Idea Transcript
STUDIAISLAilIIKA
Volume 2, Number 2, 1995
INDONESIAN JOURNAL FOR ISLAMIC STUDIES
HnoHnArvriscHonns N THE Mnmv-l t tooNESlAN DtRsponn: A Preliminary Study of Sayyid'UthmAn AzyumardiAzra I
,
POulCS M. Din Syamsuddin
THE MUTIRIvIUIROIYAH DA'WAH AND ALLOCATIVE
IN THE NEW OROTN
Qun'Aru lrurrnpRrrRTtoNs oF FIAMZAH FRrusunt (cA.1600) Rt'to HRturR
(1
908-1 982):
A Comparison
j
KarelSteenbrink I
ISLAM AND THE STNTE IN INDONESIA:
Munawir Sjadzali and the Development of a New Theological Underpinning of Political lslam
Bahtiar Effendy tssN 0215-0492
STIIIIA I$TAilIII(A lndonesian Journal for lslamic Studies Volume 2. Number 2, 1995
EDIToruat BoARD,
Harun Nasution Mastubu M. Qurakb Sbibab A"
AzizDablan
M. SatrinEffendi
Nabilab Lubis
M.YunanYusuf Komaruddin Hi.dayat M. Din Syatnsuddin
Muslim Nasution Wabib Mu'tbi Eotton
n CHItr, Azyumardi Azra
EDIT0RS,
Saiful Muzani Hendro Prasetyo Joban H. Meuleman
Nural
Faji
BadriYatim AsstsrANTS To lHE EDrroR,
Arif Subban Mucblis
Ainunafik
ENGUSH LANGUAGE ADvIsoR
Juditb M. Dmt ARABTC IANGUAGE
ADvrsoR
M. Fuad Facbraddin Covsn DEstcNrn, S.
Prinfu
STUDIA ISIAMIKA (SSN
02lt-0492) is a journal published quarterlyby
the
lrctitut Agama Islam
Negen (IAIN, The State Instirute for Islamic Studies) Syarif Hidayarullah, Jakarta, (STT DEPPEN No. 12915K/DITJEN/PPG/STV1976) and sponsored by the Department of Religious Affairs of the Republic
of Indonesia. It specializes in Indonesian Islamic studies, and is intended to communicate original researches and cuffent issues on the subiect. This journal warmly welcomes contributions from scholars of related disciplines.
All artides published do not necessarily represent the views of the iournal, or other insdtutions to which it is affiliated. They ue solely the views of the authors.
Babtiar Effr"dry
Islam and the State in Indonesia: Munawir Sjadzali and the Development of aNew Theological Underpinning of Political Islaml Abstraksi: Hubungan Islam dan negara merupahan salah satu persoalan yang rumit di Indonesia. Sejak aual kernerdekaan, perdebatan mmgmai Islam dan negara telab banyah meanarnai perjalanan sejarah bangsa ini. Sebagian Muslim Indonesia berbeinginan huat untuk mmjadikan Islam sebagai agama dan ideologi negara. Keinginan ini berulangkali diupayakAn, nttnTun selalu menernui kegagalan. Baih halangan non-Muslim rndupun sebagian Muslim lainnya tidab menginginban klam dijadihan sebagai agarna resmi negara maupun i.deologi yang mmdasari sistem negara. Sejarab rnembuktihan bahua pihak yang hedua selalu berbasil mmanghal heinginan pibak pertama. Meskipun dcrnikian, buhan berarti perjuangan kalangan Muslim yang rnenginginkan Islam sebagai ideologi negara telab berhenti dengan hegagalan tersebut. {Jpaya ke arah itu tetap terus dijalankan oleh para tohoh-tohob yang sejah aual rnmginginkan formalisasi klam dalam sistem negara. Pada autal Orde Baru, beberapa pibak rnernperjuangkan untuk dipulibkannya partai-partai Islam yang dibubarkan pada masa pemerintahan presiden pertama Indonesia Suh,arno. Mereka juga
menginginkan diberlahuhannya Piagam Jaharta yang jelas-jelas menjamin eksistmsi klam dalam negara. Situasi sEerti ini otomatis menciptahan citra tertentu tentang Islam di maa pemerinub y ang tid.ak sependap at dengan kecmderungan mereha. Baih Soeharno (Orde Lama) maupun presi.den kedua, Soebarto (Orde Baru), sedihit banyah mmganggap Islam, kbususnya Islam politik, sebagai hekuaan yang dapat mmgancam keberlangsunga.n negara Indonaia. yang pluralistik. Maha ketika Soebarto rnemegang hekuasaan, ia me lancarkan
hebijakan yang membatasi gerak Islam politik. Ia mernberlahuhan idcologi negara Pancasila sebagai satu-satunya
asas bagi
kebidupan
politik
dan bemegara. Ia juga tidak mmgabulkan keinginan sebagian Muslim
97
Studiz hhmika, VoL 2, No. 2,
195
98
BahtizrEfendy
untuk merebabilitasi partai-partai Islam lama. Dengan demikian, ahtiCIitas politik yang rnengd.tasnamakan Islam semakin sempit ruang gerahnya dalam percaturan politik nasional. Keinginan menjadikan Islam sebagai ideologi dan sistem negara banyak di.dasarkan pada anggapan babua klam tidak sekedar agan'ra. Khusus dalam hubungannya dengan politik, slogan yang di.dengungkan adalab inna al-IslAm al-dtn wa al-dawlah, sesunggultnya Islam adalah a.ganr7a dan negara. Maka kalangan yang mqtahini pandangan ini cenderung berpendapat bahua Islam merniliki preferensi sistem politih bersifut defi.nir if. lika pada masa Orde Lama antagonisme tentang hubungan antara Islam dan negara begitu kuat, di masa Orde Baru muncul pemikiran lain yang mmcoba mmcari penyelesaian atas masalah tersebut. Para tokoh gerahan pemikiran ini urnurnnya lealangan muda akti,uis Himpunan Mabasisua Islam (HMI). Salah satufi.gur utanTa dari kelornpoh ini adalah Nurcholish Madjid,yangpernab menjadi ketua HMI selama duaperiode. Madjid memunculkan pemikiran teologis yang dampaknya sangat y ang
huat bagi gerahan serupa yang datang kemudian. Ia berangkat dari pemahaman radihal tentang doktrin tawhid yang menjadi dasar bangunan Islam. Inti pemikirannya berkisar pada upaya desakralisasi terhadap segala sesuatu yang berstfut profan. Partai politik, misalnya, yang jelas berada pada wilayah profan, rnmjadi salah satu bi.dangyang terkena prograrn desakralisasi. Madjid berusaba mengorehsi kecenderungan kalangan Muslim yang pada masa sebelumnya cenderung rnelihat persoalan politik, kbususnya partai Islam, sebagai masalah keagamaan.
Munazair Sjadzali, yang pernah mmjadi Menteri Agama selama dua (1 98 3- 1 993), tennasuk tokoh penting yang rnsnggulirkan program pembaharuan pemikiran dalam klam. Munauir dapat dikatahan sebagai pendatang baru bila dibandinghan dengan tokoh-tokoh rnuda seperti Nurcbolisb Madjid dan kauan-kauannya. Namun demikian, ia dapat disebut sebagai pemihir y ang mmy urnbanghdn rurnusan "j alan tmgab " mmgmai bubungan Islam-negara. Munauir rnmolak halangan yang memandang Islam memiliki prefermsi sistem politik. Narnun, ia juga menolak anggapan baban Islam tidak memiliki kaitan sama sekali dmgan persoalan kmegaraan. Mmurutnya, Islam tetap menyediakan periode
prinsip-prinsip umum yang dapat dipakai sebagai aspirasi dalam pmyelmggaraan kekuasaan. Keterkaiun klam dakrn nega.rtt. terjadi pada leuel substansi ajaran yang berfungsi sebagai prinsip-prinsip u.ftiun7.
Studia khmiha, VoL 2, No. 2,
195
khmand
tbe Sttte in
Indomin
|l=rif ,-l,il,
,l+-4snl, 3,i AgJlg ;{.Ur,,,$l
;JLrrt11
rr.J!;*!...|1
i}Sill =r-:g'g
j|f-:lu,$l
Nbt.& rst
Jlr4l c..rtj .;$Il JtL:l! cr-t*.+]u! aJJJIJ ly-)l ;s a;)lJl 4.; .J)u:-)l #t,l r! ur-+:.t)t **:-lt 3_;ti ul""+-,1tyi 7:-_)t ti,6 Jf .a--iuJl
il;J
t--1.:r.,,-i1
Q, fX-)l
J* qy*1.Vag;i *J-
u,>-,:l1l
-tns o--r\1 i4rl-11 vhn.3)4. .J-t_*;t-)l ot{ 'a^-bl) |t-e ,*- LSiJl UJtl* dl-:"c.Fl 6:t{ ,rr lJ;\{ l^{ .ilJJt
tuj
(Ji
*; "-rKlt "rr 3)\-)l Je +, i:y' u* Jl 1t-1!t iJI c.,>6 JtJt,_l ., eJl; r;rlry ,r)ls 1,,1;r;Jt -rlt; tt6_r d)l).,{ 1*v .fr^e) il{tiJl a*JtJl IJJJI rrLJ .:q; ;;3 r.r-!*Jl ly-)l )f 'a*aE/t cp)L)l .rf 1+"141 t+f ..rUt-i:ll1 ,-:.,L;tJt, fi Als oL-rlt ir-r--.:lt Ljr*-#J-u)l .^JlJ "jr, -p.;t.4'..!J1 o.,y-)t 6)t AA x-;e s^ u-Q Jsl,lts- ULJI tt6-r Studia
khmikz" Vol.2,No. 2,
1995
100
lF
Babtiar Efardy
cs"rjt
ri-rl
t-{+t-i-,
j
il-ld +}t*J 6-Jt &rr.It) yr."r-3ut J4t)t} .*jtt q-i.Jt ;+l qt"
oV uraLt 6jt: c;tf til_1 .tp ,J-lt G arG dtf ItLrJ! -r.g.9 d 4,r- ,f o)t. ri al*.It .j^ p.;pt .+;J,t-lt pl eui rt+! 13i:Jt tir aJJ- JL*-, fu:-r-e1t Uo.rry .-r,_"r4t ;,-1 .HMI ur*-:,;.r.;)l d4.l*11 alhJl i-r..r-./!- .}-=* ,y J'h*; r^tl: n trE ,tl 6lr.d4&i) ;d t{:-Ur -# ,a .rl.f LSiJr ,# .-dW Jt & F,--riJt
Ct"E.Jl
r{'c
o,Jl ;e).; JIeLJi
aJJJIJ
ly-)!
,a1 a-i)Ul
,fidl_l a,"iJl J,ltJl ,,,ji .{r^:lty ,htlt j frt!..f ;*t-lr .nl !l ,.---r;rJll g---rJ! ,;-,.t, -JJ ! .:f .5'f, g-tl.(\ 11f-\ 1Af) 4+-Jl fL