CIVIL ENGINEERING [PDF]

Feb 29, 2012 - Nilai kuat tekan beton sebelum 28 hari juga dibuat oleh kontraktor skala besar untuk keperluan laporan ku

12 downloads 41 Views 3MB Size

Recommend Stories


[PDF] Dictionary of Civil Engineering
If you want to go quickly, go alone. If you want to go far, go together. African proverb

Civil Engineering
If you want to become full, let yourself be empty. Lao Tzu

Civil Engineering
Just as there is no loss of basic energy in the universe, so no thought or action is without its effects,

civil engineering
Life is not meant to be easy, my child; but take courage: it can be delightful. George Bernard Shaw

civil engineering
This being human is a guest house. Every morning is a new arrival. A joy, a depression, a meanness,

Civil Engineering
Don't watch the clock, do what it does. Keep Going. Sam Levenson

Civil Engineering
Every block of stone has a statue inside it and it is the task of the sculptor to discover it. Mich

Civil Engineering
If you feel beautiful, then you are. Even if you don't, you still are. Terri Guillemets

Civil Engineering
Raise your words, not voice. It is rain that grows flowers, not thunder. Rumi

Civil Engineering
Open your mouth only if what you are going to say is more beautiful than the silience. BUDDHA

Idea Transcript


More Next Blog»

Create Blog Sign In

Rabu, 29 Februari 2012

Pengikut

Beton akan mengalami pengerasan secara sempurna setelah 28 hari sehingga pada hari-hari sebelumnya akan mempunyai kuat tekan berbeda yang untuk mengetahuinya dapat menggunakan rumus tabel konversi beton umur 3 7 14 21 dan 28 hari. nilai ini biasanya diperlukan ketika hendak menetapkan waktu pembongkaran bekisting sehingga tidak perlu menunggu sampai 28 hari dan bekisting bisa digunakan untuk bagian pekerjaan beton yang lain. Nilai kuat tekan beton sebelum 28 hari juga dibuat oleh kontraktor skala besar untuk keperluan laporan kualitas beton kepada pemilik proyek bahwa beton yang digunakan dilapangan mempunyai kuat tekan minimal sama dengan perencanaan. Pengujian dapat dilakukan dengan membuat benda uji berbentuk silinder ukuran diameter 15 cm dengan tinggi 30 cm, bisa juga menggunakan benda uji beton berbentuk kubus ukuran 15 cm x 15 cm namun hasil pengujianya harus dikonversikan kedalam bentuk silinder dengan rumus: Fc = 0,83 Fck ( apa itu Fck? Fck adalah nilai kuat tekan beton ( mpa ) yang didapat dari hasil pengujian dengan benda uji berbentuk kubus 15 cm x 15 cm). berikut ini tabel konversi beton untuk masing-masing umur

0.70

14

0.88

21

0.96

Kuat

Pada kolom F hasil uji dikalikan dengan angka 0.83 untuk konversi kubus ke silinder. Pada kolom G diisi berdasarkan tabel konversi beton sesuai dengan umur hari pengujian. Kolom H Cube Strength 28 hari (Tb) dalam (Kg/cm2)= F26/G26/1 Kolom I Tegangan Rata-rata (Tb’) dalam Kg/cm2= $H$27/16 Kolom J (Tb-Tb’)2 dalam Kg/cm2= (H28-I28)^2 Deviasi = s = (($J$27)/(16-1))^0.5 = 23.87. Tegangan karakteristik Tbk’ dalam satuan Kg/cm2= I26-1.64*K26 = 271.73 kg/m2 > 250 kg/m2 O.K. Selamat menghitung kuat tekan beton

Jumat, 03 Februari 2012

Ini adalah ilmu yang paling mantap yang pernah saya peroleh di tempat kerja saya yang pertama. Dalam sebuah diskusi, sang direktur bertanya kepada semua engineer, sebuah pertanyaan dasar, "What's the different between column and wall?". Beberapa orang memberikan jawaban sesuai keyakinan dan kepercayaan masing-masing. Ada yang menjawab, "Column is intended to carry axial load, while lateral load dipikul ama wall". Ternyata jawabannya kurang tepat. Sebelum saya kasih tau jawabannya, ada kasus lain. Misalnya anda ketemu komponen struktur seperti gambar di bawah ini..

pertanyaanya adalah.. struktur yang vertikal itu... kolom atau dinding? Mungkin ada yang jawab dengan bermacam-macam istilah yang diberi bumbu, misalnya... kolom tipis, kolom langsing (ini tentu kurang tepat, walopun kita tau maksutnya), malah ada yang jawab itu adalah dinding pendek. Nah, sebagai teknisi alias engineer, kita tidak perlu nebak-nebak lagi itu kolom atau dinding. Kalau saya disuguhi pertanyaan seperti itu, maka saya akan jawab "tidak tahu". Saya harus tau dulu tulangannya seperti apa, baru saya bisa jawab itu kolom atau dinding. That's it! Perbedaan kolom dan dinding ada pada penulangannya. Mari kita tengok pelan-pelan. ... Beton kuat menahan gaya tekan. Jika beton ditekan hingga mencapai kuat tekannya, maka beton itu akan hancur. Tulangan baja mempunyai kuat tekan dan tarik yang jauh lebih besar daripada beton. Taruhlah beton mempunyai range kuat tekan rata-rata di antara 20 - 40 MPa (kira-kira 200-400 kg/cm2), sementara baja mencapai 240 MPa (2400 kg/cm2) untuk tulangan polos dan 400 MPa (4000 kg/cm2) untuk tulangan ulir. Tapi... luas penampang baja jauh lebih kecil sehingga kapasitas tekannya juga tidak akan sebesar kapasitas tekan beton. Secara kasar bisa dibilang gini, setiap penambahan 1% luas tulangan terhadap luas beton, kapasitas aksial tekannya bisa ditingkatkan hingga 10%. Misalnya, ada kolom beton pendek ukuran 20cmx20cm, luasnya 400 cm2, dan kapasitas tekannya katakanlah 80000 kg (80 ton), kemudian ditambahkan tulangan seluas 4 cm2 (1%), maka kapasitas tekannya bisa mencapai 88 ton.Tapi... ada kondisi khusus yang harus dipenuhi agar tulangan bisa memberikan kontribusi sebesar itu. Nah... coba kita simak simulasi berikut. Ada kolom beton tanpa tulangan, diberi beban hingga beton tersebut hancur.

Di sisi lain, ada 4 buah tulangan pendek, posisi berdiri, bagian bawah dijepit, kemudian diberi beban di atasnya. Apa yang terjadi?

Tulangan tersebut tertekuk, bengkok, dan jatuh. Padahal bebannya tidak terlalu besar. Sekarang... tulangan tersebut kita tanam ke kolom beton sebelumnya, tapi nggak pake sengkang. Trus, diberi beban lagi. Apa yang terjadi?

Tulangan tersebut akan berusaha untuk bengkok. Kalo menekuk ke arah dalam tentu susah karena isinya beton semua. Yang paling mungkin adalah menekuk ke arah luar, selimut beton lebih mudah didorong keluar. Bagaimana caranya agar tulangan tersebut tidak berhamburan menekuk ke luar? Tulangan tersebut harus dikekang, diikat oleh sesuatu. (sesuatu banget...) Apakah itu juragan? Itu adalah sengkang alias ties. Tulangan tersebut harus diikat pada setiap jarak tertentu biar dia tidak menekuk ketika diberi beban tekan yang besar. Malah kalau bisa... tulangan tersebut harus bisa menahan tekanan/tegangan hingga mencapai tegangan lelehnya! Semakin rapat jarak sengkang, semakin besar kapasitas tekan tulangan tersebut.

Diberi beban yang sangat besar pun tulangan tersebut akan tetap berada pada posisinya sampai kolom itu runtuh (collapse). ... Jadi, itulah sebenarnya fungsi utama dari sengkang kolom. Sebagai pengikat (ties) dan pengekang (confinement). Kalaupun ada gaya geser akibat beban lateral, perhitungannya sama kok dengan hitungan sengkang pada balok. ... Nah.. sekarang.. mari kita intip penulangan wall alias dinding. Dinding punya dua tulangan, tulangan vertikal dan horizontal. Tulangan vertikal sama fungsinya dengan tulangan vertikal pada kolom. Tapi... tulangan horizontal... itu yang menjadi masalah.

Tulangan horizontal pada dinding tidak bisa memberi efek kekangan pada tulangan vertikal. Waktu memikul beban aksial, tulangan vertikal akan cenderung mendorong/mendesak tulangan horizontal. Sementara kedua ujung tulangan horizontal nggak ada yang nahan. Akhirnya...gagallah dinding tersebut.

Ceritanya bakal beda kalau tulangan horizontalnya diubah modelnya menjadi sistem ties/sengkang seperti gambar di bawah.

Coba perhatikan, sengkang terluar akan memberikan efek kekangan pada keseluruhan tulangan vertikal. Sementara sengkang tambahan yang kecil-kecil itu, akan memberikan tahanan ke arah samping, jadi tulangan vertikal nggak bisa bergerak bebas (menekuk) ke arah samping. Jadi.... kata kunci dari pertanyaan di atas adalah... CONFINEMENT... alias kekangan pada tulangan vertikal. Itulah yang membedakan antara kolom dengan dinding. Kolom mempunyai kekangan pada semua tulangan vertikalnya, sementara dinding tidak. Itulah sebabnya kapasitas aksial tekan kolom lebih besar daripada kapasitas aksial dinding dengan ukuran dan penulangan vertikal yang sama. Oiya... satu lagi. Apa sebenarnya istilah yang tepat untuk kolom yang penampangnya tipis seperti gambar pertama di atas? Saya belum tau apakah di SNI atau ACI pernah nyebut... tapi di Australian Standard, mereka menyebutnya dengan istilah... Blade Wall, yaitu kolom tapi tidak mempunyai confinement alias perilakunya mirip dengan wall. :) Semoga bermanfaat.

Selasa, 13 Desember 2011

Lama nggak ngulas tentang freeware. Kali ini kami coba perkenalkan sebuah software gratis, ringan, dan bermanfaat bagi yang membutuhkan. :) Nama softwarenya adalah BEAMAX. Mungkin beberapa pembaca sudah pernah mendengar namanya. Software ini tidak tergolong sebagai software populer di lingkungan teknik sipil khususnya struktur karena memang fiturnya sangat yang sangat minim. Sesuai namanya, BEAMAX adalah software untuk analisis balok.

Adapun input untuk Beamax adalah: 1. Material properties: E, I, dan A. (Sebenarnya luas penampang A di sini tidak ngaruh ke analisis.. hehe)

2. Panjang total balok 3. Lokasi tumpuan sendi dan roll 4. Option apakah ujung kiri dan kanan terjepit (fixed) atau tidak

5. Beban Terpusat 6. Beban Merata (hanya beban merata, tidak ada beban trapesium maupun segitiga)

Sementara outputnya adalah: 1. Diagram Momen Lentur, momen lentur maksimum, dan momen lentur pada tumpuan 2. Diagram gaya geser, gaya geser maksimum, dan gaya geser pada titik tertentu, dan gaya geser pada tumpuan 3. Deformasi balok, besarnya lendutan maksimum, lendutan di titik tertentu, dan lendutan di ujung balok yang bebas (kantilever). Rotasi titik tidak diberikan Keunggulan dari BEAMAX adalah: 1. Sangat cepat dalam menghitung balok sederhana, satu atau lebih dari satu tumpuan. 2. Tidak perlu Run. Output secara "realtime" akan ditampilkan saat itu juga. Misalnya saat menambah beban titik, output langsung diupdate seketika. 3. Tampilan grafis cukup representatif untuk keperluan praktis 4. Sangat cepat dalam mengecek balok sederhana dengan pembebanan sederhana juga. 5. Untuk para praktisi bidang konstruksi, software ini sangat berguna untuk menyelesaikan masalah balok dengan praktis. 6. Untuk yang sedang memperdalam ilmu bidang struktur, software ini bisa dijadikan pembanding terhadap hitungan manual maupun hasil analisis software lain. 7. Sangat mudah dipelajari. Dalam waktu 5-10 menit, software ini sudah bisa dikuasai. Luar biasa bukan? :) Adapun kekurangannya adalah: 1. Tidak ada pengaturan Load Case dan Kombinasi Pembebanan 2. Hasil output tidak bisa dibaca di sepanjang bentang balok 3. Tidak ada library untuk material-material standar seperti baja, beton, dll 4. Momen inersia harus ditentukan dari luar, entah itu dari tabel atau hitung sendiri 5. Tidak ada support reaction. Tapi dari diagram momen dan geser sebenarnya bisa diketahui besarnya reaksi perletakannya Adapun catatan tambahan dari kami antara lain: 1. Kami tidak perlu menjelaskan bagaimana cara penggunaan software ini. Pokoknya sangaaat mudah, dengan syarat pengguna harus sudah mengerti konsep apa itu balok, tumpuan, dan pembebanan. hehe 2. Software ini sangat praktis sewaktu mengecek kasus-kasus tertentu, misalnya: Balok sederhana diberi beban yang berbeda-beda, atau balok banyak tumpuan dengan kasus beban hidup berpola (pattern live load) 3. Kami suka dengan tampilan grafis yang praktis, simpel, dan informatif, sehingga cocok dijadikan sebagai gambar ilustrasi atau pelengkap suatu laporan perhitungan struktur. 4. Menu File->Print tujuannya untuk mencetak tampilan grafis saja 5. BEAMAX menyediakan versi MS-Excel juga. Sedikit butuh waktu lebih lama untuk mempelajarinya (kira-kira 10-20 menit). Tampilan grafisnya biasa saja. Balok dibagi menjadi 50 segmen (elemen) sehingga informasi di tiap titik bisa diketahui 6. Kekurangan-kekurangan di atas tidak menjadi maslah buat kami, karena hal-hal tersebut masih bisa ditolerir ataupun masih bisa diakali 7. Ada BUG! Khusus untuk beban terpusat yang berada di ujung kantilever sebelah KIRI.

Dari gambar di atas, coba cek kesalahannya di mana? Betul!, diagram gaya geser dan momennya salah. Harusnya di tumpuan kiri momen tidak sama dengan nol. Harusnya ada momen akibat beban terpusat di sebelah kiri. Bug ini bisa diperbaiki dengan menggeser beban terpusat tersebut sedikiiiiit ke sebelah kanan, katakanlah sebesar 0.001.

Nah, gambar di atas adalah gambar yang benar. :) 8. Jika dibandingkan dengan Atlas, kami lebih merekomendasikan Beamax, selain karena tampilannya yang informatif, juga karena Beamax bisa menghitung lendutan Demikian. Semoga Bermanfaat.[]

Minggu, 04 Desember 2011

Jembatan Tenggarong atau yang juga dikenal dengan jembatan Mahakam II yang melintasi sungai mahakam runtuh pada sabtu sore 26 Nopember 2011. Jembatan Tenggarong merupakan jembatan terbesar yang berada di Kutai. Saat jembatan mahakam ambruk banyak orang sedang melintasi jembatan tersebut shingga pada saat jembatan runtuh banyak orang tercebur di sungai Mahakam. Belasan korban Jembatan Tenggarong runtuh saat ini dilarikan di rumah sakit Parikesit untuk mendapatkan perawatan intensif. Kabar terakhir menyebutkan sudah diteumkan korban tewas sebanyak tiga orang. Kebanyakan korban luka akibat tertimpa bangunan jembatan. Menurut para saksi, sebelum jembatan mahakam ambruk terdengar suara petir, kemudian di ikuti suara benda jatuh di dalam air.

Menurut Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum, penyebab Jembatan tenggarong runtuh tersebut belum di ketahui penyebabnya. Jembatan Tenggarong dibangun di Kutai sejak tahun 2000 silam dengan panjang jembatan 710 meter. Jembatan Mahakam tersebut merupakan jembatan penghubung antara kecamatan tenggarong Seberang dengan kota tenggarong. Dibawah ini ada video jembatan tenggarong runtuh Video dan Foto Jembatan Tenggarong Ambru

Rabu, 09 November 2011

o.k, selanjutnya kita akan mencoba menghitung suatu rencana anggaran biaya pekerjaan bangunan. Cara menghitung rencana anggaran biaya bangunan adalah sebagai berikut: misalkan sebuah pekerjaan plesteran 1 pc : 4 ps tanpa acian pada pasangan bata 2 muka dengan gambar kerja sebagai berikut:

langkah pertama adalah menghitung volume pekerjaan plesteran. v plesteran= 2 m x 3 m x ( 2 muka ) = 12 m2 berikutnya kita mencari tabel analisa BOW atau analisa harga satuan pekerjaan: Analisa untuk 1 m2 pekerjaan plesteran 1 pc : 4 ps adalah 0.2170 zak semen 0.02830 m3 pasir pasang 0.0125 mandor 0.0200 kepala tukang 0.2000 tukang batu 0.2500 pekerja selanjutnya kita mencari harga bahan dan upah untuk analisa pekerjaan diatas, contohnya sebagai berikut ( harga disini hanya perkiraan untuk lebih tepatnya bisa di survey di toko ): semen = Rp. 59.000 / zak pasir pasang = Rp. 150.000,00 / m3 mandor = Rp. 50.000,00 / hari kepala tukang = Rp. 45.000,00 / hari tukang batu = Rp. 40.000,00 / hari pekerja = Rp. 35.000,00 / hari langkah berikutnya adalah mengalikan antara analisa harga satuan dan harga bahan/ upah sebagai berikut semen =0.2170 x Rp. 59.000= Rp. 12.803,00 pasir pasang =0.02830 x Rp. 150.000,00= Rp. 4.245,00 mandor =0.0125 x Rp. 50.000,00= Rp 625,00 kepala tukang = 0.0200 x Rp. 45.000,00= Rp. 900,00 tukang batu = 0.2000 x Rp. 40.000,00= Rp. 8.000,00 pekerja =0.2500 x Rp. 35.000,00= Rp. 8.750,00 jadi jumlah harga total 1m2 plesteran adalah Rp.35.323,00 setelah diketahui harga per 1 m2 plesteran adalah Rp.35.323,00 maka langkah terakhir adalah mengalikanya dengan total volume plesteran yang sudah dihitung sebelumnya yaitu 12 m2 Jadi total harga plesteran adalah 12 x 35.323 = Rp.423.876,00 biasanya terus dibulatkan Rp.423.000,00 terbilang ( empat ratus dua puluh tiga ribu rupiah). begitulah kurang lebih caranya. dan untuk menghitung 1 rumah berarti kita menghitung satu persatu item pekerjaan seperti diatas, demikian kalau ada tambahan atau koreksi bisa di masukan di bawah ya…

Baca Juga: 1. Rekapitulasi rencana anggaran biaya 2. menghitung keuntungan borongan 3. Analisa harga dan bahan pekerjaan plafond 4. Cara menghitung volume besi beton bertulang 5. Cara menghitung koefisien analisa harga satuan bangunan



Senin, 07 November 2011

SNI 03-1729-2002 adalah standar perencanaan untuk struktur baja, judul lengkapnya adalah “Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja Untuk Gedung” terbitan Departemen Pekerjaan Umum dan Badan Standar Nasional. Standar ini dalam “kehidupan sehari-hari” biasa dinamakan SNI-Baja, atau lebih lengkap sedikit SNI-Baja-2002. Yaa.. soalnya beberapa perencana kadang masih menggunakan SNI-Baja versi lama, juragan sendiri lupa tahun berapa.Oiya, kalo searching di internet pake keyword “SNI perencanaan baja” hasilnya adalah sebagian besar menyediakan versi digital dari SNI-Baja ini, umumnya sih dalam bentuk pe-de-ef. Nah.. kali ini juragan agak-agak keluar jalur dikit lah. Juragan nggak mau “melayani mentah-mentah”. Juragan mau bagi-bagi sedikit karya sederhana juragan dalam mengaplikasikan SNI-Baja tersebut. Spreadsheet ini dibuat di MS Excel 2003, dan harusnya nggak ada masalah ketika dibuka di MS Excel versi 2007 atau yang lebih baru. Emang yang paling baru versi berapa ya? Duh, nggak sempat ngikutin perkembangan Mikroskop Opis. Anyway,.. isi dari spreadsheet ini adalah pengecekan atau perhitungan kapasitas momen lentur dan aksial tekan dari sebuah profil baja. Saat ini juragan baru membuat untuk profil WF dulu. Spreadsheet ini masih dalam tahap pengembangan, jadi mohon dimaklumi. Spreadsheet desain baja

Preview speradsheet desain baja

Sedikit pengantar teori tentang desain baja terhadap momen lentur, hal yang paling dihindari pada sebuah elemen lentur (baca: balok) dari baja adalah keruntuhan karena Tekuk Torsi Lateral. (wuih…) Juragan yakin istilah ini sudah familiar sejak di bangku kuliah kan? Tekuk Torsi Lateral (TTL) terjadi pada kondisi berikut: Momen utama dipikul oleh sumbu utama (sumbu kuat). Soalnya ada juga momen utama justru dipikul oleh sumbu lemah, seperti dalam kasus balok tidur. Jarang ditemui tapi tidak mustahil terjadi. Mudahmudahan udah kebayang. Jadi, TTL cenderung terjadi pada balok berdiri, sementara pada balok tidur tidak akan terjadi TTL. Jarak tumpuan cukup jauh, atau bentang bebasnya cukup panjang. Bentang bebas itu maksudnya bentang yang nggak ada sokongan di tengahnya. Kelangsingan penampang. Penampang langsing cenderung gampang terserang TTL dibandingkan penampang gemuk. Bagaimana sebenarnya wujud dan rupa TTL itu? Kalau istilah “defleksi balok”atau lendutan balok yang sering kita dengar pada umumnya mengacu kepada “translasi ke arah bawah (gravitasi)”, secara balok kan dominan menahan beban gravitasi. Kalo TTL yang terjadi bukan hanya translasi ke bawah, tapi juga disertai puntiran (twist) yaitu rotasi terhadap sumbu penampang, dan kadang ada sedikit translasi ke samping (lateral). Luar biasa berbahaya. Yaa.. biar jelas, juragan bikin sedikit ilustrasi seperti sketsa di bawah. rangka sederhana

rangka sederhana

Lumayan hancur juga ya gambarnya? Mohon maklum… :D Garis putus-putus berwarna merah itulah kondisi TTL yang juragan maksud. Wah, mungkin nggak jelas ya? Kalo dilihat dari sisi potongan penampang, kira-kira seperti ini bentuknya. tekuk_torsi_lateral_2

tekuk torsi lateral Mudah-mudahan sudah terbayang. Lantas…apa yang harus dilakukan? Salah satu solusinya adalah dengan memasang sokongan lateral, atau istilahnya kerennya “lateral support”. Lateral support bisa mencegah terjadinya TTL. Di dalam SNI-Baja (dan juga AISC), ada batasan yang mengindikasikan apakah terjadi TTL atau tidak, yaitu batasan terhadap . Sementara batasannya ada 2, yaitu

, dan

.

, maka balok tersebut termasuk bentang pendek dimana penampang akan

mencapai momen maksimum dalam kondisi leleh plastis sempurna (tanpa mengalami TTL). 2. Jika

, maka balok termasuk bentang menengah dimana penampang akan

mengalami leleh pada saat mencapai momen ultimate, tapi juga terjadi TTL. 3. Sementara itu, jika panjang

, maka balok termasuk bentang panjang, yaitu balok akan

mengalami TTL tanpa leleh terlebih dahulu. lateral_support

balok anak sebagai lateral support

Pada gambar di atas, balok anak bisa berfungsi sebagai lateral support, karena bisa mencegah terjadinya puntiran. Sehingga panjang dibandingkan lagi dengan

menjadi setengah dari panjang bentang keseluruhan. dan

Seputar Dunia Teknik Sipil Cara penulangan Dinding Atau Kolom? 2011 (17)

Mengenai Saya

Lihat profil lengkapku

Contoh data hasil pengujian dan cara perhitungan kuat tekan beton dengan benda uji kubus 15 cm x 15 cm kuat tekan rencana 250 kg/cm2 dihitung menggunakan software microsoft excel, untuk cara tes kuat tekan dapat melihat pada artikel yang khusus membahas tentang cara melakukan percobaan tes tekan beton

1. Jika

t Februari (2)

saya akan memberikan informasi tentang dunia teknik sipil dengan lengkap..

28 1.00 Rumus kuat tekan beton Fc =Fcr – 1,64 s Fc = kuat tekan, dengan satuan Mpa Fcr = kuat tekan rata-rata, dalam Mpa s = Deviasi standar

jarak antar sokongan lateral, disimbolkan

t 2012 (2)

TEKNIK CIVIL

Tabel konversi beton Umur beton (Perbandingan hari) Tekan 3 0.46 7

Arsip Blog

ini harus

.

Demikian dulu teorinya. Itu baru teori tentang desain terhadap momen lentur. Untuk desain terhadap beban aksial insya Allah menyusul. Langsung saja kalau mau download spreadsheetnya, silahkan pilih link di bawah. Juragan juga sediakan pdf SNI-Baja nya sekalian deh… :D - Spreadsheet BajaAISC-SNI.xls at ziddu.com (hanya untuk profil WF) - Spreadsheet BajaAISC-SNI.xls at easy-share.com - Spreadsheet BajaAISC-SNI.xls at upload.to - SNI-Baja.pdf at easy-share.com

Rabu, 12 Oktober 2011

contoh perhitungan volume besi besi diameter 8 dengan panjang 22 meter adalah berat/m diameter 8 menurut tabel adalah 0.395 maka volume: V= 0.395 x 22 = 8.69 KG

Smile Life

When life gives you a hundred reasons to cry, show life that you have a thousand reasons to smile

Get in touch

© Copyright 2015 - 2024 PDFFOX.COM - All rights reserved.