April 2012 – Ferra Zukhrufia [PDF]

Apr 3, 2012 - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA. a Log C b C ... Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich didasarkan atas terb

4 downloads 7 Views 420KB Size

Recommend Stories


23-27 April 2012
I tried to make sense of the Four Books, until love arrived, and it all became a single syllable. Yunus

27 April 2012 Tempat
Stop acting so small. You are the universe in ecstatic motion. Rumi

April 2011 – March 2012
The only limits you see are the ones you impose on yourself. Dr. Wayne Dyer

N°19 - April 2012
Learning never exhausts the mind. Leonardo da Vinci

urban outfitters april 2012
Just as there is no loss of basic energy in the universe, so no thought or action is without its effects,

Welding Journal - April 2012
I cannot do all the good that the world needs, but the world needs all the good that I can do. Jana

April 2012 article
If your life's work can be accomplished in your lifetime, you're not thinking big enough. Wes Jacks

January - April 2012
Every block of stone has a statue inside it and it is the task of the sculptor to discover it. Mich

Volume 8, April 2012
Be like the sun for grace and mercy. Be like the night to cover others' faults. Be like running water

Pulitzer Bogart Study April 2012
Come let us be friends for once. Let us make life easy on us. Let us be loved ones and lovers. The earth

Idea Transcript


Beranda



Instagram



Freelance

Ferra Zukhrufia Scientist

MO NTH : AP RIL 201 2

Search …

CHEM IST RY (CHEM ICAL REACT ION)

laporan kimia fisika isoterm adsorpsi karbon aktif

Recent Posts JUAL SOUVENIR PERNIKAHAN MURAH MERIAH di JOGJA & TEMANGGUNG

Posted on April 3, 2012

Ulasan tentang film dan game Friday



the 13th

Rate This

Tips mahasiswa mendapatkan uang

1. A. TUJUAN

saku tambahan

Menentukan isoterm adsorpsi menurut Freundlich bagi proses adsorpsi asam asetat pada arang.

JASA KETIK ONLINE, PEMBUATAN SKRIPSI DAN TESIS, OLAH DATA DAN MENERJEMAHKAN JURNAL AREA SEMARANG, TEMANGGUNG,



MAGELANG, JEPARA CEPAT JADI Kuliner di Temanggung

1. B. LATAR BELAKANG TEORI Adsorbsi secara umum adalah proses penggumpalan subtansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan kimia fisika antara subtansi dengan penyerapannya. Adsorbsi

Archives

dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu ; August 2017

1. Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan merupakan suatu proses bolak – balik apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dan adsorben lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut

April 2017 September 2016

dengan pelarutnya maka zat yang terlarut akan diadsorbsi pada

June 2016

permukaan adsorben.

March 2013

2. Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang teradsorbsi.

February 2013 June 2012 April 2012

Kekuatan interaksi adsorbat dengan adsorben dipengaruhi oleh sifat dari adsorbat maupun adsorbennya. Gejala yang umum dipakai untuk meramalkan

March 2012

komponen mana yang diadsorpsi lebih kuat adalah kepolaran adsorben dengan

January 2012

adsorbatnya. Apabila adsorbennya bersifat polar, maka komponen yang bersifat

December 2011

polar akan terikat lebih kuat dibandingkan dengan komponen yang kurang polar. Kekuatan interaksi juga dipengaruhi oleh sifat keras-lemahnya dari adsorbat maupun adsorben. Sifat keras untuk kation dihubungkan dengan istilah polarizing power cation, yaitu kemampuan suatu kation untuk mempolarisasi anion dalam suatu ikatan. Kation yang mempunyai polarizing power cation besar cenderung

Categories

bersifat keras. Sifat polarizing power cation yang besar dimiliki oleh ion-ion logam dengan ukuran (jari-jari) kecil dan muatan yang besar. Sebaliknya sifat polarizing

Chemistry (chemical reaction)

power cation yang rendah dimiliki oleh ion-ion logam dengan ukuran besar

Culinary and Travelling

namun muatannya kecil, sehingga diklasifikasikan ion lemah.

Information JUALAN

Sedangkan pengertian keras untuk anion dihubungkan dengan istilah polarisabilitas anion yaitu, kemampuan suatu anion untuk mengalami polarisasi

PLYWOOD APPLICATION

akibat medan listrik dari kation. Anion bersifat keras adalah anion berukuran kecil,

Poem , Quotes, & Cerita Pendek

muatan besar dan elektronegativitas tinggi, sebaliknya anion lemah dimiliki oleh anion dengan ukuran besar, muatan kecil dan elektronegatifitas yang rendah. Ion logam keras berikatan kuat dengan anion keras dan ion logam lemah berikatan kuat dengan anion lemah (Atkins at al. ,1990).

fav

Jumlah zat yang diadsorpsi pada permukaan adsorben merupakan proses berkesetimbangan, sebab laju peristiwa adsorpsi disertai dengan terjadinya desorpsi. Pada awal reaksi, peristiwa adsorpsi lebih dominan dibandingkan

Posts | Pages | Comments All | Today | This Week | This Month

dengan peristiwa desorpsi, sehingga adsorpsi berlangsung cepat. Pada waktu tertentu peristiwa adsorpsi cenderung berlangsung lambat, dan sebaliknya laju

kebahagiaan akan lebih sederhana

desorpsi cendrung meningkat. Waktu ketika laju adsorpsi adalah sama dengan

5/5 (1 vote)

laju desorpsi sering disebut sebagai keadaan berkesetimbangan. Pada keadaan kesetimbangan tidak teramati perubahan secara makroskopis. Waktu tercapainya keadaan setimbang pada proses adsorpsi adalah berbeda-beda, Hal ini dipengaruhi oleh jenis interaksi yang terjadi antara adsorben dengan adsorbat. Secara umum waktu tercapainya kesetimbangan adsorpsi melalui mekanisme fisika (fisisorpsi) lebih cepat dibandingkan dengan melalui mekanisme kimia atau kemisorpsi (Castellans 1982).

Meta Register Log in

Suatu permukaan padatan yang bersentuhan dengan larutan akan menyebabkan

Entries RSS

molekul-molekul terlarut terserap/ adsorp pada permukaan padatan. Adsorbsi

Comments RSS

molekul digambarkan sebagai berikut :

WordPress.com

A + B —> A.B Dimana :

follow please

A = adsorbat

Masukkan alamat surat elektronik Anda

B = adsorbent

untuk mengikuti blog ini dan menerima pemberitahuan tentang tulisan baru

A.B = jumlah bahan yang terjerap

melalui surat elektronik.

Energi yang dihasilkan seperti ikatan hidrogen dan gaya Van Der Waals

Join 1,424 other followers

menyebabkan bahan yang teradsorp berkumpul pada permukaan penserap. Bila reaksi dibalik, molekul yang terjerap akan terus berkumpul pada permukaan

Enter your email address

karbon aktif sehingga jumlah zat diruas kanan reaksi sama dengan jumlah zat pada ruas kiri. Apabila kesetimbangan telah tercapai, maka proses adsorpsi telah

IKUTI

selesai. (Arifin, 2008) Isoterm adsorpsi adalah hubungan yang menunjukan distribusi adsorbent antara fasa teradsorpsi pada permukaan adsorben dengn fasa ruah saat kesetimbangan pada suhu tertentu. Dibawah ini adalah beberapa contoh isoterm yang biasa digunakan dalam adsorpsi :

my twit RT @BeasiswaIndo:



scholarshipstips.com/299 Beasiswa S2 Bisnis di

log x/m x/m

University of Leeds, INGGRISfollow 1 week ago



one person followed me // automatically checked by



fllwrs.comfollow 1 week ago bener bgt ini artikel >> Saat SD, Kamu Pasti Pengen Nangis



Kalau Lupa Bawa 5 Barang Ini today.line.me/ID/article/3ZV…



#LINETODAYfollow 2 weeks ago

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

RT @BeasiswaIndo: scholarshipstips.com/379

a Log C b C

Beasiswa FULL + Biaya Hidup di KAIST, KOREA

Gambar 1. (a) kurva Freundlich; (b) kurva Langmuir

SELATANfollow 2 weeks ago RT @detikcom: Hore! Pasar



Beringharjo Yogyakarta akan

Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich didasarkan atas terbentuknya lapisan

Buka Sampai Malam detik.id/6HphQ4

monolayer dari molekul-molekul adsorbat pada permukaan adsorben. Namun

https://t.co/tW4ZtmoPk4follow

pada adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben bersifat

3 weeks ago

heterogen. Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich dapat dituliskan sebagai berikut.

Follow @ferra_zukhrufia

Log (x/m) = log k + 1/n log c…………………………………………………………………. ..(1), sedangkan kurva isoterm adsorpsinya disajikan pada Gambar 1.(a) Isoterm adsorpsi Langmuir didasarkan atas beberapa asumsi, yaitu (a) adsorpsi hanya terjadi pada lapisan tunggal (monolayer), (b) panas adsorpsi tidak tergantung pada penutupan permukaan, dan (c) semua situs dan permukaannya bersifat homogen (Oscik J ,1994). Persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dapat diturunkan secara teoritis dengan menganggap terjadinya kesetimbangan antara molekul-molekul zat yang diadsorpsi pada permukaan adsorben dengan molekul molekul zat yang tidak teradsorpsi. Persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dapat dituliskan sebagai berikut (Day, R. A. dan Underwood, A. L., 2002):. C merupakan konsentrasi adsorbat dalam larutan, x/m adalah konsentrasi adsorbat yang terjerap per gram adsorben, k adalah konstanta yang berhubungan dengan afinitas adsorpsi dan (x/m)mak adalah kapasitas adsorpsi maksimum dari adsorben. Kurva isoterm adsorpsi Langmuir dapat disajikan seperti pada Gambar 1 (b). Karbon aktif merupakan senyawa karbon amorph dan berpori yang mengandung 85-95% karbon yang dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon (batubara, kulit kelapa, dan sebagainya) atau dari karbon yang diperlakukan dengan cara khusus baik aktivasi kimia maupun fisika untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Karbon aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawasenyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Daya serap karbon aktif sangat besar, yaitu 25- 1000% terhadap berat karbon aktif. Karena hal tersebut maka karbon aktif banyak digunakan oleh kalangan industri. Hampir 60% produksi karbon aktif di dunia ini dimanfaatkan oleh industri-industri gula dan pembersihan minyak dan lemak, kimia dan farmasi. ( M.T. Sembiring, dkk, 2003) Dalam satu gram karbon aktif, pada umumnya memiliki luas permukaan seluas 500-1500 m2, sehingga sangat efektif dalam menangkap partikel-partikel yang sangat halus berukuran 0.01-0.0000001 mm. Karbon aktif bersifat sangat aktif dan akan menyerap apa saja yang kontak dengan karbon tersebut. Dalam waktu 60 jam biasanya karbon aktif tersebut manjadi jenuh dan tidak aktif lagi. Oleh karena itu biasanya karbon aktif di kemas dalam kemasan yang kedap udara. Sampai tahap tertentu beberapa jenis karbon aktif dapat di reaktivasi kembali, meskipun demikian tidak jarang yang disarankan untuk sekali pakai. Reaktifasi karbon aktif sangat tergantung dari metode aktivasi sebelumnya, oleh karena itu perlu diperhatikan keterangan pada kemasan produk tersebut. (Perpamsi, 2002). 1. C. ALAT DAN BAHAN Alat : 1. Cawan porselin 1 buah 2. Labu takar bertutup 250 ml 12 buah 3. Labu Erlenmeyer 150 ml 6 buah 4. Gelas ukur 5 ml 1 buah 5. Gelas ukur 10 ml 1 buah 6. Gelas ukur 25 ml 1 buah 7. Corong kaca 6 buah 8. Buret 50 ml 1 buah 9. Stativ dan penyangga 1 buah 10. Pembakar spiritus 1 buah 11. Kasa 1 buah 12. Neraca analitik 1 buah 13. Spatula 1 buah 14. Thermometer 1 buah 15. Kertas saring 6 buah 16. Botol 6 buah 17. Beaker glass 1 buah Bahan : 1. Larutan asam asetat 0,5 N; 0,25 N; 0,125N; 0,0625N; 0,0313N; 0,0156N 2. Adsorben Arang 3. Larutan NaOH 0,25 N 4. Indicator phenolphthalein (PP) 1. D. CARA KERJA Titrasi juga dilakukan pada sisa asam 1. E. DATA PENGAMATAN Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh data yang disajikan pada table 1 dan 2. Suhu kamar : 27 0 C Table 1. Data Pengamatan Konsentrasi

Awal

Akhir

CH 3COOH CH 3COOH

NaOH 0,25 N

CH 3COOH

NaOH 0,25 N

0,5 N

10 ml

18,5

18,4

10 ml

17,2

15,3

0,25 N

10 ml

11,5

12,6

10 ml

8,4

7,1

0,125 N

25 ml

11,3

10,8

25 ml

10

10,1

0,0625 N

50 ml

10,5

10,2

50 ml

10,1

9,1

0,0313 N

50 ml

6,6

6,5

50 ml

5,5

5,2

0,0156 N

50 ml

3,6

3,9

50 ml

2

2,2

x (gram)

x/m

log x/m

log C

Tabel 2. Data Hasil Perhitungan M CH 3COOH No

Yang Awal

Akhir

teradsorpsi (C)

1.

0,46125

0,40625

0,055

0,33027

0,33027

-0,48112

-1,25963

2.

0,30125

0,19375

0,1075

0,6455

0,6455

-1,19010

-0,96859

3.

0,1105

0,1005

0,01

0,06005

0,06005

-1,2214

-2

4.

0,05175

0,048

0,00375

0,02252

0,02252

-1,64743

-2,42596

5.

0,03275

0,02675

0,03475

0,20867

0,20867

-0,68054

-1,4590

6.

0,01875

0,0105

0,00825

0,04954

0,04954

-1,3050

-2,0835

m= massa adsorbent mula-mula=1 gram 1. F. HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan yang dilakukan pada bab isotherm adsorpsi arang aktif adalah dengan menggunakan larutan organic yaitu asam asetat dengan variasi 6 konsentrasi. Adsorben yang digunakan adalah arang yang telah diaktifkan sebelumnya. Pada percobaan ini adsorban yang digunakan adalah arang,dimana sebelum digunakan harus diaktifkan dulu dengan cara dipanaskan. Hal ini agar pori-pori arang semakin besar sehingga dapat memepermudah penyerapan. Karena semakin luas permukaan adsorben maka daya penyerapannya pun semakin tinggi. Pengaktifan arang dapat dilakukan dengan beberapa cara. Ann Limley, Et.al, 1995, menyatakan bahwa dengan proses oksidasi, karbon aktif yang dihasilkan terdiri dari dua jenis, yaitu : 1. L-karbon (L-AC) yaitu karbon aktif yang dibuat dengan oksidasi pada suhu 300oC – 400oC (570o-750oF) dengan menggunakan udara atau oksidasi kimia. L-AC sangat cocok dalam mengadsorbsi ion terlarut dari logam berat basa seperti Pb2+, Cu2+, Cd2+, Hg2+. Karakter permukaannya yang bersifat asam akan berinteraksi dengan logam basa. Regenerasi dari L-AC dapat dilakukan menggunakan asam atau garam seperti NaCl hampir sama pada perlakuan pertukaran ion. 2. H-karbon (H-AC) yaitu karbon aktif yang dihasilkan dari proses pemasakan pada suhu 800o-1000oC (1470o-1830oF) kemudian didinginkan pada atmosphere inersial. H-AC memiliki permukaan yang bersifat basa sehingga tidak efektif dalam mengadsorbsi logam berat alkali pada suatu larutan air tetapi sangat lebih effisien dalam mengadsorbsi kimia organik, partikulat hidrofobik, dan senyawa kimia yang mempunyai kelarutan yang rendah dalam air. Akan tetapi H-AC dapat dimodifikasi dengan menaikan angka asiditas. Permukaan yang netral akan mengakibatkan tidak efektifnya dalam mereduksi dan mengadsorbsi kimia organik sehingga efektif mengadsorbsi ion logam berat dengan kompleks khelat zat organik alami maupun sintetik dengan menetralkannya. Pada percobaan ini pengaktifan arang dilakukan dengan cara pemanasan menggunakan suhu yang tinggi, hal ini dilakukan karena percobaan ini mengadsorbsi larutan organic (asam asetat) sehingga pengaktifan dilakukan dengan suhu tinggi dan tidak sampai membara. Perlakuan ini dimaksudkan supaya arang tidak menjadi abu. Arang yang telah aktif digunakan untuk mengadsorpsi asam asetat dengan variasi konsentrasi yaitu, 0,5 N; 0,25 N; 0,125 N; 0,0625 N; 0,0313 N; 0,0156 N diperoleh dari hasil titrasi dengan NaOH 0,25 N, asam asetat yang dititrasi berasal dari sisa asam yang digunakan pada percobaan. Masa arang aktif yang digunakan dalam setiap konsentrasi adalah 1 gram. Volume asam asetat yang digunakan dalam adsorpsi adalah 100 ml. langkah pertama, memasukkan 1 gram arang aktif kedalam Erlenmeyer dan menambahkan asam asetat dengan konsentrasi yang ada sebanyak 100 ml kemudian tutup Erlenmeyer dan diamkan selama 30 menit dengan perlakuan pengocokan setiap 10 menit dengan rentang 1 menit dan temperature tetap dijaga konstan. Langkah ini dilakukan untuk menjaga kestabilan adsorben dalam mengadsorpsi adsorbat. Setelah 30 menit, larutan disaring dengan kertas saring. Terakhir, titrasi asam asetat hasil adsorpsi dengan indicator PP dan larutan NaOH 0,25 N sebagai titran. Dalam percobaan ini diambil 10 ml dari dua konsentrasi asam asetat tertinggi, selanjutnya 25 ml dan tiga konsentrasi terendah diambil 50 ml. Pada percobaan ini akan ditentukan harga tetapan-tetapan adsorbsi isoterm Freundlich bagi proses adsorpsi CH3COOH terhadap arang. Variabel yang terukur pada percobaan adalah volume larutan NaOH 0,25 N yang digunakan untuk menitrasi CH3COOH. Setelah konsentrasi awal dan akhir diketahui, konsentrasi CH3COOH yang teradsorbsi dapat diketahui dengan cara pengurangan konsentrasi awal dengan konsentrasi akhir. Selanjutnya dapat dicari berat CH3COOH yang teradsorbsi. Dari data pengamatan dan hasil perhitungan, konsentrasi asam asetat sebelum adsorpsi lebih tinggi daripada setelah adsorpsi. Hal ini karena asam asetat telah diadsorpsi oleh arang aktif. Dari data juga dibuat suatu grafik dimana x/m diplotkan sebagai ordinat dan C sebagai absis. Grafik hubungan antara x/m dengan c maupun hubungan antara log x/m dengan log C dari percobaan dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini, Grafik 1. Grafik Isotherm Adsorpsi Freundlich Grafik 2. Grafik Isoterm Adsorpsi Langmuir Grafik merupakan Grafik Isoterm Adsorpsi Freundlich. Dari persamaan grafik tersebut jika dianalogikan dengan persamaan Freundlich maka akan didapat nilai k dan n. Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich dapat dituliskan sebagai berikut. Log (x/m) = log k + 1/n log c sedangkan persamaan grafik Isotherm Adsorpsi Freundlich adalah y = 1x + 0,7785, sehingga didapat nilai Log k = 0,7785 dan 1/n = 1. Maka nilai k adalah 6,0048 dan nilai n adalah 1. Adsorpsi karbon membuat konsentrasi asam asetat mengalami penurunan. Pada data diatas penyerapan tiap percobaan terjadi ketidaksamaan antara data 1 sampai 6 dapat dilihat dari X gram ( jumlah zat yang teradsorpsi) kurang stabil. Hal ini terjadi karena dalam adsorpsi terdapat beberapa factor yang dapat mempengaruhi hasil adsorpsi. Menurut M.T. Sembiring dkk, 2003 bahwa karbon aktif yang baik mempunyai persyaratan seperti yang tercantum pada SII No.0258 -79. Sifat karbon aktif yang paling penting adalah daya serap. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya serap adsorpsi, yaitu : 1. Sifat Serapan Banyak senyawa yang dapat diadsorpsi oleh karbon aktif, tetapi kemampuannya untuk mengadsorpsi berbeda untuk masing- masing senyawa. Adsorpsi akan bertambah besar sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul serapan dari sturktur yang sama, seperti dalam deret homolog. Adsorbsi juga dipengaruhi oleh gugus fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan rangkap, struktur rantai dari senyawa serapan. 1. Temperatur/ suhu. Dalam pemakaian karbon aktif dianjurkan untuk menyelidiki suhu pada saat berlangsungnya proses. Karena tidak ada peraturan umum yang bisa diberikan mengenai suhu yang digunakan dalam adsorpsi. Faktor yang mempengaruhi suhu proses adsoprsi adalah viskositas dan stabilitas thermal senyawa serapan. Jika pemanasan tidak mempengaruhi sifat-sifat senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna mau dekomposisi, maka perlakuan dilakukan pada titik didihnya. Untuk senyawa volatil, adsorpsi dilakukan pada suhu kamar atau bila memungkinkan pada suhu yang lebih kecil. 1. pH (Derajat Keasaman). Untuk asam-asam organik, adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu dengan penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan asam mineral untuk mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaliknya bila pH asam organik dinaikkan yaitu dengan menambahkan alkali, adsorpsi akan berkurang sebagai akibat terbentuknya garam. 1. Waktu Singgung Bila karbon aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk mencapai kesetimbangan. Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan jumlah arang yang digunakan. Selisih ditentukan oleh dosis karbon aktif, pengadukan juga mempengaruhi waktu singgung. Pengadukan dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada partikel karbon aktif untuk bersinggungan dengan senyawa serapan. Untuk larutan yang mempunyai viskositas tinggi, dibutuhkan waktu singgung yang lebih lama. Kesalahan –kesalahan yang terjadi pada percobaan ini juga dapat mempengaruhi data percobaan. Kesalahan yang terjadi seperti: kesalahan dalam pembacaan skala pada buret titrasi, kesalahan dalam pengocokan campuran larutan dan adsorben, kesalahan yang dilakukan oleh praktikan. 1. G. SIMPULAN DAN SARAN 1. 1. Simpulan Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Isoterm adsorbsi karbon aktif merupakan hubungan antara banyaknya zat yang teradsorpsi( acetic acid) persatuan luas atau persatuan berat adsorben, dengan konsentrasi zat terlarut pada temperature tertentu. 2. Isoterm yang terjadi pada percobaan ini adalah isoterm adsorpsi Freundlich, dimana adsorben mengadsorpsi larutan organic yang sangat bagus dengan situs-situs hoterogen seperti situs Freundlich. 3. Semakin tinggi konsentrasi maka semakin tinggi daya adsorpsinya dan semakin banyak pula zat yang teradsorpsi demikin juga sebaliknya. 4. Semakin luas permukaan adsorben, maka semakin tinggi daya adsorpsinya pada zat terlarut. 5. Dari perhitungan di peroleh harga n = 1 dan k = 6,0048. 6. 2. Saran Dari hasil percobaan masih banyak terjadi kesalahan, oleh karena itu kami menyarankan bahwa: 1. Penggunaan alat yang terbatas membuat percobaan kurang efisien 2. Human eror yang terjadi pada praktikan karena kurang memahami alur kerja dari percobaan ini. 3. Dalam percobaan adsorpsi ini praktikan seharusnya bisa memperoleh data dengan benar dan teliti dalam melakukan titrasi. 1. H. DAFTAR PUSTAKA. Castellan. 1983. Physical Chemistry. Edisi ketiga. Addison-Wesley Publishing Company Day, R.A, Underwood, A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga Dwi, Vallentinus. 2009. Studi Adsorpsiion Cu (Ii) Dalam Larutan Tembaga Menggunakan Komposit Serbuk Cangkang Kupang Khitosanterikatsilang. Surabaya: Skripsi FMIPA ITS.

Fitryana, Rizka.2012. Isoterm Adsorpsi. http://berburudggema.blogspot.com/2012/01/percob aan-isoterm-adsorbsi.html diakses 29 Maret 2012

Sembiring, dkk. 2003. Isoterm Adsorpsi ion Cr3+ oleh abu sekam padi varietas IR 64. Skripsi. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Undiksha. Suardana, Nyoman. 2009. Optimalisasi Daya Adsorpsi Zeolit Terhadap Ion Kromium (III). Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains & Humaniora, 17-23 diakses tanggal 28 Maret 2012. Wahyuni, Sri. 2012. Diktat petunjuk Praktikum Kimia Fisik. Semarang: Jurusan Kimia FMIPA UNNES. 1. I. JAWABAN PERTANYAAN 1. 1. Apakah proses adsorpsi ini merupakan adsorpsi fisik atau kimia? Pada percobaan ini proses adsorpsi terjadi secara adsorpsi fisik yang memiliki ciri molekul yang terikat pada adsorben oleh gaya Van Der Walls, mempunyai entalpi reaksi dan bersifat tidak spesifik 1. 2. Apakah perbedan antara kedua jenis adsorpsi ini? Berikan beberapa contoh dari kedua jenis adsorpsi ini! 1. Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan merupakan suatu proses bolak – balik apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dan adsorben lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya maka zat yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan adsorben, tidak melibatkan energy aktivasi. 2. Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang teradsorbsi, terjadi pemutusan dan pembentukan ikatan kimia, panas adsorbsinya tinggi, melibatkan energy aktivasi. Ex: adsorpsi SDBS Adsorsi fisik : adsorpsi nitrogen pada besi secara fisik nitrogen cair pada -190 0 C akan teradsorpsi pada besi Adsorpsi kimia: pada suhu 500 0 C nitrogen teradsorpsi cepat pada permukaan besi. 1. 3. Bagaimana isoterm adsorpsi Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat padat? Apa pembatasannya? Isoterm Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat padat kurang baik atau memuaskan. Hal ini terjadi karaena pada adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben bersifat heterogen. Gas merupakan campuran yang homogen sehingga kurang cocok jika digunakan dalam isotherm Freundlich. Batasannya : adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben bersifat heterogen. 1. 4. Mengapa isoterm adsorpsi Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat padat kurang memuaskan dibandingkan dengan isoterm adsorpsi Langmuir? Bagaimana bentuk isoterm adsorpsi yang berakhir ini? Karena pada adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben bersifat heterogen, sedangkan adsorpsi pada Langmuir bersifat homogen. Ketika mengadsorpsi gas yang wujudnya campuran yang homogeny, maka adsorpsi Freundlich kurang cocok. Dari percobaan yang telah dilakukan, adsorpsi ini berbentuk adsorpsi Langmuir. 1. 5. Bagaimana bentuk kurva isoterm adsorpsi Lamgmuir (antara n dan C untuk larutan atau V/m dengan P untuk gas? 1. 6. Turunkan persamaan (1). C ! x/m = kCn Log (x/m) = log k + n log c 1. J. LAMPIRAN Diketahui [NaOH] = 0,25 N Asam asetat yang diadsorpsi = 100 mL 1. Konsentrasi awal CH3COOH 1. V1 x N1 = V2 x N2 18.45 x 0.25 = 10 x N2 N2 = 0.46125 N 1. V1 x N1 = V2 x N2 12.05 x 0.25 = 10 x N2 N2 = 0.30125 N 1. V1 x N1 = V2 x N2 11.5 x 0.25 = 25 x N2 N2 = 0.1105 N 1. V1 x N1 = V2 x N2 10.35 x 0.25 = 50 x N2 N2 = 0.05175 N 1. V1 x N1 = V2 x N2 6.55 x 0.25 = 50 x N2 N2 = 0.03275 N 1. V1 x N1 = V2 x N2 3.75 x 0.25 = 50 x N2 N2 = 0.01875 N 1. Konsentrasi akhir CH3COOH 1. V1 x N1 = V2 x N2 16.25 x 0.25 = 10 x N2 N2 = 0.40625 N 1. V1 x N1 = V2 x N2 7.75 x 0.25 = 10 x N2 N2 = 0.19375 N 1. V1 x N1 = V2 x N2 10.05 x 0.25 = 25 x N2 N2 = 0.1005 N 1. V1 x N1 = V2 x N2 9.6 x 0.25 = 50 x N2 N2 = 0.048 N 1. V1 x N1 = V2 x N2 5.35 x 0.25 = 50 x N2 N2 = 0.02675 N 1. V1 x N1 = V2 x N2 2.1 x 0.25 = 50 x N2 N2 = 0.0105 N 1. Jumlah zat yang teradsorbsi (x) 1. x1 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000 = (0,46125-0,40625) x 60,05 x 100 / 1000 = 0,330275 gram 1. x2 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000 = (0,30125-0,19375) x 60,05 x 100 / 1000 = 0,6455 gram 1. x3 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000 = (0,1105-0,1005) x 60,05 x 100 / 1000 = 0,06005 gram 1. x4 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000 = (0,05175-0,048) x 60,05 x 100 / 1000 = 0,02252 gram 1. x5 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000 = (0,03275-0,02675) x 60,05 x 100 / 1000 = 0.036303 gram 1. x6 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000 = (0,01875-0,0105) x 60,05 x 100 / 1000 =0,04954 gram

Report this ad

Report this ad





Create a free website or blog at WordPress.com.

Report this ad

Smile Life

When life gives you a hundred reasons to cry, show life that you have a thousand reasons to smile

Get in touch

© Copyright 2015 - 2024 PDFFOX.COM - All rights reserved.