Desintha Ratna Wardani [PDF]

Jun 15, 2014 - Keahlian keahlian lain yang mereka cari adalah pengetahuan tentang manajemen proyek, kemampuan mengorgani

0 downloads 17 Views 366KB Size

Recommend Stories


T Nuniek Setyo Wardani
You miss 100% of the shots you don’t take. Wayne Gretzky

Rasa– Ratna
Be grateful for whoever comes, because each has been sent as a guide from beyond. Rumi

OIL Shikshya Ratna Puraskar 2017
Your big opportunity may be right where you are now. Napoleon Hill

Dr. Ratna Ghosh
Don't be satisfied with stories, how things have gone with others. Unfold your own myth. Rumi

4. ratna kartikasari
Learning never exhausts the mind. Leonardo da Vinci

Bharat Ratna Awardees
The happiest people don't have the best of everything, they just make the best of everything. Anony

(Carica papaya L.) (Skripsi) Oleh Eka Ratna
No amount of guilt can solve the past, and no amount of anxiety can change the future. Anonymous

lho ontul rinpoche karma ratna rinpoche
Stop acting so small. You are the universe in ecstatic motion. Rumi

ratna prošlost naroda i narodnosti jugoslavije knjiga dvesta trideset prva
Every block of stone has a statue inside it and it is the task of the sculptor to discover it. Mich

Endah Wardani dkk, Perbedaan Prestasi Belajar 322 PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATA
You can never cross the ocean unless you have the courage to lose sight of the shore. Andrè Gide

Idea Transcript


More Next Blog»

Create Blog Sign In

Desintha Ratna Wardani Cari Blog Ini

Minggu, 15 Juni 2014

Tugas V-class ke 2 Pengelolaan Proyek Sistem Informasi

Telusuri

Lencana Facebook Desintha Ratna Wardani

Nama :Desintha Ratna Wardani Kelas :4KA06 Npm :11110841 Pretest : Susunan Staf Apa saja yang perlu diperhatikan pada saat memilih anggota tim proyek? Jelaskan. Tuliskan jawaban pada blog Anda yang terkoneksi dengan studentsite. Jawaban : Yang perlu diperhatikan pada saat memilih anggota tim proyek : 1. Analisis Pekerjaan Analisis pekerjaan merupakan suatu proses untuk menentukan isi suatu pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat dijelaskan kepada orang lain. 2. Rekrutmen, Seleksi dan Orientasi Tenaga kerja yang diperlukan proyek dapat diperoleh dari salah satu atau beberapa sumber, yaitu : a) Induk atau anak perusahaan (apabila proyek dimiliki oleh kelompok perusahaan), b) Daerah sekitar lokasi dan tempat proyek, c) Sumber tenaga kerja nasional, d) Sumber tenaga kerja internasional-individual expert, subcontracting, technical assistances, management assistances. 3. Produktivitas Produktivitas mengandug arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). 4. Pelatihan dan Pengembangan Program latihan dan pengembangan bertujuan untuk menutupi gap antara kecakapan karyawan dan permintaan jabatan. 5. Prestasi Kerja Hasil penilaian prestasi kerja karyawan dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka. 6. Kompensasi Cara manajemen untuk meningkatkan prestasi kerja, motivasi, dan kepuasan kerja para karyawan adalah melalui kompensasi. Kompensasi dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. 7. Perencanaan Karier konsep dasar perencanaan karier : a) Karier sebagai suatu urutan promosi atau transfer ke jabatan-jabatan yang lebih besar tanggung jawabnya atau ke lokasi-lokasi yang lebih baik selama kehidupan kerja seseorang. b) Karier sebagai petunjuk pekerjaan yang membentuk suatu pola kemajuan yang sistematik dan jelas (membentuk satu jalur karier). c) Karier sebagai sejarah pekerjaan seseorang atau serangkaian posisi yang dipegangnya selama kehidupan kerja. Kriteria umum yang digunakan untuk memilih anggota tim proyek adalah sebagai berikut: v Memiliki komitmen pada tujuan proyek dan mampu menyelesaikan-nya. v Kemampuan untuk berkomunikasi dan membagi tanggung jawab. v Fleksibilitas, dapat berpindah dari satu kegiatan pekerjaan ke kegiatan pekerjaan lainnya, sesuai dari skedul dan kebetuhan proyek. v Kemampuan teknis. v Kemauan untuk mengakui kesalahan dan memperbaikinya. v Konsentrasi pada pekerjaan. v Kemampuan untuk mengerti dan bekerja berdasarkan jadwal dan pengadaan sumber daya. Misalnya, mau kerja lembur jika dibutuhkan v Kemampuan untuk saling mempercayai, bukan seperti seorang pahlawan yang mampu bekerja sendiri. v Seorang wiraswasta, tetapi terbuka pada usulan dan gagasan. v Kemampuan bekerja pada lebih dari satu atasan. v Kemampuan bekerja tanpa dan di luar struktur formal. v Memiliki pengetahuan dan pengalaman dengan peralatan manajemen proyek. Postest : Susunan Staf Jelaskan tugas masing-masing anggota tim proyek ? Tuliskan jawaban pada blog Anda yang terkoneksi dengan studentsite. Jawaban : 1. Manajer Proyek (Project Manager) PM adalah posisi pertama yang harus diisi. Pekerjaan ini diisi ketika proyek masih sekilas di mata orang, karena PM yang pertaman menentukan apakah sebuah proyek dapat dikerjakan atau tidak. Manajer tingkat atas menugaskan PM. Mereka mencari seseorang yang memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik. Keahlian keahlian lain yang mereka cari adalah pengetahuan tentang manajemen proyek, kemampuan mengorganisasi, dan keahlian teknik. Kadang-kadang pekerjaan PM membutuhkan aksi yang tidak umum seperti berkata “Tidak” untuk perubahan permintaan yang menyimpang, mengumumkan kesalahan, atau mendisiplinkan orangorang. PM harus mengetahui orang-orang yang terlibat sama seperti dalam politik, prosedur-prosedur pemakaian, dan proyek perusahaan. 2. Pimpinan Proyek (Project Leader) Pimpinan Proyek adalah posisi kedua yang harus diisi. Sangatlah baik jika PM memilih orang ini. Pertama, PM harus bernegosiasi dengan Manajer Fungsional untuk tugas-tugas PL, kemudian yakinkan PL untuk bergabung dalam tim. PL terdaftar pada proposal karena banyak detail proposal dikerjakan oleh PL. Pekerjaan ini sangat bersifat teknis, karenanya pilihlah ahli yang terbaik. Jangan mencari orang yang tidak mempunyai pendirian. Lebih baik mencari orang yang dapat mengingat pembuatan detail keseluruhan proyek tersebut. PL juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. PL akan memimpin keseluruhan wawancara dengan user dan menjadi pengawas harian bagi programmer. 3. Programmer PM dan PL akan mulai berpikir tantang siapa yang dapat membentuk tim pemrograman dan bertanya pada Manajemen Fungsional (jika diperlukan) tentang kemampuan orangorang ini (Programmer). Kemudian, ketika kontrak ditandatangani, mulailah mengumpulkan tim programmer Anda. Pertama pilihlah Programmer dengan kemampuan pemrogramannya. Sebagai tambahan carilah keterangan tentang pengalaman mereka, tetapi bukan seseorang yang sudah melakukan hal yang sama selama 5 kali berturut-turut – orang ini akan bosan. Jika kandidat tersebut tidak memiliki pengalaman yang sesuai, hal lain yang dapat dipertimbangkan adalah latar belakang tentang sistem operasi, atau hal lainnya. v Programmer Ahli (The Guru Programmer) Programmer Ahli atau “Hacker” bekerja secara misterius, pada jam-jam yang aneh; suka menentang dan tidak mau diatur, hanya ingin mengerjakan tugas sesuai dengan keinginanya. Tetapi ahli dalam bidangnya, dapat membuat program tugas-tugas yang rumit 10 kali lebih cepat dari orang lain. v Programmer Pemula (The Junior Programmer) Programmer pemula biasanya memiliki bakat dan mempunyai keinginan untuk membuktikan diri mereka. Ada dua keahlian, bagaimanapun itu tidak selalu diajarkan di sekolah : komunikasi tim dan komunikasi manajemen.

Diposting oleh Desintha Ratna Wardani di 22:28 1 komentar:

Buat Lencana Anda

Universitas Gunadarma



Link University Of Gunadarma BAAK Gunadarma Library Gunadarma Seminar Gunadrama Studentsite Gunadarma University of Gunadarma

Pengikut

Arsip Blog t 2014 (20) t Juni (1) Tugas V-class ke 2 Pengelolaan Proyek Sistem Infor... Mei (9) April (5) Maret (4) Januari (1) 2013 (41) 2012 (12) 2011 (21) 2010 (24)

Mengenai Saya

Desintha Ratna Wardani Depok, Jawa Barat, Indonesia just ordinary girl Lihat profil lengkapku

Beranda Entri Baru

Google+ Badge Popular Posts Bahasa Pemrograman Komputer Generasi Kedua Bahasa Pemrograman Generasi ke 4 Bahasa Pemrograman Generasi Pertama

Jumat, 30 Mei 2014

Mengenal Cascading Style Sheet (CSS) Cascading Style Sheet (CSS) merupakan salah satu bahasa pemrograman web untuk mengendalikan beberapa komponen dalam sebuah web sehingga akan lebih terstruktur dan seragam. Sama halnya styles dalam aplikasi pengolahan kata seperti Microsoft Word yang dapat mengatur beberapa style, misalnya heading, subbab, bodytext, footer, images, dan style lainnya untuk dapat digunakan bersama-sama dalam beberapa berkas (file). Pada umumnya CSS dipakai untuk memformat tampilan halaman web yang dibuat dengan bahasa HTML dan XHTML. CSS dapat mengendalikan ukuran gambar, warna bagian tubuh pada teks, warna tabel, ukuran border, warna border, warna hyperlink, warna mouse over, spasi antar paragraf, spasi antar teks, margin kiri, kanan, atas, bawah, dan parameter lainnya.[1] CSS adalah bahasa style sheet yang digunakan untuk mengatur tampilan dokumen. Dengan adanya CSS memungkinkan kita untuk menampilkan halaman yang sama dengan format yang berbeda. Sejarah CSS Nama CSS didapat dari fakta bahwa setiap deklarasi style yang berbeda dapat diletakkan secara berurutan, yang kemudian membentuk hubungan ayah-anak (parent-child) pada setiap style. CSS sendiri merupakan sebuah teknologi internet yang direkomendasikan oleh World Wide Web Consortium atau W3C pada tahun 1996. Setelah CSS distandarisasikan, Internet Explorer dan Netscape melepas browser terbaru mereka yang telah sesuai atau paling tidak hampir mendekati dengan standar CSS. Penulisan Saat masuk pada bagian CSS, sering dijumpai kode sebagai berikut: h1 { color: #0789de; } Bagian pertama sebelum tanda ‘{}’ dinamakan selector, sedangkan yang diapit oleh ‘{}’ disebut declaration yang terdiri dari dua unsur, yaitu property dan value. Selector dalam pernyataan di atas adalah h1, sedangkan color adalah property, dan #0789de adalah value. Selain itu ada tiga metode penulisan CSS atribut, yaitu : Inline Style Sheet CSS didefinisikan langsung pada tag HTML yang bersangkutan. Cara penulisannya cukup dengan menambahkan atribut style=”…” dalam tag HTML tersebut. Style hanya akan berlaku pada tag yang bersangkutan, dan tidak akan mempengaruhi tag HTML yang lain. Contoh penulisan CSS dengan metode Inline Style Sheet : Contoh Bentuk Inline

Ini adalah contoh tag P tanpadiformat menggunakan CSS

Tag P ini diformat dengan besar font 20 point

Tag P ini diformat dengan besar font 14 point, dan menggunakan warna merah

Embedded Style Sheet CSS didefinisikan terlebih dahulu dalam tag di atas tag . Pada pendefinisian ini disebutkan atribut-atribut CSS yang akan digunakan untuk tag-tag HTML, yang selanjutnya dapat digunakan oleh tag HTML yang bersangkutan. Contoh penggunaan CSS dengan metode Embedded Style Sheet : Contoh Bentuk Embedded/title> Judul ini berukuran 18 dengan warna merah!

Tag p ini di format dengan besar font 12 point dengan tipe font Arial dan mempunyai identasi 0.5 inch

Yang perlu diperhatikan juga bahwa body disini telah diformat dengan margin kiri 0.5 inch dan warna background biru

Linked Style Sheet Metode ini hampir sama dengan metode Embedded Style Sheet, hanya saja pendefinisian tag dibuat pada berkas terpisah dari berkas HTML yang membutuhkan CSS. Kemudian berkas lain tersebut disimpan dalam format .css. Pada berkas HTML yang akan menggunakan berkas CSS, harus dibuat tag yang dituliskan di antara tag … . Contoh (simpan dengan nama contoh.css) : Sifat CSS Ada dua sifat CSS yaitu internal dan eksternal. Jika internal yang dipilih, maka skrip itu dimasukkan secara langsung ke halaman website yang akan didesain. Kalau halaman web yang lain akan didesain dengan model yang sama, maka skrip CSS itu harus dimasukkan lagi ke dalam halaman web yang lain itu. Sifat yang kedua adalah eksternal di mana skrip CSS dipisahkan dan diletakkan dalam berkas khusus. Nanti, cukup gunakan semacam tautan menuju berkas CSS itu jika halaman web yang didesain akan dibuat seperti model yang ada di skrip tersebut. Sumber : http://jayaweb.com/artikel/desain-web/95-mengenal-cascading-style-sheetcss.html

Diposting oleh Desintha Ratna Wardani di 20:45 Tidak ada komentar:

Jumat, 23 Mei 2014

White Box Testing dan Black Box Testing Dua macam pendekatan test yaitu : 1. Black Box Testing Test case ini bertujuan untuk menunjukkan fungsi PL tentang cara beroperasinya, apakah pemasukan data keluaran telah berjalan sebagaimana yang diharapkan dan apakah informasi yang disimpan secara eksternal selalu dijaga kemutakhirannya. 2. White Box Testing Adalah meramalkan cara kerja perangkat lunak secara rinci, karenanya logikal path (jalur logika) perangkat lunak akan ditest dengan menyediakan test case yang akan mengerjakan kumpulan kondisi dan atau pengulangan secara spesifik. Secara sekilas dapat diambil kesimpulan white box testing merupakan petunjuk untuk mendapatkan program yang benar secara 100%.

UJI COBA WHITE BOX Uji coba white box adalah metode perancangan test case yang menggunakan struktur kontrol dari perancangan prosedural untuk mendapatkan test case. Dengan rnenggunakan metode white box, analis sistem akan dapat memperoleh test case yang: menjamin seluruh independent path di dalam modul yang dikerjakan sekurang-kurangnya sekali mengerjakan seluruh keputusan logikal mengerjakan seluruh loop yang sesuai dengan batasannya mengerjakan seluruh struktur data internal yang menjamin validitas 1. UJI COBA BASIS PATH Uji coba basis path adalah teknik uji coba white box yg diusulkan Tom McCabe. Metode ini memungkinkan perancang test case mendapatkan ukuran kekompleksan logical dari perancangan prosedural dan menggunkan ukuran ini sbg petunjuk untuk mendefinisikan basis set dari jalur pengerjaan. Test case yg didapat digunakan untuk mengerjakan basis set yg menjamin pengerjaan setiap perintah minimal satu kali selama uji coba. PENGUJIAN BLACK-BOX Pengujian black-box berfokus pada persyaratan fungsional PL. Pengujian inimemungkinkan analis system memperoleh kumpulan kondisi input yg akan mengerjakan seluruh keperluan fungsional program. Tujuan metode ini mencari kesalaman pada: Fungsi yg salah atau hilang Kesalahan pada interface Kesalahan pada struktur data atau akses database Kesalahan performansi Kesalahan inisialisasi dan tujuan akhir Metode ini tidak terfokus pada struktur kontrol seperti pengujian whitebox tetapi pada domain informasi. Pengujian dirancang untuk menjawab pertanyaan sbb: Bagaimana validitas fungsional diuji? Apa kelas input yg terbaik untuk uji coba yg baik? Apakah sistem sangat peka terhadap nilai input tertentu? Bagaimana jika kelas data yang terbatas dipisahkan? Bagaimana volume data yg dapat ditoleransi oleh sistem? Bagaimana pengaruh kombinasi data terhadap pengoperasian system? 1. EQUIVALENCE PARTITIONING Equivalence partitioning adalah metode pengujian black-box yg memecah atau membagi domain input dari program ke dalam kelas-kelas data sehingga test case dapat diperoleh. Perancangan test case equivalence partitioning berdasarkan evaluasi kelas equivalence untuk kondisi input yg menggambarkan kumpulan keadaan yg valid atau tidak. Kondisi input dapat berupa nilai numeric, range nilai, kumpulan nilai yg berhubungan atau kondisi Boolean. Contoh : Pemeliharaan data untuk aplikasi bank yg sudah diotomatisasikan. Pemakai dapat memutar nomor telepon bank dengan menggunakan mikro komputer yg terhubung dengan password yg telah ditentukan dan diikuti dengan perintahperintah. Data yg diterima adalah : Kode area : kosong atau 3 digit Prefix : 3 digit atau tidak diawali 0 atau 1 Suffix : 4 digit Password : 6 digit alfanumerik Perintah : check, deposit, dll Selanjutnya kondisi input digabungkan dengan masing-masing data elemen dapat ditentukan sbb : Kode area : kondisi input, Boolean – kode area mungkin ada atau tidak kondisi input, range – nilai ditentukan antara 200 dan 999 Prefix : kondisi input range > 200 atau tidak diawali 0 atau 1 Suffix : kondisi input nilai 4 digit Password : kondisi input boolean – pw mungkin diperlukan atau tidak kondisi input nilai dengan 6 karakter string Perintah : kondisi input set berisi perintah-perintah yang telah didefinisikan SUMBER : http://gianty07.blogspot.com/2012/02/white-box-testing-dan-black-boxtesting.html Diposting oleh Desintha Ratna Wardani di 15:33 Tidak ada komentar:

ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Pengertian Analitycal Hierarchy Process (AHP) Analitycal Hierarchy Process (AHP) Adalah metode untuk memecahkan suatu situasi yang komplek tidak terstruktur kedalam beberapa komponen dalam susunan yang hirarki, dengan memberi nilai subjektif tentang pentingnya setiap variabel secara relatif, dan menetapkan variabel mana yang memiliki prioritas paling tinggi guna mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Proses pengambilan keputusan pada dasarnya adalah memilih suatu alternatif yang terbaik. Seperti melakukan penstrukturan persoalan, penentuan alternatifalternatif, penenetapan nilai kemungkinan untuk variabel aleatori, penetap nilai, persyaratan preferensi terhadap waktu, dan spesifikasi atas resiko. Betapapun melebarnya alternatif yang dapat ditetapkan maupun terperincinya penjajagan nilai kemungkinan, keterbatasan yang tetap melingkupi adalah dasar pembandingan berbentuk suatu kriteria yang tunggal. Peralatan utama Analitycal Hierarchy Process (AHP) adalah memiliki sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur dipecahkan ke dalam kelomokkelompoknya dan diatur menjadi suatu bentuk hirarki. Kelebihan Analitycal Hierarchy Process (AHP) Kelebihan AHP dibandingkan dengan lainnya adalah : 1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekwensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam 2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkosistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan 3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan. Selain itu, AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi obyektif dan multi-kriteria yang berdasarkan pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hirarki. Jadi, model ini merupakan suatu model pengambilan keputusan yang komprehensif Prinsip Dasar Pemikiran AHP Dalam memecahkan persoalan dengan analisis logis eksplisit, ada tiga prinsip yang mendasari pemikiran AHP, yakni : prinsip menyusun hirarki, prinsip menetapkan prioritas, dan prinsip konsistensi logis. Prinsip Menyusun Hirarki Prinsip menyusun hirarki adalah dengan menggambarkan dan menguraikan secara hirarki, dengan cara memecahakan persoalan menjadi unsur-unsur yang terpisah-pisah. Caranya dengan memperincikan pengetahuan, pikiran kita yang kompleks ke dalam bagian elemen pokoknya, lalu bagian ini ke dalam bagianbagiannya, dan seterusnya secara hirarkis. Penjabaran tujuan hirarki yang lebih rendah pada dasarnya ditujukan agar memperolah kriteria yang dapat diukur. Walaupun sebenarnya tidaklah selalu demikian keadaannya. Dalam beberapa hal tertentu, mungkin lebih menguntungkan bila menggunakan tujuan pada hirarki yang lebih tinggi dalam proses analisis. Semakin rendah dalam menjabarkan suatu tujuan, semakin mudah pula penentuan ukuran obyektif dan kriteria-kriterianya. Akan tetapi, ada kalanya dalam proses analisis pangambilan keputusan tidak memerlukan penjabaran yang terlalu terperinci. Maka salah satu cara untuk menyatakan ukuran pencapaiannya adalah menggunakan skala subyektif. Prinsip Menetapkan Prioritas Keputusan Bagaimana peranan matriks dalam menentukan prioritas dan bagaimana menetapkan konsistensi. Menetapkan prioritas elemen dengan membuat perbandingan berpasangan, dengan skala banding telah ditetapkan oleh Saaty ( Yan O., 1995). Table Penetapan Prioritas Elemen dengan Perbandingan Berpasangan Intensitas Kepentingan

Keterangan

1

Kedua elemen pentingnya

3

Elemen yang satu sedikit Pengalaman dan penilaian sedikit lebih penting dari pada menyokong satu elemen elemen yang lainnya dibandingkan elemen lainnya

5

Elemen yang satu lebih Pengalaman dan penilaian sangat penting dari pada elemen kuat menyokong satu elemen yang lainnya dibandingkan elemen lainnya

7

Satu elemen jelas lebih Satu elemen yang kuat dikosong san penting dari pada elemen dominan terlihat dalam praktek lainnya

9

Satu elemen mutlak Bukti yang mendukung elemen yang penting dari pada elemen satu terhadap elemen lain memiliki lainnya tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan

2,4,6,8

Nilai-nilai antara dua Nilai ini diberikan bila ada dua nilai pertimbangan yang kompromi diantara dua pilihan berdekatan

Kebalikan

Jika untuk aktivitas I mendapat satu angka disbanding dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan i

Penjelasan sama Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan

Perbandingan ini dilakukan dengan matriks. Misalkan untuk memilih manajer, hasil pendapat para pakar atau sudah menjadi aturan yang dasar (generic), managerial skill sedikit lebih penting daripada pendidikan, teknikal skill sama pentingnya dengan pendidikan serta personal skill berada diantara managerial dan pendidikan. Prinsisp Konsistensi Logika Matriks bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan secara berpasangan tersebut, harus mempunyai hubungan kardinal dan ordinal, sebagai berikut: Hubungan kardinal : aij . ajk = ajk Hubungan ordinal : Ai>Aj>Aj>Ak, maka Ai>Ak Hubungan diatas dapat dilihat dari dua hal sebagai berikut: 1. Dengan melihat preferensi multiplikatif, misalnya jika apel lebih enak 4 kali dari jeruk dan jeruk lebih enak 2 kali dari melon, maka apel lebih enak 8 kali dari melon 2. Dengan melihat preferensi transitif, misalnya apel lebih enak dari jeruk, dan jeruk lebih enak dari melon, maka apel lebih enak dari melon Pada keadaan sebenarnya akan terjadi beberapa penyimpangan dari hubungan tersebut, sehingga matriks tersebut tidak konsisten sempurna. Hal ini terjadi karena ketidakkonsistenan dalam preferensi seseorang Untuk model AHP, matriks perbandingan dapat diterima jika nilai rasio konsisten < 0.1. nilai CR < 0.1 merupakan nilai yang tingkat konsistensinya baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Dengan demikian nilai CR merupakan ukuran bagi konsistensi suatu komparasi berpasangan dalam matriks pendapat. Jika indeks konsistensi cukup tinggi maka dapat dilakukan revisi judgement, yaitu dengan dicari deviasi RMS dari barisan (aij dan Wi / Wj ) dan merevisi judgment pada baris yang mempunyai nilai prioritas terbesar Memang sulit untuk mendapatkan konsisten sempurna, dalam kehidupan misalnya dalam berbagai kehidupan khusus sering mempengaruhi preferensi sehingga keadaan dapat berubah. Jika buah apel lebih disuka dari pada jeruk dan jeruk lebih disukai daripada pisang, tetapi orang yang sama dapat menyukai pisang daripada apel, tergantung pada waktu, musim dan lain-lain. Namun konsistensi sampai kadar tertentu dalam menetapkan perioritas untuk setiap unsur adalah perlu sehingga memperoleh hasil yang sahih dalam dunia nyata. Rasio ketidak konsistenan maksimal yang dapat ditolerir 10 %. Penggunaan Software Expert Choise Untuk Metode AHP Expert Choise adalah suatu sistem yang digunakan untuk melakukan analisa, sistematis, dan pertimbangan (justifikasi) dari sebuah evaluasi keputusan yang kompleks. Expert Choice telah banyak digunakan oleh berbagai instansi bisnis dan pemerintah diseluruh dunia dalam berbagai bentuk aplikasi, antara lain: Pemilihan alternatif Alokasi sumber daya Keputusan evaluasi dan upah karyawan Quality Function Deployment Penentuan Harga Perumusan Strategi Pemasaran Evaluasi proses akuisisi dan merger Dan sebagainya Dengan menggunakan expert choice, maka tidak ada lagi metode coba-coba dalam proses pengambilan keputusan. Dengan didasari oleh Analitycal Hierarchy Process (AHP), penggunaan hirarki dalam expert choice bertujuan untuk mengorganisir perkiraan dan intuisi dalam suatu bentuk logis. Pendekatan secara hierarki ini memungkinkan pengambil keputusan untuk menganalisa seluruh pilihan untuk pengambilan keputusan yang efektif. Sumber : http://metode-ahp.blogspot.com/2013/02/pengertian-analitycal-hierarchyprocess.html Diposting oleh Desintha Ratna Wardani di 15:28 Tidak ada komentar:

Kamis, 15 Mei 2014

Analisis RUU Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan UU No. 19 Tentang Hak Cipta · RUU Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) 1. Pengertian RUU Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik adalah ketentuan yang berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia. Secara umum, materi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UUITE) dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu pengaturan mengenai informasi dan transaksi elektronik dan pengaturan mengenai perbuatan yang dilarang. Pengaturan mengenai informasi dan transaksi elektronik mengacu pada beberapa instrumen internasional, seperti UNCITRAL Model Law on eCommerce dan UNCITRAL Model Law on eSignature. Bagian ini dimaksudkan untuk mengakomodir kebutuhan para pelaku bisnis di internet dan masyarakat umumnya guna mendapatkan kepastian hukum dalam melakukan transaksi elektronik. Beberapa materi yang diatur, antara lain: 1. pengakuan informasi/dokumen elektronik sebagai alat bukti hukum yang sah (Pasal 5 & Pasal 6 UU ITE); 2. tanda tangan elektronik (Pasal 11 & Pasal 12 UU ITE); 3. penyelenggaraan sertifikasi elektronik (certification authority, Pasal 13 & Pasal 14 UU ITE); 4. penyelenggaraan sistem elektronik (Pasal 15 & Pasal 16 UU ITE); Beberapa materi perbuatan yang dilarang (cybercrimes) yang diatur dalam UU ITE, antara lain: 1. konten ilegal, yang terdiri dari, antara lain: kesusilaan, perjudian, penghinaan/pencemaran nama baik, pengancaman dan pemerasan (Pasal 27, Pasal 28, dan Pasal 29 UU ITE); 2. akses ilegal (Pasal 30); 3. intersepsi ilegal (Pasal 31); 4. gangguan terhadap data (data interference, Pasal 32 UU ITE); 5. gangguan terhadap sistem (system interference, Pasal 33 UU ITE); 6. penyalahgunaan alat dan perangkat (misuse of device, Pasal 34 UU ITE). Penyusunan materi UUITE tidak terlepas dari dua naskah akademis yang disusun oleh dua institusi pendidikan yakni Unpad dan UI. Tim Unpad ditunjuk oleh Departemen Komunikasi dan Informasi sedangkan Tim UI oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Pada penyusunannya, Tim Unpad bekerjasama dengan para pakar di ITB yang kemudian menamai naskah akademisnya dengan RUU Pemanfaatan Teknologi Informasi (RUU PTI). Sedangkan tim UI menamai naskah akademisnya dengan RUU Informasi Elektronik dan Transaksi Elektronik. Kedua naskah akademis tersebut pada akhirnya digabung dan disesuaikan kembali oleh tim yang dipimpin Prof. Ahmad M Ramli SH (atas nama pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono), sehingga namanya menjadi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana disahkan oleh DPR. 2. Analisis RUU Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) RUU Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) adalah ketentuan yang berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia. Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UUITE) dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu pengaturan mengenai informasi dan transaksi elektronik dan pengaturan mengenai perbuatan yang dilarang. UU ITE ini berguna untuk mengatur dan mengantisipasi penyalahgunaan internet dan memberikan perlindungan hukum dan transaksi elektronik. · UU NO. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Pengertian UU NO. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta BAB I : KETENTUAN UMUM Pasal 1 , ayat 8 : Program Komputer adalah sekumpulan instruksi yang diwujudkan dalam bentuk bahasa, kode, skema, ataupun bentuk lain, yang apabila digabungkan dengan media yang dapat dibaca dengan komputer akan mampu membuat komputer bekerja untuk melakukan fungsi-fungsi khusus atau untuk mencapai hasil yang khusus, termasuk persiapan dalam merancang instruksi-instruksi tersebut. BAB II : LINGKUP HAK CIPTA Pasal 2, ayat 2 : Pencipta atau Pemegang Hak Cipta atas karya sinematografi dan Program Komputer memiliki hak untuk memberikan izin atau melarang orang lain yang tanpa persetujuannya menyewakan Ciptaan tersebut untuk kepentingan yang bersifat komersial. Pasal 12, ayat 1 : Dalam Undang-undang ini Ciptaan yang dilindungi adalah Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, yang mencakup: a. buku, Program Komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain; Pasal 15 : Dengan syarat bahwa sumbernya harus disebutkan atau dicantumkan, tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta: a. Penggunaan Ciptaan pihak lain untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta; b. Perbanyakan suatu Ciptaan selain Program Komputer, secara terbatas dengan cara atau alat apa pun atau proses yang serupa oleh perpustakaan umum, lembaga ilmu pengetahuan atau pendidikan, dan pusat dokumentasi yang nonkomersial semata-mata untuk keperluan aktivitasnya; c. Pembuatan salinan cadangan suatu Program Komputer oleh pemilik Program Komputer yang dilakukan semata-mata untuk digunakan sendiri. BAB III : MASA BERLAKU HAK CIPTA Pasal 30: (1) Hak Cipta atas Ciptaan: a. Program Komputer; b. sinematografi; c. fotografi; d. database; dan e. karya hasil pengalihwujudan, berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak pertama kali diumumkan. Ciptaan yang dapat dilindungi Ciptaan yang dilindungi hak cipta di Indonesia dapat mencakup misalnya buku, program komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang diterbitkan,ceramah, kuliah, pidato, alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan, lagu atau musik dengan atau tanpa teks, drama,drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, pantomim, seni rupa dalam segala bentuk (seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan), arsitektur, peta, seni batik (dan karya tradisional lainnya seperti seni songket dan seni ikat), fotografi, sinematografi, dan tidak termasuk desain industri (yang dilindungi sebagai kekayaan intelektual tersendiri). Ciptaan hasil pengalihwujudan seperti terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai (misalnya buku yang berisi kumpulan karya tulis, himpunan lagu yang direkam dalam satu media, serta komposisi berbagai karya tari pilihan), dan database dilindungi sebagai ciptaan tersendiri tanpa mengurangi hak cipta atas ciptaan asli (UU 19/2002 pasal 12). Pendaftaran Hak Cipta di Indonesia Di Indonesia, pendaftaran ciptaan bukan merupakan suatu keharusan bagi pencipta atau pemegang hak cipta, dan timbulnya perlindungan suatu ciptaan dimulai sejak ciptaan itu ada atau terwujud dan bukan karena pendaftaran. Namun demikian, surat pendaftaran ciptaan dapat dijadikan sebagai alat bukti awal di [[pengadilan]] apabila timbul sengketa di kemudian hari terhadap ciptaan. Sesuai yang diatur pada bab IV Undang-undang Hak Cipta, pendaftaran hak cipta diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI), yang kini berada di bawah [Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia]]. Pencipta atau pemilik hak cipta dapat mendaftarkan langsung ciptaannya maupun melalui konsultan HKI. Permohonan pendaftaran hak cipta dikenakan biaya (UU 19/2002 pasal 37 ayat 2). Penjelasan prosedur dan formulir pendaftaran hak cipta dapat diperoleh di kantor maupun [http://www.dgip.go.id/article/archive/9/ situs web] Ditjen HKI. “Daftar Umum Ciptaan” yang mencatat ciptaan-ciptaan terdaftar dikelola oleh Ditjen HKI dan dapat dilihat oleh setiap orang tanpa dikenai biaya. 2. Analisis Tentang UU NO. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta UU No.10 Tahun 2002 ini merupakan undang- undang untuk hak cipta. UU ini berisi ketentuan hak cipta, ruang lingkup, masa berlaku hak cipta. UU ini berguna untuk mematenkan hak cipta orang agar tidak di palsukan atau ditiru. UU ini mengatur bagaimana caranya memantenkan hak cipta dan memberi sanksi kepada orang yang melanggar UU ini. 3. Contoh Kasus Analisis Tentang UU NO. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Di Indonesia banyak ditemui kasus-kasus pelanggaran hak cipta yang dilakukan baik di bidang musik, teknologi, dan lain-lain. Bahkan di salah satu media surat kabar online menyatakan bahwa “Indonesia menempatiperingkat ke-11 denganjumlahperedaran software bajakansebesar 86 persen, dengan nilai kerugian 1,46 miliardolar AS atauRp 12,8 triliun” (Kompas, 11 Juli 2012). Hal ini sungguh memprihatinkan mengingat Indonesia sudah memiliki undang-undang yang harusnya bisa mengurangi tingkat pembajakan di segala bidang. Banyaknya amandemen yang dilakukan oleh pemerintah demi mempertegas kedudukan Hak Cipta dari masa ke masa tidak juga menyurutkan aksi-aksi tercela ini. Kasus pembajakan paling banyak menimpa di dunia musik dan teknologi atau peranti lunak. Tindakan tersebut memberikan kerugian yang cukup besar bagi para penciptanya karena buah pemikirannya harus dirampas oleh orang lain tanpa seizinnya. Salah satu contoh kasus yang tidak bisa dikesampingkan adalah kasus yang menimpa novelis ternama Indonesia, Dewi ‘Dee’ Lestari. Dee yang terkenal dengan novel ‘Perahu Kertas’ mengatakan bahwa novel ‘Perahu Kertas’ miliknya dibajak oleh orang lain tanpa sepengetahuan dirinya. Hal ini tentu saja menimbulkan kekecewaan di diri Dee. Pada saat itu Dee merilis novelnya dalam dua versi, yakni konvensional dan digital. Dari penjualan secara digital ternyata aksi pembajakan itu mulai dilakukan dengan cara mengubah format digitalnya ke dalam bentuk pdf (Tribunnews.com, 20 November 2012). Kekecewaan ternyata tidak hanya menimpa Dewi Lestari. Pada bulan Mei tahun 2012, banyak musisi yang mengadu ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atas pengunduhan musik mereka secara ilegal di Internet. Pihak label menyebut angka kerugianlebih dari Rp 1 triliun dari praktek ini per bulan (Liputan6.com, 15 Mei 2012). Di Situbondo juga terjadi penangkapan oleh polisi terhadap dua pelaku penjual VCD dan DVD bajakan pada 10 November 2011. Dari tangankeduatersangka, disitabarangbuktiratusankeping VCD dan DVD (Liputan6.com, 11 November 2011). Dunia teknologi juga tidak luput dari aksi pembajakan.MenurutPresiden Microsoft Indonesia, “produk Microsoft menguasai sekitar 97 persen pasar perangkat lunak di Indonesia. Sayangnya, sekitar 86 persen pengguna menggunakan perangkat lunak atau software bajakan atau tanpa lisensi” (Sidomi.com, 8 November 2012). Dengan meningkatnya kasus pembajakan software di Indonesia pada akhirnya tidak hanya menimbulkan kerugian terhadap perusahaan, tapi juga kerugian pada negara. “Karena pembajakan membuat hilangnya pajak bagi negara akibat pengguna software bajakan tidak membaya rpajak” (Jawa Pos National Network, 8 November 2012)

Referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undang_Informasi_dan_Transaksi_Elektronik http://monstajam.blogspot.com/2013/05/undang-undang-no19-tahun-2002-tentang.html http://helmiairan.wordpress.com/tag/kasus-hak-cipta/

Diposting oleh Desintha Ratna Wardani di 23:24 Tidak ada komentar:

Beranda

Postingan Lama

Langganan: Postingan (Atom)

Diberdayakan oleh Blogger.

PENGERTIAN KEBUDAYAAN, KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR, PERUBAHAN KEBUDAYAAAN (TUGAS IBD 3) PENDUDUK, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN (TUGAS)

Smile Life

When life gives you a hundred reasons to cry, show life that you have a thousand reasons to smile

Get in touch

© Copyright 2015 - 2024 PDFFOX.COM - All rights reserved.