membina Pel… Eramuslim OC#4 : Misteri Batu Dam di Muse…
Waalaikumussalam Wr Wb
Hakim Ini Nyatakan Toko Roti Boleh Tolak O… Ilmuwan: ASI Ekslusif Selama 6 Bulan Turun… Selengkapnya »
Allah swt membicarakan tentang kisah berakhirnya Nabi Isa as bersama kaumnya didalam tiga surat, yaitu :
Artinya : “(ingatlah), ketika Allah berfirman: “Hai Isa, Sesungguhnya aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari “. (QS. Al Imran 55)
Peluang
Pasang Iklan Anda di Sini Website eramuslim.com, media Islam rujukan. Website eramuslim.com, media Islam rujukan. www.eramuslim.com
Artinya : “dan karena Ucapan mereka: “Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. AnNisaa : 157 – 158)
Artinya : “Maka setelah Engkau wafatkan Aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. dan Engkau adalah Maha menyaksikan atas segala sesuatu.” (QS. Al Maidah : 116 – 117) Kata-kata “ ”didalam surat Ali Imram dan kata-kata “ ” didalam surat Al Maidah memberikan pengertian bahwa Nabi isa as telah mati dikarenakan kata tawaffa terdapat didalam Al Qur’an berarti mati sehingga makna inilah yang dipakai didalam ungkapan tentangnya, sebagaimana kata tawaffaitu didalam makna bahasanya berarti menggenggam dan mengambil. Dengan demikian makna “ ” dan “ ” berarti “Sesungguhnya aku menggenggammu dari bumi”, sebagaimana dikatakan,”tawaffaitu min fulan maalii alaihi” artinya aku telah memegangnya. Kemudian yatawaffa juga berarti tidur, sebagaimana firman Allah swt didalam surat al An’am :
Artinya : “dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan.” (QS. Al An’am : 60) Didalam ayat itu yatawaffa bermakna tidur, sebagaimana penggunaan kata yab’atsu untuk kebangkitan di kehidupan lain setelah kematian di dunia, artinya dibangunkan dari tidur karena itu kemungkinan yang dimaksud dengan kata dan bisa berarti tidur sebagai pengganti dari kematian sebagaimana disebutkan diatas. Adapun ta’wil dari kata didalam surat Ali Imran dan didalam surat An Nisaa telah ditafsirkan oleh para ahli tafsir bahwa Allah swt mengangkat Isa as ke langit sedangkan kata terkahir adalah sebagai informasi tentang kenyataan apa yang dijanjikan Allah kepadanya didalam surat Ali Imran didalam perkataannya Didalam Al Qur’an kata raf’u (mengangkat) digunakan untuk sesuatu yang bersifat fisik dan juga non fisik (maknawi). Apabila kata yang dimaksudkan itu adalah pengangkatan yang bersifat fisik maka ini bisa diterima dikarenakan diselamatkannya Isa as dari musuh-musuhnya adalah penyelamatan terhadap ruh dan jasadnya. Dengan demikian pengangkatan yang bersifat fisik yaitu kematian dalam arti sebenarnya atau dalam arti tidur lebih didahulukan dikarenakan pengangkatannya dalam keadaan hidup seperti kehidupan pada umumnya di dunia adalah suatu siksaan baginya, sebagaimana ditunjukkan oleh kenyataan ilmiah bahwa manusia semakin naik ke langit maka ia akan semakin merasa sesak di dadanya dikarenakan sedikitnya oksigen di udara dan juga sebagai pembuktian dari kebenaran firman Allah swt :
Artinya : “Niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit.” (QS. Al An’am : 125) Dari penuturan itu semua menunjukkan bahwa Allah swt telah mengangkat Isa as dan menyelamatkannya dari pembunuhan dan penyaliban yaitu dengan mewafatkannya bisa jadi dengan kematian yang sebenarnya ataupun secara hukum yaitu tidur demi membebaskan dan menyelamatkannya dari penyiksaan yang dialami tubuhnya apabila diangkat dari dunia ke langit masih dalam keadaan hidup seperti kehidupan pada umumnya di dunia atau Nabi Isa saw diangkat dalam keadaan hidup dan masih tetap hidup meskipun tidak diketahui bagaimana keadaannya. (Buhuts wa Fatawa Islamiyah juz IV hal 645 – 646) Jadi seandainya ada yang mengatakan bahwa Nabi Isa as diangkat Allah swt dari dunia ke langit dalam keadaan mati maka hal ini pun dimungkinkan sebagaimana makna dari kata didalam surat Ali Imran dan didalam surat Al Maidah diatas. Adapun apabila ada yang mengatakan bahwa Nabi Isa melakukan da’wahnya di Kashmir atau India kemudian meninggal di sana maka tidak ada dalil-dalil yang membuktikan dan membenarkannya dan ada kemungkinan keyakinan ini sengaja disebarkan sebagai alat propaganda orang-orang Nasrani dalam menjalankan praktek-praktek kristenisasinya. Wallahu A’lam – Ustadz Sigit Pranowo, LcBila ingin memiliki karya beliau dari kumpulan jawaban jawaban dari Ustadz Sigit Pranowo LC di Rubrik Ustadz Menjawab , silahkan kunjungi link ini : Resensi Buku : Fiqh Kontemporer yang membahas 100 Solusi Masalah Kehidupan…
I"m a waitress. DM me for more details.
Pass a simple test and get iPhone X at the price of only $100
Pass a simple test and get iPhone 8+ at the price of only $100
4 Worst Blood Pressure Drugs
10 Weirdest Ever Facial Expressions Of Donald Trump: Check Out No 9
10 Celebrities You Always Wished to Date but they Came Out as LGBT
Ustadz Menjawab Terbaru Mana Lebih Afdhol: Ziarah atau Kirim Al-Fatihah Zakat Penghasilan Untuk Keluarga, Bolehkah? Kecendrungan Gay tapi Ingin Menikah Apa yang dimaksud dengan Ikhtilath dan Hijab Syar’i Apakah Menjadi Waria Itu Sebuah Takdir atau Keinginan yang Salah Perlukah Menjadi Orang Kaya? blog comments powered by Disqus Eramuslim. All rights reserved. Redaksi – Iklan – Tentang Kami – Disclaimer – Copyright Seluruh artikel di situs Eramuslim.com boleh dicopy, diperbanyak dan disebarluaskan untuk dakwah bukan untuk komersil, dengan syarat mencantumkan sumbernya (www.eramuslim.com) Email:
[email protected] Copyright © 2018 eramuslim.com Media Islam Rujukan
Konsultasi