FT-180A Modification For 40 & 80M: i1wqrlinkradio.com [PDF]

Sudah lama saya tidak menulis, nah mumpung ada waktu saya akan menulis lagi, namun nggak langsung lengkap yaa, nanti bil

25 downloads 34 Views 321KB Size

Recommend Stories


Minitransceiver 80m TinySSB
Do not seek to follow in the footsteps of the wise. Seek what they sought. Matsuo Basho

MizAR 40 for Mizar 40
Don't count the days, make the days count. Muhammad Ali

PDF Behavior Modification
No amount of guilt can solve the past, and no amount of anxiety can change the future. Anonymous

[PDF] Download Behavior Modification
When you talk, you are only repeating what you already know. But if you listen, you may learn something

[PDF] Download Behavior Modification
Come let us be friends for once. Let us make life easy on us. Let us be loved ones and lovers. The earth

Read PDF Behavior Modification
Be like the sun for grace and mercy. Be like the night to cover others' faults. Be like running water

[PDF] Behavior Modification
Almost everything will work again if you unplug it for a few minutes, including you. Anne Lamott

[PDF] Behavior Modification
Stop acting so small. You are the universe in ecstatic motion. Rumi

[Online PDF] Behavior Modification
You miss 100% of the shots you don’t take. Wayne Gretzky

[PDF] Behavior Modification
We can't help everyone, but everyone can help someone. Ronald Reagan

Idea Transcript


FT-180A Modification For 40 & 80M updated: 07/21/2016 13:59:47 - 8 Hits 2235 Disclaimer| View full site| Category HF Radio Modifications| - Translate in Italian If you have a banner for you site you can insert it here

Tweet

Home of YD1CHS Sharing Experiences & Gathering Friends

FT-180A Modification For 40 & 80M (#2) February 24, 2009 in Homebrew, Microcontroller, Radio, Radio Amateur, Rigs | Tags: 16F84A, 40M, 80M, Frekuensi Meter, Frequency Counter, FT-180A, Offset, PLL

Sudah lama saya tidak menulis, nah mumpung ada waktu saya akan menulis lagi, namun nggak langsung lengkap yaa, nanti bila data-datanya ada saya lengkapi di artikel ini menyusul dan as soon as possible … gitu loh ! Bagi Rekans yang langsung ingin lihat hasil dari experiment ini dan cukup bandwidth untuk connect ke YouTube silakan click hyperlink berikut http://www.youtube.com/watch?v=6RQwFHCD838 Topik bahasan kali ini adalah pembuatan Frequency Counter (FC) untuk homebrew PLL 40 & 80M yang saya pasangkan pada FT-180A saya. FC ini saya adopsi dari tulisan seorang amatir E. Skelton (W6JFR) yang membuat Automatic Frequency Controller (AFC) dengan menggunakan microcontroller PIC. Programnya sangat sederhana dan memberikan inspirasi kepada saya, sehingga saya lakukan modifikasi major pada programnya untuk saya pergunakan dalam PLL saya, hasilnya sangat memuaskan. Rangkaian yang saya gunakan excluding ADD/SUB Button, HI/LO Button, Locked Button dan Integrator bisa didownload di artikel asli dari W6JFR silakan click disini http://homepage.eircom.net/%7Eei9gq/stab.html Komponen utama adalah sebuah microcontroller PIC 16F84A (Rp.30.000,-) yang difungsikan sebagai pencacah dan pengkalkulasi frekuensi dari sinyal RF, dan ditampilkan sesuai dengan keinginan kita ke LCD 16×2 (Rp.45.000,-). Untuk mendapatkan akurasi lebih, maka ditambahkan sebuah pre-scaler 74LS393 (Rp.6.000,). Sementara untuk mengconvert sinyal masukan yang bentuknya sinusiodal menjadi pulse serta berfungsi sebagai gate yang bisa dibuka dan ditutup maka digunakan sebuah Quad NAND Gates 74LS00 (Rp.4.000,-), yang diumpan melalui sebuah penguat RF sinyal kecil dengan menggunakan transistor 2SC1815 (Rp.500,-). Dengan komponen pendukung lain seperti maka total biaya pembuatan FC ini tidak lebih dari Rp.100.000,Frequency Counter ini memiliki beberapa feature (berbeda dengan feature asli, karena telah dimodifikasi oleh penulis YD1CHS) sebagai berikut: Catuan DC 9V sehingga dapat digunakan battery kotak dan dibuat mobile/ portable. Saya menggunakan tegangan 8V dari FT-180A. Range pengukuran meliputi seluruh band amatir HF 0 – 45 MHz (batasan pengukuran adalah keterbatasan dari IC Prescaler 74LS393 dan NAND Gates 74LS00). Pengukuran frekuensi menggunakan 24 bits, dan ditampilkan sebanyak 7 digit dengan format XX.XXX.XX MHz Tampilan frekuensi adalah Actual Working Frekuensi, yaitu selisih antara VCO dan IF (10.7 MHz) dan secara otomatis melakukan kalkulasi F = VCO – IF atau F = IF – VCO sesuai dengan sinyal RF masukan. Kondisi VCO > IF atau VCO < IF ditampilkan untuk menambah informasi, dimana posisi VCO saat itu. Menampilkan mode USB atau LSB, didesain sesuai dengan FT-180A penulis yang hanya memiliki 1 buah USB Filter didalamnya, sehingga USB bila VCO > IF dan LSB bila VCO < IF. Secara umum algoritma yang digunakan dalam FC ini adalah sebagai berikut: 1. Inisialisasi dan Reseting semua Port I/O dan LCD. 2. Menampilkan salam pembuka “VIVA HOMEBREWER”. 3. Mulai melakukan pengukuran dengan membuka Gate selama 100ms. 4. Mengakhiri pengukuran dengan menutup Gate. 5. Retrieve pembacaan frekuensi digit tertinggi dari RTCC sebanyak 8 bits, digit menengah dari internal prescaler (1:256) sebanyak 8 bits dan digit terendah dari external prescaler 74LS393 sebanyak 8 bits, jadi total pembacaan frekuensi adalah 24 bits Biner atau 4 digit Hexadecimal. 6. Melakukan pengecekan apakah VCO > IF atau VCO < IF, tampilkan ke LCD kondisi tersebut, lengkap dengan mode USB atau LSB. 7. Bila VCO > IF maka lakukan perhitungan F = VCO – IF dan sebaliknya bila VCO < IF lakukan perhitungan F = IF – VCO lalu tampilkan hasilnya di LCD. 8. Seterusnya, kembali ke step 3. Dalam melakukan pemrograman dan kompiling saya menggunakan software MPLAB gratis dari http://www.microchip.com, sementara untuk menuliskan ke IC saya menggunakan programmer El-Cheapo buatan sendiri melalui paralel port, namun belakangan saya menggunakan programmer USB dengan model K-128 yang saya beli dengan murah di Internet, karena lebih praktis tanpa power tambahan dan langsung bisa menulis dari laptop saya. Performansi dari FC ini buat saya cukup memuaskan, cukup peka terhadap sinyal input RF, dan gesit dalam menghandle perubahan frekuensi. Anda dapat melihat rekaman video dari FT-180A dan PLL saya di YouTube melalui link http://www.youtube.com/watch?v=6RQwFHCD838 Untuk file-file ASM dan HEX saya sertakan dibawah, hilangkan extention DOC pada nama file tersebut, sebab blog ini hanya memperbolehkan attachment dengan extention *.DOC. Bila anda telah memiliki programmer PIC dan tidak mau repot melakukan pemrograman, sian menggunakan file ft-180a-fc-01.hex, sementara kalau anda ingin memodifikasinya silakan anda edit di file ft-180a-fc-01.asm, tentunya anda perlu software debugger dan compiler semisal MPLAB. File ASM & HEX versi YD1CHS ft-180a-fc-01asm ft-180a-fc-01hex Selamat bereksperimen dan “Have a nice day” – YD1CHS Berikut adalah schemtic yang saya adopt dari homepage developer aslinya: Bagian Mikrokontroler dan LCD … Rangkaian tambahan pada dari pin 10, 11 dan 12 (pada IAC 16F84A) tidak saya gunakan, karena saya tidak menggunakannya sebagai AFC (Automatic Frequebcy Counter), selain itu switch-switcn penjumlah atau pengurang saya ganti secara software, yang mampu mendeteksi apakah VCO > IF atau VCO < IF, plus mana yang harus menjadi pengurang. Bagian Front End dan Gate … Terdiri dari rangkaian Broadband RF Amplifier, saya menggunakan 2sc1815 untuk keperluan ini, kemudian Buffer & Gate dilakukan oleh 74LS00, sementara External Prescaller 1:256 dilaksanakan oleh 74LS393. Algoritma FC ini ditampilkan sebagai berikut: Skema-2

Skema-1

Flowchart Algoritma

Report this ad

Report this ad

Loading...

RELATED

FT-180A Modification for 40 & 80M (#1)

My Old Rig FT-180A

List of My Rigs (so far)

241 comments Comments feed for this article March 1, 2009 at 5:20 pm

bagus juga…boleh ditiru….majulah iwan electro indonesia…kepingin bisa seh ngrakit pll buat transmitter di freq 60mhz88mhz,.mungkin anda tau caranya,…tolong bantuannya..atau mungkin PLL yg main di freq 87mhz-108mhz bisa dimodif kalo iya apa yg dirubah… March 1, 2009 at 10:30 pm

Mike

Just passing by.Btw, your website have great content!

_________________________________ Making Money $150 An Hour March 10, 2009 at 12:30 pm

YD1CHS

Dear OM Iwan, Sorry agak lama saya baru mengkomentarinya.

Sebenarnya kita bisa membuat TRX difrekuensi mana saja, namun karena pada frekuensi tinggi ketelitian rangkaian merupakan issue yang sangat penting, maka skill yang advanced diperlukan untuk mewujudkan TRX yang bekerja di frekuensi tinggi dengan kualitas yang acceptabled! sampai band VHF saya kira masih bisa lah dijangkau oleh homebrewer dengan dukungan tool seadanya. Nah, kaitannya dengan rencana OM untuk membuat TRX yang bekerja di 6088 MHz, secara teoritis cukup simple. Misalkan kita punya PLL yang mampu swing dari 10 a/d 38 MHz, maka cukup menambahkan sebuah frequency shifter (mixer) di 50MHz dan sebuah BPF yang mengcover band 60-88MHz, nah jadilah PLL dimaksud. Beberapa IC PLL memiliki keterbatasan terhadap frekuensi kerja tertinggi yang mampu dihandle, sebagai contoh IC divider PLL TC9122 secara teoritis memiliki kemampuan mencacah dengan sempurna hanya sampai 14MHz, sehingga teknik frequency shifting seperti diatas sangat dianjurkan. Contoh PLL yang menggunakan teknik ini adalah hampir semua pesawat CB 27MHz, misal Colt458DX, Superstar 2400MKII, dan lainnya. Demikian OM semoga memberikan inspirasi. Regards YD1CHS March 14, 2009 at 12:08 pm

Mr. YD1CHS, ni kulo/saya mau tanya Putut Widodo (YD3DKP) - tapi masalah pemrograman Kediri - Jawa Timur microkontroler PIC16F84. Mangenai hardware dan downloadernya saya tdk mengalamai masalah, akan tetapi masalah softwarenya (pake asembler) ini masih ada masalah boss. saya kemarin pernah coba download file .asm dan .hex milik anda di website, kami downloadkan ke PIC16F84 dan saya aplikasikan ke LCD tidak jalan alias LCDnya cuma nyala lampunya aja alias tidak ada tulisannya. Mohon Pencerahan dan sample program dalam bentuk file .asm. Yang mana display counter PIC16F84 tersebut akan kami gunakan pada filter 10.7 MHZ.(Mohon dikasih contoh programnya dan sintaksisnya menunjukkan freq 10.7MHZ ya pak). Sebelumnya trima kasih dan mohon maaf. March 14, 2009 at 1:26 pm

YD1CHS

Dear OM Putut Widodo,

File *.asm dan *.hex tersebut sudah seperti yang saya pakai dalam tulisan modifikasi FT-180A part-2, dan everything is okay. Mari kita cek beberapa requirement berikut: 1. *.asm dan *.hex tersebut saya desain untuk 16F84A, walaupun secara syntax 16F84 dan 16F84A adalah sama persis, namun OM perlu merubah deklarasi tentang jenis IC apa yang OM gunakan, sebab ini akan mempengaruhi ibrary file yang akan dipakai oleh program compiler semisal MPLAB. Jadi pastikan sudah sesuai dengan jenis IC milik OM. 2. LCD yang dipakai adalah 16×2, 16 karakter dibagian atas dan 16 karakter dibawah. BIla OM menggunakan LCD jenis lain perlu perubahan pada program. Jadi, menurut saya problem tersebut kemungkinan besar diakibatkan oleh tidak sesuainya program dan IC yang digunakan. Demikian semoga membantu, dan sukses. Regards YD1CHS March 14, 2009 at 1:34 pm

IC saya menggunakan PIC16F84A, dan Putut Widodo (YD3DKP) - LCD aku memakai 16×2. untuk Kediri - Jawa Timur rangkaian saya pakai rankaian Display Counter buatan YB3ON. saya kemarin coba download file .asm dan .hex dari web anda. dan setelah itu aku beli IC PIC16F84A dan saya downloadkan file .hex anda ke ic tersebut. Akan tetapi waktu saya pasang di rangkaian tersebut di atas, kok gak keluar tulisannya. apakah rangkaian yang sama-sama memakai PIC16F84A berpengaruh terhadap program tersebut pak. Terima kasih sebelumnya atas bimbingannya. Putut Widodo – YD3DKP Kediri – Jatim March 16, 2009 at 7:18 am

YD1CHS

Dear OM Putut, Silakan merujuk schematic yang baru saya

upload di blog. Regards March 17, 2009 at 9:01 am

Ok OM Terima kasih, nanti tak coba Putut Widodo (YD3DKP) - rakit dan berexperiment sesuai scematic Kediri - Jawa Timur dan file dari anda. Dan mohon maaf sekali lagi kalo ngrepotin anda lagi, sintaksis yang menunjukkan frewensi (IF) bekerja pada 10.7 MHZ ini yang mana ? dan cara perhitungannya bagaimana pak ?. Kalo aku ingin merubah ke IF 12.7MHZ (untuk radio KACHINA KC101F), yang saya rubah sintaksisnya pada file *.asm yang mana dan perhitungannya bagaimana pak? mohon pencerahannya. Dan mohon maaf kalo saya bertanya lebih. Karena bahasa pemrograman assembler saya masih sangat awam. Sekali lagi mohon maaf pak, dan terima kasih sebelumnya saya sampaikan. Putut widodo – YD3DKP Kediri – Jatim March 17, 2009 at 9:25 am

YD1CHS

Dear OM Putut YD3DKP,

Jangan khawatir, tidak merepoti kok, tapi mohon maaf kalau replay saya agak lambat yaa … disambi-sambi soalnya. Lalu masalah assembler, sayapun juga taraf belajar, jadi kita sama-sama OM. Oh yaa, kalau demikian berarti ada 2 blok program yang harus disesuaikan: 1. Harga IF pada algoritma membandingkan VCO dengan IF, IF diset di 12.7MHz 2. Harga IF pada algoritma penambahan atau pengurangan oleh IF atau VCO Nah cara mudah mengubah IF menjadi HEX adalah sebagai berikut: 10.7MHz = 1070000 DEC = 1053B0 HEX 12.7 MHz = 1270000 DEC = 1360F0 HEX Nah konstanta yang nilainya berikut harus disesuaikan: B0 menjadi F0 53 menjadi 60 10 menjadi 13 Untuk yang minus -10.7MHz = -1070000 DEC = EFAC50 HEX -12.7MHz = -1270000 DEC = EC9F10 HEX Nah konstanta yang nilainya berikut harus disesuaikan: 50 menjadi 10 AC menjadi 9F EC menjadi EC Keterangan sudah saya lengkapi di *.ASM, jadi tinggal menyesuaikan saja. Demikian semoga sukses eksperimennya. Regards YD1CHS March 17, 2009 at 9:36 am

OK Pak Terima kasih banyak pak, nanti Putut Widodo (YD3DKP) - tak coba e. Kalo nanti berhasil atau tidak Kediri - Jawa Timur berhasil anda tak kabari. dan bila ada masalah, kami mohon percerahan ya pak. terima kasih banyak. Putut Widodo – YD3DKP Kediri – Jatim March 17, 2009 at 9:42 am

YD1CHS

Dear OM Putut, Wah kayaknya OM Online terus yaa … cepet

sekali replaynya … salut ! Silakan OM, oh yaa, Rangkaian & Flowchart Algoritma sudah saya upload di blog. Kalau masih belum berhasil please welcome diskusi, kalau perlu sertakan jepretan gambarnya … hehehe Regards YD1CHS March 17, 2009 at 1:59 pm

OK Pak terima kasih banyak pak. Saya Putut Widodo (YD3DKP) - coba e dulu, nanti anda tak kabari. Ini Kediri - Jawa Timur tadi juga baru telphon ke toko elektronik di surabaya untuk belanja komponen. Soale di kediri IC dan LCD nya tdk ada. Kalo IF nya dirubah 10.7MHZ menjadi 12.7MHZ sintaknya yang berubah hanya yang anda kasih tau di atas ya ? atau sintaksis lainnya masih tetap ? Terima kasih. saya online terus pak sampai jam 4 sore. Putut Kediri March 17, 2009 at 2:25 pm

YD1CHS

Dear OM Putut, Yang lain sama persis …. hanya itu yang

dirubah ! Regards March 17, 2009 at 2:40 pm

Terima kasih banyak pak, nanti kalo Putut Widodo (YD3DKP) - berhasil atau lain waktu mohon jangan Kediri - Jawa Timur bosan kalo aku bertanya lagi. Terima Kasih March 17, 2009 at 8:29 pm

Pak mohon maaf ngrepotin lagi. Saya Putut Widodo (YD3DKP) - tadi mempelajari rangkaian dan Kediri - Jawa Timur keterangan anda di website ini, bahwa pin 10,11 dan 12 IC PIC16F84 tidak anda gunakan. berarti IC ADOP 07 tidak terpasang ya ? Mohon maaf… tanya terus. Putut Kediri March 18, 2009 at 7:12 am

YD1CHS

Dear OM Putut,

Benar OM, berikut beberapa deskripsi fungsi yang terkait dengan pin 10, 11 dan 12 sbb: Pin 10 & 11: dalam design aslinya pin-pin ini adalah switch untuk menambah atau mengurangi VCO (measured freq) dengan frekuensi IF, namun fungsi ini sudah saya “take over” dengan software, sehingga secara otomatis dapat melakukan fungsi diatas. So that, kita nggak membutuhkan pin 10 & 11 serta saklarnya, jadi biarkan saja NOT CONNECTED. Pin 12 : dalam design aslinya digunakan untuk fungsi LOCKED/UNLOCKED pada saat sebagai AFC (Automatic Frequency Controller) atau FLL (Freq Locked Loop), namun dalam modifikasi yang saya lakukan fungsi AFC atau FLL ini dihilangkan, sebab disini kita memang tidak butuh, so that, rangkaian rangkaian dibelakang pin 12 yaitu sebuah integrator yang dibangun oleh IC High Precision ADOP07 tidak perlu kita buat. Jadi demikian OM, QSL ? Regards YD1CHS March 18, 2009 at 8:50 am

QSL pak, terima kasih pak atas Putut Widodo (YD3DKP) - penjelasannya.. Thank You Very Much. Kediri - Jawa Timur Putut Widodo – YD3DKP Kediri Jatim March 18, 2009 at 11:32 am

YD1CHS

Dear OM Putut,

Dahulu ketika saya masih di surabaya, kalau mencari komponen terkait dengan mikrokontroler saya ke pasar Genteng LT-2 dengan toko Eltech 031-5316320, nah kalau IC atau Transistor RF saya beli ditoko sebelahnya kios power supply BELL. Nah ini yang khusus, kalau di Pasar Genteng nyerah dan komponen yang sedang dicari agak obsolete, maka saya lari ke Jl. Peneleh (dekat JMP = Jembatan Merah Plaza) dengan harga yang lumayan lebih mahal, yahhh … namanya udah nyerah, apa boleh buat ! hehehe … Mungkin bisa mengirim … Regards YD1CHS March 19, 2009 at 10:36 am

Kemarin saya pesen di Mentari Putut Widodo (YD3DKP) - Elektronik Pak. di gentengkali lantai II. Kediri - Jawa Timur Saya konfirmasi bisa dikirim atau tdk. ternyata bisa, ya saya belanja lewat telephon aja. March 19, 2009 at 1:34 pm

hem

@ pak putut : telp mentari elektronik berapa ya ? di probolinggo susah juga cari komponen kayak gitu ?

YD3RLU March 20, 2009 at 7:23 am

YD1CHS

Dear OM Semua, Saya tambahkan hyperlink ke YouTube hasil

eksperimen … please enjoy. Regards March 20, 2009 at 2:53 pm

mentari electronik Pasar Gentengkali Putut Widodo (YD3DKP) - Surabaya Telp. 0315478352. Order Kediri - Jawa Timur Lewat telphon, bayar via transfer lalu dikirim. March 21, 2009 at 12:19 am

Mr. YD1CHS, rangkaiannya sudah saya Putut Widodo (YD3DKP) - rakit. setelah itu saya aplikasikan file Kediri - Jawa Timur *.hex ke PIC16F84, tapi LCDnya kok cuma nyala saya gak terlihat Freqwensinya? rangkaiannya sudah saya cek, sama dengan gambar dari anda. Mohon Pejelasan pak. Terima Kasih. March 21, 2009 at 12:19 am

Mr. YD1CHS, rangkaiannya sudah saya Putut Widodo (YD3DKP) - rakit. setelah itu saya aplikasikan file Kediri - Jawa Timur *.hex ke PIC16F84, tapi LCDnya kok cuma nyala saya gak terlihat Freqwensinya? rangkaiannya sudah saja cek, sama dengan gambar dari anda. Mohon Pejelasan pak. Terima Kasih. March 21, 2009 at 6:36 pm

Mr. YD1CHS,minta tolong nie kalau Agus Widiyono rangkaian FC yang bekerja pada VHF trus makai sevensegmen bukan LCD yang angkanya 5-6 digit punya nggak. Soalnya klu make LCD agak kesulitan nyarinya di daerah saya. thanks March 21, 2009 at 6:43 pm

om YD1CHS, nanya lagi kalau FC VHF Agus Widiyono 5-6 digit yang sudah jadi kira-kira ada tidak dari pada bikin sendiri gak bisa jadi lebih baek kan beli yang udah jadi, atau mungkin saya bisa pesan ke Om YD1CHS. makasih March 23, 2009 at 7:06 am

YD1CHS

Dear OM Agus Widiyono,

Untuk FC berbasis microcontroller untuk keperluan VHF ada, namun harus menggunakan sebuah IC Prescaler untuk mencacah frekuensi dari VHF menjadi HF. Secara teknis Pre-Scaler internal PIC hanya mampu menghitung sampai dengan sekitar 50MHz saja, selebihnya harus dibantu dengan external Prescaler. Yang jadi mimpi buruk, IC ini agak susah mencarinya, hehehe … Saya belum pernah bereksperimen untuk FC UHF maupun VHF, walaupun IC pre-scaler saya sudah dapatkan dengan membelinya via perantara toko elektronik ke singapore, tipenya SAB6456 dengan mas kawin sebesar Rp.180.000,- sebiji hehehe … dilain hari saya akan membuat FC sampai HF s/d UHF dengan menggunakan IC tersebut … wish me luck ! Namun, sebagai gambaran buat OM Agus, please surf ke hyperlink berikut http://www.qsl.net/om3cph/counter/led/vhf_uhf.html Demikian OM semoga memberikan inspirasi. Regards YD1CHS March 23, 2009 at 7:12 am

YD1CHS

Dear OM Putut yang sedang bereksperimen,

Pertama saya ucapkan selamat atas keberhasilan mendapatkan semua komponen untuk membuat FC untuk FT-180A, keep smile OM, jangan putus asa sampai FC-nya benar-benar bekerja … hehehe ! Okay OM, mari kita cek satu-satu … 1. Mohon info, apakah message awal “VIVA HOMEBREWER” sudah bisa tampil di LCD? Bila belum, berarti proses inisiasi LCD-nya sudah berhasil, seharusnya proses algoritma berikutnya no-problem. 2. Mohon dijelaskan, LCD disini menyala, maksudnya backlight-nya atau menyala bagaimana ? 3. Bila IC-IC sebelum mikrokontroler menggunakan socket, lepas dulu kedua IC tersebut, konsentrasikan di mikrokontroler, dan kita harus pastikan bahwa semua proses di mikrokontroler berjalan normal. OK OM … saya tunggu replaynya. Regards YD1CHS March 23, 2009 at 7:30 am

Begini pak, untuk LCDnya nyala dan Putut Widodo (YD3DKP) - ada nyala kotak-kotak putih. ini masih Kediri - Jawa Timur saya biarkan saj belum saya utik-utik. Kalo boleh ngrepotin lagi, saya minta tolong scematic display freqwensi yang menggunakan satu IC (PIC16F84) saja dan sintaksis asemblernya. Soalnya saya punya rangkaian sudah jadi, beli dari teman IC nya cuma satu. Tapi saya coba masukkan PIC16F84 yang sudah saya isi program ft180.hex dari anda, tapi g bisa jalan. cuma nyala saja. Kalo ada mohon dikirimi skema dan sintaksisnya. email : [email protected] Terima kasih Putut Widodo March 23, 2009 at 8:33 am

YD1CHS

Dear OM Putut,

Hehehe … jangan putus asa dulu OM, hal ini juga saya alami pada saat saya memprogram dan membuat tool-tool dengan berbasiskan mikrokontroler PIC. OK, masalah muncul kotak-kotak putih, berarti sudah ada harapan tuch, coba putar potensiometer yang akan mereduce iluminate pixel LCD, maka simsalabim kotak-kotak putih tersebut akan memudar dan yang tertinggal adalah tulisan karakter sesuai dengan program kita. Bila potensiometer tidak diatur, maka tulisan juga tidak akan terlihat, yang terlihat blok-blok putih atau hitam bila LCDnya bukan yang warna biru. Untuk rangkaian FC dengan hanya menggunakan 1 buah IC saya ada, nanti saya kirim via email ke OM sebagai referensi. Namun, saya belum pernah mencobanya, sebab dengan hanya menggunakan 1 IC akurasi perhitungan maksimum hanya 16 bit saja, 8 bit dari Internal Prescaler & 8 bit dari RTCC, efeknya batas atas frekuensi yang dapat diukur menjadi terbatas. Keterbatasan lain dengan menggunakan 1 buah IC adalah sensitivitas terhadap sinyal yang bisa diukur menjadi agak gedhe, selain itu IC mikrokontroller kita menjadi tidak punya benteng bila tidak sengaja kita mengukur sinyal dengan amplitudo yang agak besar. Saya pernah mengalami hal tersebut, PIC mikrokontroler aman, IC didepannya yang harganya murah yang jadi korban. Demikian semoga bermanfaat, tetap bersemangat … Regards YD1CHS March 23, 2009 at 9:05 am

Terima Kasih pak, aku bukannya putus Putut Widodo (YD3DKP) - asa tapi, menurut hemat saya dalam Kediri - Jawa Timur berexperimen, lebih banyak referensi, mungkin lebih banyak pengetahuan saya. Terima kasih pak atas referensi yang telah anda emailkan. Saya juga telah menyiapkan Radio FT180A untuk experimen. Sebenarnya sudah ada VFO dan Freqensi meternya, tapi itu aku beli jadi. Cuma dalam hal ini aku ingin membuatnya sendiri VFO nya dan DFreqensi Meternya. Terima kasih Putut Widodo March 28, 2009 at 11:13 am

Alhamdulillah experimen saya berhasil Putut Widodo (YD3DKP) - pak, terima kasih banyak atas Kediri - Jawa Timur petunjuknya. Hasil Jepretan dan beberapa pertanyaan saya emailkan di email anda [email protected]. Mohon maaf jika byak tanya. Putut Widodo March 30, 2009 at 7:02 am

YD1CHS

Dear OM Putut,

Selamat atas keberhasilannya, mohon sebarluaskan ke para AR yang membutuhkan, masalah tanya-menanya, no problem OM Putut … saya tidak merasa kerepotan ataupun terbebani … akan ada kata bijak mengatakan “Kalau kita membagi ilmu, pasti ilmu kita akan makin bertambah …”, thanks juga atas kiriman hasil jepretannya. Sekarang OM tinggal melakukan modifikasi sesuai dengan keinginan OM. Regards YD1CHS March 30, 2009 at 8:13 am

Terima kasih pak, saya akan coba untuk Putut Widodo (YD3DKP) - menyebar luaskan ke AR di di kediri Kediri - Jawa Timur pada khususnya dan AR dimana saya berada pada umumnya. Terima Kasih March 31, 2009 at 1:02 pm

Salam….saya punya frekuensi counter YD2LUE merk zhaoxin dgn range frek 10Hz2.7Ghz. Pertanyaannya : knp kalo utk mengukur peralatan transmitter tdk bisa membaca frekuensinya dg cara induksi di inputnya? Tapi kalo di masukkan langsung ke perangkat FC bisa membaca. Apakah perlu ditambah penguat RF agar bisa membaca frekuensi yg saya ukur? Sebelumnya terima kasih. March 31, 2009 at 1:18 pm

YD1CHS

Dear OM YD2LUE, Saya mengunjungi blog OM, nice blog !

Saya kira benar OM, sinyal yang masuk ke FC tersebut amplitudonya kurang besar. Salah satu cara paling jitu untuk itu ya seperti yang OM sampaikan, yaitu menambah RF Pre-Amp sebelum FC, namun karena range pengukuran FC yang demikian lebar, agak sulit mencari RF Pre-Amp yang mampu bekerja broadband. Namun, OM perlu hati-hati, setiap perangkat/ alat ukur memiliki batasan besar input, jadi jangan sampai penambahan rangkaian dimaksud justru akan merusak komponen FC, kan berabe tuch. Cara paling gampang dalam membatasi amplitudi sinyal masuk yaitu diinput FC OM ditambahkan diode misal 1N4148 yang diparalel secara berbalikan, positif ketemu negatif and vice versa, nah jadikan ia sebagai limiter, dengan memasangya 1 sisi ke input FC, satu sisi ke ground (diode shunt). Dengan demikian amplitudo sinyal yang masuk tidak akan lebih besar dari +-0.6 Volt, atau tegangan peak-to-peak sebesar 2×0.6 = 1.2 volt. Mudah-mudahan level segitu masih aman buat FC OM. Demikian OM semoga membantu. Regards YD1CHS April 1, 2009 at 5:30 pm

hem - YD3RLU

OM Cholis,

Apakah OM punya rangkaian combiner buat gabungin 2 x puspull irfp250 ? Kalo ada mohon dishare dg saya.. saya coba cari di internet kok belum menemukan yah… thx April 1, 2009 at 5:38 pm

YD2LUE

Thank’s you om solusinya dan udah saya praktekkan ….it’s ok! Sukses buat om ‘n happy blogging!

April 4, 2009 at 11:08 am

mOHON MAAF PAK COLIS, Putut Widodo (YD3DKP) - BAGAIMANA PERTANYAAN Kediri - Jawa Timur SAYA YANG DULU? APA SUDAH JADI TURTORIALNYA? MOHON MAAF. April 5, 2009 at 10:07 am

YD1CHS

Dear OM Putut, Sorry agak lama nge-replay-nya, please check

ur inbox. Regards April 6, 2009 at 8:19 am

Ok Trima kasih pak, sangat jelas dan Putut Widodo (YD3DKP) - dapat dimengerti. Sekali lagi terima Kediri - Jawa Timur kasih. Putut April 6, 2009 at 3:16 pm

Aku dikirimi tutorialnya juga dong om Juhar YC3TKM Cholis. sejak 2003 lalu aku dah bikin frequency counter yg pake PIC, habis belajar atmel, trus blajar pic. rasanya agak kaget, karena syntaxnya lebih compact. tapi harganya mahal hehehe. sekarang dah 35rb di genteng sby. Kalo counter ini aku sering manfaatkan buat display om, n cukup pake satu IC aja, cuman rf front-end dikasih FET 1 ama bipolar 1, sebagai benteng hehehe. Lumayan lah, murah meriah. Kalo inputnya kecil (aku test pake sig gen leader ld-16), paling bisa sampe 15MHz aja, tapi kalo output gedhe, (pake cara induksi), bisa sampe 35Mhz. Maju terus… keep experiment April 6, 2009 at 5:02 pm

YD1CHS

Dear OM JUhar YC3TKM,

Kalau saya belum pernah belajar ATMEL, pernah Motorolla but masih zamannya microprocessor bukan microcontroller, lalu saya hijrah ke PIC karena saat itu “IC burner” atau “Programmer”-nya buatan sendiri … hihihi Betul dulu masih di Jatim saya suka cari di Genteng kali, nama tokonya eltek lantai 2 … gitu ! Oh yaa, manual yang dimaksud OM Putut adalah repaly balasan emailnya terkait dengan beberapa pertanyaan dari OM Putut. Jadi bukan manual sebagai artian sebenarnya. Regards YD1CHS April 7, 2009 at 11:45 am

Bapak Colis Yang Terhormat; Putut Widodo (YD3DKP) - Mohon maaf tanya lagi. Apakah Kediri - Jawa Timur PIC16F84A dapat digunakan untuk keperluan HF ANALYSER ANTENNA ? kalo bisa, mohon alamat di internet di website apa.. he he he tanya terus !!! Apakah pak colis punya literatur/turtorialnya…?? he he he ngrepotin terus. Putut Widodo Kediri April 7, 2009 at 1:34 pm

YD1CHS

Dear OM Putut,

Seingatku ada, namun saya belum explore banyak tuch, untuk memulainya please refer to http://www.njqrp.org/mbrproj/analyzer/background.html Semoga nanti ada referensi ke hyperlink lainnya … Regards April 11, 2009 at 8:36 pm

juhar yc3tkm

buar om Putut mungkin bisa belajar bareng dgn om janu, yd3gsk di kediri juga. barusan saya kirim contoh display counter

dan kelengkapannya. kalo untuk antenna analyzer sih bisa. seperti yg dibuat oleh yb3dd, aslinya adalah karya rekan amatir dari india. coba aja minta pcb / source code ke beliau, soalnya project beginian biasanya free for ham personal us, jadi bukan untuk dikomersilkan. April 13, 2009 at 3:15 pm

Mr Juhar

Putut Widodo (YD3DKP) Terima Kasih pak, aku juga sering koordinasi Kediri - Jawa Timur dengan YC3gsk, mengenai display conter. Juga sering ketemu, ini kita lagi beajar bareng-bareng pak. Cari-cari literatur dari rekan-rekan AR. Terima Kasih Pak Juhar Putut Widodo April 16, 2009 at 11:23 am

Dwi Sarono Djati / YD2SEO

assalamu ‘alaikum, salam kenal om cholis, saya sala seoarang AR

lokal karanganyar. Saya sering ngikuti & baca blog yg om buat sangat menarik dan membuat saya jadi bersemangat kembali utk eksperimen. Skema FC kalo difungsikan sbg PL apakah bisa? karena selama ini PLL yg sy pakai msh menggunakan TC-9122 & counternya pake 7-segmen, sangat tidak menarik, maunya sih seperti PLLnya menggunakan micro controller, apa PIC-16F84 dpt digunakan utk PLL? mohon penjelasan ya om cholis. salam YD2SEO April 16, 2009 at 11:54 am

YD1CHS

Dear OM Dwi Sarono Djati,

Skema FC tersebut memang aslinya adalah sebuah FLL, tentu bisa OM, saya juga sudah bereksperimen dengan beberapa minor modifikasi di softwarenya, hasilnya lumayan, namun belum sempat saya tuangkan ke Blog ini, InsyaAlloh akan saya tulis pada waktunya nanti. Perlu saya sampaikan disini, uController bisa dijadilan FLL OM, bukannya PLL. Sedikit perbedaan antara FLL dan PLL, yaitu informasi feedback untuk proses locking, FLL menggunakan Frekuensi, sementara PLL menggunakan Phase. PLL ? Idenya sederhana, pada PLL, frekuensi keluaran VCO diturunkan sampai sama dengan frekuensi referensi (biasanya pakai xtal), misalkan 10Khz, bila kedua sinyal tersebut memiliki phase 0 atau mendekati 0, maka PLL dalam posisi LOCKED, dengan kata lain frekuensi keluaran VCO sudah sesuai dengan yang diinginkan. Nah, kestabilan dari frekuensi VCO, tentunya hampir menyerupai kestabilan frekuensi referensi yang digenerate dengan Xtal. Pada PLL, batas tertinggi frekuensi yang bisa dicontrol sangat dipengaruhi oleh IC pembagi, contohnya IC TC9122 memiliki keterbatasan pembagian sampai dengan 3999. Bila kita menggunakan frekuensi referensi 10KHz, maka PLL mampu mengontrol frekuensi maksimum 3999 x 10KHz atau 39.99 MHz. Namun, dengan teknik downconverter misalkan dengan menggunakan IC TA7310, frekuensi lebih tinggi juga bisa dicontrol, namun secara tidak langsung. Salah satu kelebihan PLL yaitu memiliki LOCKED range yang cukup lebar berbeda dengan FLL. FLL ? Berbeda dengan PLL, FLL mengukur secara frekuensi keluaran VCO (baik langsung maupun didownconverted dulu), kemudian dibandingkan dengan nilai frekuensi yang telah disimpan oleh RAM uController (biasanya dengan memencet tombol LOCK). Bila keduanya memiliki nilai yang sama, maka uController tidak akan mengeluarkan tegangan ke Integrator untuk menadjust capacitansy dalam varactor di VCO, kondisi ini disebut LOCKED. Ketelitian dari proses perbandingan kedua frekuensi ini sangat dipengaruhi oleh jumlah bit yang dipakai untuk mengukur frekuensi. Nah, untuk FLL ini, LOCK rangenya tidak selebar PLL, sehingga VCO diharapkan memiliki kestabilan lebih bagus dibandingkan bila menggunakan PLL. Maksudnya, bila VCO kita sangat tidak stabil, atau variance-nya melebihi puluhan KHz (gonjang), maka FLL relatif lebih sulit melakukan proses LOCKING. Sebenarnya ada satu lagi cara pembagkitan yang lebih OK, yaitu dengan menggabungkan uController dan IC DSP (Digital Signal Processor). Dimana VCO disini digantikan oleh kehadiran IC DSP sebagai synthesizer sampai bisa ratusan MHZ. Sementara, uController difungsikan sebagai decoder untuk menentukan besarnya frekuensi dari sinyal yang digenerate oleh IC DSP diatas. Kesulitannya saat ini, khususnya di Indonesia, IC DSP tersebut masih relatif sulit didapat, dan dijual kebanyakan dalam bentuk packeging SMD (Surface Mounted Device), yaitu kaki-kaki IC sangat kecil, mirip kayak di perangkat buatan pabrik … hehehe. Teknologi ini diadop oleh produsen RIG modern, dimana saat ini pembangkitan RF signal tidak lagi menggunakan PLL, namun menggunakan DDS (Digital Direct Syntheziser), yang merupakan nama lain dari teknologi ini. Tapi walaupun dipakai dipabrikan, homebrew juga dengan mudah kok mengadopt teknologi ini, asal komponennya ada … hihi. Demikian OM YD2SEO, semoga bermanfaat. Regards YD1CHS April 17, 2009 at 1:25 pm

Wah, design baru ya….? good…! Tapi Putut Widodo (YD3DKP) - kalo boleh kasih masukan Kediri - Jawa Timur backgroundnya agak cerah dikit. Trima kAsih April 17, 2009 at 4:03 pm

YD1CHS

Dear OM Putut, Thanks masukkannya … akan saya ganti

segera ! Regards April 20, 2009 at 2:17 pm

Buat Mas Juhar W (YC3TKM).

Putut Widodo (YD3DKP) Mas Juhar, skema dari anda sudah saya Kediri - Jawa Timur praktekkan. Tapi kok LCDnya cuma nyala doang dan muncul kotak** warna putih aja ? akau memakai LCD 2×16 yang warna biru. Saya sudah cek jalur ke LCD sesuai dengan pin. Tapi PIC16F84A yang sudah saya isi file hex dari anda, tak pasang di rangkaian pak janu ismadi yang dari anda itu, ee…e bisa jalan dan OK-OK aja. Tapi saya coba aplikasikan pada rangkaian yang saya rakit sendiri (PCB nya dari anda) tapi LCD nya cuma nyala kotak-kotak putih aja bos. Thank You. Kalo PCB nya Jadi Aku dikabari Ya…..! April 21, 2009 at 2:18 pm

Putut Widodo(YD3DKP) Kediri - Jatim

Bpk Colis Yang Baik…!

Ada skema anda punya skema LC Meter yang pakek PIC16F84 beserta source codenya ? kalo ada aku minta dikirimi….!! ha…ha… minta petunjuk lagi deh….! Trim Putut April 23, 2009 at 1:25 pm

YD1CHS

Dear OM. Udah dikirim via email Boz.

Regards April 24, 2009 at 1:18 pm

Putut Widodo(YD3DKP) Kediri - Jatim April 29, 2009 at 9:20 pm

Putut Widodo(YD3DKP) Kediri - Jatim

Tks U OM Saya Juga Balas lewat email anda To Mr. Colis YD1CHS

1. Pak Colis File LCM_01.ASM nya tak compile dengan MPASM.EXE kok error ? 2. Pin Untuk LCD 16×1 apa sama dengan Pin LCD 16×2? Terima Kasih Putut May 28, 2009 at 9:09 am

Hasta Joko.H

selamat , berhasil dan janggih, salam kenal dg YD 5 SVJ / JZ 04 ARY, gimana cara bisa mendapat convert 180 a ya

May 29, 2009 at 4:36 pm

Dear OM Hasta,

YD1CHS

Salam kenal juga.

Regards June 1, 2009 at 2:22 pm

Mas Cholis, aku dah bikin LC meter Juhar - YC3TKM yang pake 16F628, ntar kalo pcb dah jadi, aku akan kirimkan via email ke anda, biar teman2 bisa ikutan nyoba. Lumayan juga lho… 150rb dah bisa ngukur2 L ama C hehehe. Aku re-design ulang pcb dari vk3bhr, kusesuaikan dengan komponen kelas pasar genteng (relay 5 V putih ama reed relay). keep on experiments ! June 2, 2009 at 9:00 am

Hem - YD3RLU

Cak Juhar.. saya juga mau dikirimi ke shadhako[at]gmaildotcom.

makasih June 2, 2009 at 3:25 pm

YD1CHS

Dear OM Juhar,

Selamat OM, nah kalau dishare untuk rekanrekan wah bagus tuh biar kegiatan eksperimen mereka bisa lebih mengasyikkan. Regards YD1CHS June 5, 2009 at 7:35 am

salam kenal om..saya punya yaesu FT andi-YD2WRG 180 a,kond masih istimewa,tapi yang jadi masalah adalah radio saya tidak ada cristal recieve dan crystar transmitnya…(yang terletak di bagian atas tertutup kotak seng berjumlah kurang lebih 6 biji..3 kanan dan 3 kiri).apakah rig saya mbisa dirubah atao harus dicarikan komponen tersebut.kalo harus dicarikan kira-kira saya harus cari dimana…thnk bgt infonya om… June 5, 2009 at 8:05 am

YD1CHS

Dear OM Andi YD2WRG,

Kalau cari komponen xtal sesuai dengan Band yang diinginkan harus hunting OM, namun mungkin Rekans ada yang punya. Yang jelas frekuensi maksismum FT-180A adalah 18MHz, FT-180A standar bisa digunakan untuk band amatir 1.8M, 3.8M, 7M, 14M dll. Bila kesulitan untuk mendapatkan XTal susah, ganti saja block oscillator dengan PLL atau FLL, beres OM … hehehe. Regards YD1CHS June 6, 2009 at 1:54 pm

Putut Widodo(YD3DKP) Kediri - Jatim

To Mr. Juhar Udah tak terima bos PCB nya. Terima kasih, hasilnya lumayan OK. Terima kasih ya… he

he …….. Putut June 6, 2009 at 2:07 pm

Putut Widodo(YD3DKP) Kediri - Jatim

To Mr. Juhar YC3TKM

Halo boss, terima kasih dah tak terima paketannya and email dari anda. dan udah kucoba lumayan OK. Thank KIYU ya pak. Putut June 6, 2009 at 7:38 pm

thnk info nya..kemaren sy ditawari temen andri.yd2wrg utk pake xtal 11150…11350satu set lengkap apakah bisa dipake misalkan sy pengin ft 180a tersebut dalam kondisi standard..maksudnya ga dirubah..thnk infonya…om..oya..jangan lupa minum multivitamin spy tetap bisa ngisi di bagian comment…he…he… June 8, 2009 at 6:52 am

YD1CHS

Dear OM Andri YD2WRG, Hehehe … thanks sarannya …

Syukur kalau ada yang nawarin Xtal, soalnya nggak mudah mendapatkannya dipasaran biasa. Beberapa hal yang perlu OM lakukan check adalah sebagai berikut: 1. Pastikan Band Pass Filter (BPF) berada pada block RF sedah sesuai dengan frekuensi yang akan digunakan. Saya punya FT-180A produk lisensi Yaesu Musen Japan by PT. Kirana, jadi bukan asli Jepun secara standard hanya memiliki 1 BPF, dari 6 bank BPF yang ada, yaitu kanal ke-3 saja. Jadi bila OM akan operasikan, let say 80M dan 40M, maka BPF kanal ke-2 untuk 80M dan kanal ke-4 untuk 40M harus terisi trafo BPF-nya. 2. Pastikan konfigurasi radio diset untuk half-duplex, sebab biasanya kalau radio tersebut digunakan untuk eks. Pabrik bisa jadi sudah diset ke FullDuplex. Lihat manual book-nya untuk konfigurasi ini. 3. Pada block IF, radio FT-180A, juga hanya terdapat 2 buah filter saja dari 3 tempat yang disediakan, yaitu USB Filter, AM Filter, excluding LSB Filter. Sehingga untuk membuatnya bermode LSB (ORARI) maka frekuensi block OSC harus lebih rendah dari LO (10.7Mc), sementara supaya bermode USB (RAPI) maka frekuensi block OSC harus lebih tinggi dari LO (10.7Mc), berikut contoh cara menentukan frekuensi OSC untuk beberapa band amatir di Indonesia. Band ORARI: – 80M Mode LSB, misal kita ingin tuned di 3.8Mc, maka frek OSC = LO – Band = 10.7 – 3.8 Mc = 6.9 Mc. – 40M Mode LSB, misal kita ingin tuned di 7Mc, maka frek OSC = LO – Band = 10.7 – 7 = 3.7 Mc – Band dibawah 10.7 Mc lain menyesuaikan. Band RAPI: – 11.4Mc Mode USB, misal kita ingin tuned di 11.41Mc, maka frek OSC = LO + Band = 10.7 + 11.41 = 22.11 Mc (Kalau ada Rekans lain yang mengoreksi atau comment … please don’t be hesitate to response it). Kalau dilihat OM ditawari Xtal dengan frekuensi 11150…11350, apakah maksudnya berfrekuensi berapa OM, sebab beberapa Xtal bawaan FT-180A memiliki 2 tulisan frekuensi, misal (bukan nilai yang sebenarnya, lupa sih, nggak didepan FT-180A)12.7Mc dan 2Mc, artinya frekuensi osilasi Xtal tersebut 12.7Mc, dan digunakan untuk band 2Mc USB. Nah tolong pastikan nilai XTal yang ditawari oleh Rekan OM, dengan perhitungan sederhana diatas, OM akan bisa menentukan apakah Xtal tersebut bisa digunakan untuk FT-180A atau tidak, namun ingat maksimum frekuensi FT-180A hanya sampai 18MHz saja. Demikian semoga OK. Regards YD1CHS June 11, 2009 at 10:58 pm

thnk infonya…to cak juhar sy mau dong andri di share/digagi pcb ato skema lc meternya…klo bisa ya pcb jadinya aja…he… he…email [email protected] June 12, 2009 at 10:50 pm

to;SUHU YDI CHS…mohon andri/yd2wrg pencerahan… utk xtal rx dan tx sy ralat salah tulis..he..yaitu dari 11410-11435, mungkin artinya xtal tsb di gunakan di 11 mc atu freq sos ato emergency yg sekarang dipake teman2 rapi. trus berhubung radio sy dulunya blm pernah di gunakan apakah artinya sy harus seting radio pada setingan simplek(sprt di tulis pd buku manual),yang harus di lakukan jumpering..tolong pencerahannya om..pusing nih.. June 13, 2009 at 2:36 pm

tono ( mojokerto )

om yd1chs, kalo ada skema yaesu ft180a sekalian di cantumkan, trims 73 de yd3egw

June 13, 2009 at 7:57 pm

Dear OM Andri YD2WRG,

YD1CHS

Kalau tertulis demikian semoga memang maksudnya untuk 11.410-11.435Mc setelah dikurangi oleh LO 10.7Mc, kalau yang tertulis tersebut frekuensi resonansi XTal dimaksud, maka tentu tidak bisa digunakan. Dicoba dulu OM, baru beli … hehehe. Masalah settingan, dicek saja, kalau akan digunakan untuk bekerja di amatir tentunya mode yang sesuai adalah simplex. Demikian, semoga membantu. Regards YD1CHS June 13, 2009 at 8:01 pm

YD1CHS

Dear OM Tono di Mojokerto,

Salam kenal Cak Tono, saya punya schematic lengkapnya, namun untuk ditampilkan disini saya harus hati-hati karena khawatir dilindungi hak cipta, wah takut terjadi kayak kasus Bu Prita … hehehe. Ukurannya sudah saya kompres habis-habisan masih tetap gedhe (lebih dari 5MB), jadi susah juga dikirim via email. Demikian, Regards. YD1CHS June 22, 2009 at 3:34 pm

tono ( mojokerto )

ya…Om Cholis salam kenal juga, kalo mungkin bisa dikirim via email saya om, [email protected], dijamin om ngga kayak

bu prita. he……. he…… June 22, 2009 at 3:35 pm

tono ( mojokerto )

ya…Om Cholis salam kenal juga, kalo mungkin bisa dikirim via email saya om, [email protected], dijamin om ngga kayak

bu prita. he……. he…… thx sapTo wahoNo (yd3egw) June 22, 2009 at 6:52 pm

YD1CHS

Dear OM Tono, Your request sudah saya kirim, please check

Ur inbox. Regards YD1CHS June 23, 2009 at 7:40 am

pagi OM, sigit Apa Kabar, saya mo tanya nih, saya lagi puinya trouble dengan TS 680 saya, transmitnya cuma mau di frek. 27 mhz kalo monitornya bisa general coverage, sudah tak cek kayaknya aman2 saja, kira2 apa yaa OM dari relay sampai aku reset hasilnya sama aja. Mohon saran/informasi mungkin pernah nemuin kasus beginian . thanks berat. salam ntuk keluarga 73 Yc2Kej…………….temanggung June 23, 2009 at 5:04 pm

YD1CHS

Dear OM Sigit YC2KEJ,

Saya pernah mengalami di FT-80C, karena dia memang default untuk komersial, RX bisa general coverage namun TX hanya bisa transmit di beberapa band non-amateur, nah akhirnya cari-cari informasi, akhirnya dengan sedikit penjet sana-pencet-sini terbuka baik TX maupun RX full coverage. Untuk FT-80C caranya bisa dilihat di blog ini pada posting My Rig FT-80C, kalau untuk TS680 mungkin juga berlaku demikian, saya belum memiliki experience di rig ini. Demikian, regards. YD1CHS June 23, 2009 at 10:05 pm

tono(mojokerto)

thx, berat om Cholis sudah saya terima dengan selamat, he…..he….. mathur tengkyu, ntar kata-kata disambung lagi.

June 24, 2009 at 6:47 am

Dear OM Tono,

YD1CHS

Syukur kalau sudah sampai Mojokerto, soalnya

angkutan berat … hehehe Regards YD1CHS June 24, 2009 at 8:21 am

sigit

Pagi OM Cholis,

Thanks infonya nanti sore akan saya coba spt pada ft 80 c mudah2an nyangkut. Oya OM kalo saya pesen PLL untuk 180 nya (2 bander / 3 bander) bisa gak ? mohon informasi sekaligus harganya. thanks. sigit June 24, 2009 at 8:24 am

Om Cholis yg baik hati…..saya punya anto FT180A yang mana sudah lama ga dipake, setelah diONkan tiba-2 ada suara ledakan tp bukan bom trus diunit Final keluar asap, ternyata capasitor Tantalum ada yang pecah, setelah saya ganti, koq ampere meter pada PSU mentok kekanan padahal posisi monitor/RX. Demikian terima kasih. Slm Anto June 24, 2009 at 11:53 am

YD1CHS

Dear OM Sigit,

Waduh saya hanya homebrewer hobby OM, hasil kerjaanya sangat tidak profesional, jadi nggak mungkin untuk dikomersialkan. Oh ya, bila OM pengen pesan PLL untuk FT-180A, seingat saya OM Yanto YB3ON email addresnya [email protected], advertisingnya dipublish di http://www.bekas.com, saya pernah menelepon Beliau langsung, memang Beliau ada barangnya. Coba contact Beliau. Regards YD1CHS June 24, 2009 at 1:08 pm

YD1CHS

Dear OM Anto,

Wah perlu hati-hati, pasti ada short circuit diblock tersebut, jadi mendingan jangan dioperasikan dulu, cari masalahnya dulu. Bila memerlukan catuan gunakan yang ampere-nya kecil hanya untuk lokalisir gangguan. Seingat saya catuan ke block Final adalah ON terus, walaupun dalam kondisi RX, memang didekat block final terdapat sebuah Relay gedhe, namun fungsinya adalah sebagai saklar pengaktif saat switch ON di panel depan dinyalakan. Selebihnya, RF Power Amplifier tersebut akan langsung aktif (nyedot arus gedhe) bila diinjek sinyal dari block RF. Demikian, OM. June 24, 2009 at 7:50 pm

sugeng

June 25, 2009 at 6:52 am

YD1CHS

viva homebrew Bisa gak pic16f84nya diganti pic16f628a Dear OM Sugeng,

PIC 16F628A merupakan pengganti dari PIC 16F84A dengan tambahan features yang lebih baik salah satunya adalah PWM, jumlah pin dan posisinya juga sama persis. Jawabanya sangat bisa OM Sugeng, mungkin dibutuhkan minor modifikasi di firmwarenya, terutama pada statement bits configurasi dan beberapa penyesuaian kecil lainnya. Regards YD1CHS June 25, 2009 at 1:59 pm

Uynrpxka

YRwnnx comment5 ,

June 27, 2009 at 6:15 pm

OM tolong aku pingin punya schematic YUSHA Jepara (YC2TTM) diagram dan manual operating yaesu ft180A tolong ya Om dikirim aja ke Email aku sebelumnya matur Tanks you…….73…! June 29, 2009 at 12:35 am

Djati (YD2SEO)

Om Cholis keinginan saya idem sama om Yusha dari Jepara, saya pingin punya skema dan manual operating yaesu ft-180a buat

modifikasi. kalo ada kirim ya om ke email-ku, tirm’s sebelumnya, 73 … & good luck June 30, 2009 at 12:33 am

deni

saya punya rig yaesu ft-80c,ingin ditambah frequency 2meter band,bagai mana caranya om..

June 30, 2009 at 6:48 am

Dear OM Yusha & OM Djati,

YD1CHS

Sudah saya kirim via email OM, bila belum

nyampe contact saya. Regards YD1CHS June 30, 2009 at 6:54 am

YD1CHS

Dear OM Deni,

Prinsipnya seluruh komponen FT-80C (BPF, VCO+LO, LPF, RF Power Amplifier, dll) hanya didesain untuk HF (030MHz), sementara 2M berada diband VHF, jadi modifikasi apapun menurut saya sulit atau hampir tidak mungkin dilakukan. Namun, FT-80C bisa kita manfaatkan sebagai RX dan Exciter FM (syaratnya block FM-nya sudah terinstal disana, sebab default-nya block FM nggak ada), dengan menambahkan transverter, yang mengconvert dari band HF ke band 2M. Sekali lagi hanya sebagai exciter, jadi output dari transverter tersebut harus dikuatkan (diboosted) dengan RF Amplifier VHF. Demikian pendapat saya OM. Regards YD1CHS June 30, 2009 at 10:36 am

deni

Om.. bgm cara meng-instal blok FM nya dan minta tolong tampilkan skema Power Suplay 30A,punyaku payah..,Hatur nuhun

piwurukna.salam….. June 30, 2009 at 1:17 pm

YD1CHS

Dear OM Deni,

Untuk menambahkan block FM, maka harus punya dulu block tersebut, bentuknya rangkaian yang memiliki port yang bisa dimasukkan ke socket yang telah tersedia, cara instalasinya cukup simple, pasang ke socket yang telah disediakan, dan langsung jalan. Saya kebetulan menggunakan PSU Switching mode untuk keperluan Radio saya, namun saya juga ada yang menggunakan trafo, namun bukan buatan sendiri, beli jadi, soalnya males untuk buat sendiri, … hehehe Regards YD1CHS July 2, 2009 at 3:02 pm

LEK SUGENG BANYUWANGI

om kalo punya skemanya ft 180a aq mau dong dikirimi soalnya aq butuh banget ni buat mbenerin pesawat aq yang lagi ngadat tu…………… trims jayalah terus radio amatir

indonesia…………. 73 cerio July 2, 2009 at 8:32 pm

Djati (YD2SEO)

Dear Om Cholis,

Thank’s atas kiriman schematic diagram FT180A, lain waktu boleh minta pencerahan lagi ya Om Cholis July 3, 2009 at 8:07 am

YD1CHS

Dear OM Djati, No problem OM.

Regards YD1CHS July 6, 2009 at 2:28 pm

anto.nad

aku pngen hbngi Si,Om brpa sih no hp s,Om atau no telpon rumahnya, aku gak puas rasany klu gak kntak lgsung dgn s,om

July 7, 2009 at 6:37 am

Dear OM Anto,

YD1CHS

Kalau pas online, saya selalu hidupkan GTalk saya, silakan kalau ada waktu OM contact ke GTalk saya, nanti saya share HP dan Telp. Kalau disini kurang nyaman … Regards YD1CHS July 7, 2009 at 8:38 am

Jtrisula

Dear Om Cholis,

Salam kenal ya,,Om. saya senang membaca artikel hobby/homebrew modifikasi Yaesu FT 180A, jadi teringat dengan perangkat tua yang sudah lama tersimpan di gudang peninggalan orang tua, rupanya dapat dibangun kembali. btw klo tidak keberatan Om,,,mohon aq dpt dikirimkan skema & manual operating Yaesu FT 180A ke alamat email aq ya,, kemarin sempat aq hidupkan meletus kondensator tantalumnya, terimakasih ya Om atas kebaikannya,,,,,salam 73. July 9, 2009 at 9:16 am

Budiono

Dear YD1CHS,

Saya memiliki FT-180A masih mulus. Saya ingin memodifikasinya dengan PLL atau VFO untuk band 80m dan 40m. saya mohon dikirim manual instruction dan manual service FT-180A, dan skemaskema frekuensi Counter (FC), AFC dengan microcontroler termasuk skema PLL or VFO nya. Thnks, 73 Regard YC2KRV July 9, 2009 at 1:06 pm

OM tolong aku pingin punya schematic lek sugeng diagram dan manual operating yaesu ft180A tolong ya Om dikirim aja ke Email aku sebelumnya matur Tanks you……. July 9, 2009 at 4:04 pm

YD1CHS

Dear OM JTrisula dan Lek Sugeng, Sudah dikirim, semoga nyampe.

Regards YD1CHS July 9, 2009 at 4:06 pm

YD1CHS

Dear OM Budiono, Schematic FT-180A udah kukirim ke email.

Regards YD1CHS July 10, 2009 at 8:05 am

Jtrisula

Dear OM Cholis,

Terimakasih buanyak, akhirnya aq dapat juga Schematic FT-180A udah sementahun cari2 di website tidak pernah ketemu,,,,,,,,,,skrng tinggal bc diagramnya, radio ku yang berfungsi hanya satu Chanel (Chanel 1 saja), walaupun x’talnya aq pasang 6 bh,,,,,,,, btw sekali lagi makasih ya,,OM Cholis yang baik hati. salam, JT July 10, 2009 at 10:43 am

dear yd1chs indramiraza wah terimakasih bila pak cholis mau mengirimkan schm ft-180A dan sekalian dengan ubahan Freq.Counter uC PIC, LCD. kebetulan saya punya ft180A 6 chanel ex perkebunan. kebetulan saya berada di bandung boleh saya berkenalan didarat? salam, indra/yd6hhh sarijadi bandung. July 10, 2009 at 11:47 am

yd3dkp

To Rekans

Wah cukup lumayan OK dan Hebat nich LC Meter dengan PIC16F828 from Mr Juhar W (YC3TKM). Accurasinya cukup OK, waktu ngukur L/C cukup singkat +/- 1s.d2 detik aja. dan angkanya gak goyang dombret seperti LC Meter Homebrew yang aku beli he he….. Kemarin setelah merakitnya selesai aku coba eh..berhasil. Dan aku Coba bawa ke tempat Mr. Janu (YC3GSK) untuk aku bandingkan dengan LCR meter BuiltUP yang harganya Jutaan Gitu, Hasilnya cukup mengesankan (hampir sama) he he he………… Terima kasih Om Juhar PCB dan scemanya ya…… Kalo Rekans kepingin kirim email aja ke Mr Juhar email :[email protected]. Mohon maaf Om Juhar, biar rekan2 tambah coleksi homebrew nya. ha ha ha….. Putut Widodo July 10, 2009 at 12:36 pm

yd3dkp

To Rekans Ralat Mohon maaf Pake PIC16F628. Salah

tulis OM Putut July 21, 2009 at 9:57 am

LEK SUGENG

Waduh matur tank you ya om skemane dah saya trima ahirnya ……..?n lain kali kalo saya ada kesulitan tolong bimbingane ya

om ……… 73! July 22, 2009 at 7:52 am

Juhar

Hehehe…. itu LC meter hasil karya VK3BHR dari Australia, jadi full credit goes to him. Thanks bro.

Yang jelas aku cuman re-design PCB-nya aja, biar komponennya lebih cocok dgn yang di pasaran Indonesia , khususnya Surabaya dan sekitarnya. Wah thanks ya om Putut infonya, silakan deh disebar luaskan ke teman-teman, biar semua tambah maju. Sayang aku nggak punya LC meter yang built-up buat pembanding, jadi aku kalibrasi cuman pake Capasitor silver mica 130pF yang 1%, itupun nemu di protolan radio chanel hehehe. July 29, 2009 at 2:58 pm

Slamet sore Om Cholis, Smoga sehat ya anto.nad hari ini, tlg sms k,no hp ku Om, no hp s,Om, biar nanti aku yg hubngi s,Om, No hp ku 081360971112 itu sih klu boleh om, krn aku jg jarang sih buka internet. July 31, 2009 at 7:55 am

YD1CHS

Dear OM Anto, OK done …

Regards YD1CHS August 26, 2009 at 8:01 am

Oom saya tolong dikirimi service AG manualnya donk, terus kalau bisa skema 1 dan 2 rangkaian yang anda tampilkan, karena gak jelas tuh. Saya penasaran dapat mengubah dolanan yang satu ini. Kalau bisa jadi, kan bisa QSO sama sampeyan. Ini e-mail saya: [email protected] Terima kasih sebelumnya, jika jadi maka saya berani ambil punya teman yang di zero. August 28, 2009 at 9:53 am

Arsana

Selamat pagi OM Cholis,

Mohon dikirim manual user dan schematics diagram untuk Yaesu FT 180A. Soalnya baru dapat warisan FT 180A dari pakdhe yang mulai pensiun ngebreak. Untuk PLL nya sudah jadi, ngikuti skema dan petunjuk perakitannya dari website OM ini. Tapi setelah jadi, bingung untuk connectingnya ke FT 180A. Kalau salah menyambung ke FT180A nya, PLLnya langsung jebol gak OM? Thanks banget atas petunjuknya. Wassalam, Arsana August 28, 2009 at 9:56 am

YD1CHS

Dear OM AG,

Gambar rangkaian 1 dan 2 memang diblog ditampilkan kecil (thumbnail), namun bila diklik akan membesar dan bisa didownload, silakan untuk mendownloadnya di blog. Saya punya complemaentary document manual FT-180A, bukan service manual, namun belum saya digitalisasi karena bentuknya adalah hardcopy. Regards YD1CHS August 28, 2009 at 11:18 am

YD1CHS

Dear OM Arsana,

PLL disambungkan pada input buffer stage setelah rangkaian oscillator Xtall bank, cukup angkat satu kaki capacitornya, lalu tambahkan capacitor lain untuk disambung ke PLL. Jangan khawatir PLL tidak akan jebol kalau salah sambung, asal tidak disambungkan pada RF Power Amplifier atau output antenna … hehehehe Untuk schematic diagram saya ada, akan saya kirim setelah jum’atan yaaa … Regards YD1CHS August 31, 2009 at 12:45 pm

Arsana

Selamat siang OM Cholis,

Kalau lagi gak sibuk, mohon dikirim schematic diagram untuk FT-180 A. Saya udah buka email, tapi belum ada kiriman dari OM. Sudah kebelet pingin nyoba FT 180A dengan tampang baru nih. Terimakasih September 7, 2009 at 4:42 pm

YD2NDX

selamat sore OM Cholis…salam kenal

Om saya punya FT-180A pengen saya oprex biar bisa muncul di 80 meter gmn caranya ya? klo dengan menggunakan sistem FLL ,mohon pencerahanya dan klo Om cholis punya skemanya saya minta dikirimi via e-mail [email protected] tnx sblmya…de YD2NDX 73 September 12, 2009 at 7:05 pm

Juhar

@ yd2ndx :

mending pake pll aja om, klo pake fll rasanya masih belum “murni” hehehehe… skalian belajar sistem synthesizer yang modern September 14, 2009 at 4:11 pm

YD2NDX

@ OM JUhar trims sarannya, ga ada salahnya klo mencoba

sistem PLL modern heheheh September 15, 2009 at 6:03 am

YD1CHS

Dear OM Juhar and OM YD2NDX,

Untuk PLL Modern mungkin maksudnya merefer ke DDS ya? Memang VFO ini salah satu impian saya, namun masih ada kendala untuk mendapatkan IC-nya, bila kita beli dalam jumlah kecil. Hi. Saya ada dan sudah experimen dengan FLL 16F84A serta sebuah rangkaian integrator, namun memang ada kelemahannya, sejauh yang saya rsakan sampai saat ini adalah, VCO yang di-drive harus cukup stabil, sebab rangkaian FLL tidak akan mampu locked bila VCO-nya memiliki fluktuasi frekuensi berlebih dan deviasinya besar, untuk low band mungkin masih mungkin, namun untuk frekuensi lebih tinggi ini merupakan tantangan. Mungkin ini keterbatasan komponen FLL-nya saja, sebab ia belum memiliki ADC yang baik, proses drivingnya hanya mengandalkan tegangan yang dikeluarkan 2 buah pin dengan level 0 dan 5 volt saja. Namun PIC generasi terakhir sudah menyediakan ADC sampai 10 bits, saya yakin pasti memiliki kinerja lebih baik. Namun yaitu tadi, ia hanya mampu bekerja dengan clock 20MHz, artinya untuk melock frekuensi diatas itu pasti locking processnya terkesan lamban. The best solution memang seperti yang disebutkan OM Juhar, modern PLL atau DDS, sebab dalam IC DDS tersebut sudah dilengkapi dengan PLL asli bukan FLL, kita hanya cukup menencoder-nya secara serial untuk memperoleh frekuensi osilasi. What a wonderfull IC, OM Juhar atu OM YD2NDX tahu dimana mendapatkan IC ini dengan low budget? please inform me yaaa … That is way, teknologi FLL ini sangat jarang diterapkan, radio RIG terbaru sudah menggunakan DDS bukan lagi PLL sebagai salah satu andalan dan value yang dijual ke pelanggan … Regards YD1CHS September 17, 2009 at 4:15 am

Victor Tanzil

Saya juga tertarik pada artikel ini Oom, rasa2nya perlu banyak waktu u/rubah FT 180 jadi general coverage, pakai PLL ya! Ada

schemanya Oom? September 17, 2009 at 9:15 am

Putut Widodo (YD3DKP)

dear Victor Tanzil Cari aja om di blog ini, kyknya ada kok. PLL

dengan IC TC9122 Terima kasih Putut September 28, 2009 at 11:47 am

Om Cholis, bagus eksperimen anda. Indra (YD1JJJ) Untuk frekwensi di bawah 8Mhz, VFO masih disarankan. Jika dibuat secara baik, akan mempunyai kestabilan yang tinggi (short drift maupun long drift). VFO sebenarnya mempunyai keunggulan di low noise-nya dibandingkan dengan PLL-VCO atau DDS. DDS sudah banyak digunakan di low end transceiver (IC-718, FT-817, FT-857, dst), tetapi untuk midle-high end transceiver masih menggunakan PLL-VCO. Beberapa pabrikan seperti Yaesu dan Tentec menggunakan PLL yang bekerja di 500-700Mhz sebelum di downsized (dibagi) menjadi local oscilator, tujuannya adalah untuk mengurangi noise (spourious) yang timbul. DDS masih digunakan tetapi hanya sebagai referensi frekwensi. Sistem ini biasanya dikenal sebagai summing loop. Tahun 2005-2006 saya pernah bikin DDS menggunakan AD9835, AD9850, AD9851 dengan PIC 16F628A dan software dibuat oleh anggota Ham India dan sumber lainnya di internet. Masalah yang timbul, ternyata DDS lebih noisy dibandingkan VFO maupun PLL-VCO Sampai sekarang, saya lebih senang menggunakan VFO (8Mhz). TC9122 bagus digunakan sampai 12Mhz dan hanya perlu beberapa IC tambahan untuk phase detector dan pembagi frekwensi untuk referensi. IC PLL yang menjadi favorit saya adalah MC145151P2 (parallel programming) atau MC145170P2 (serial programming). MC145151P2 harganya hampir sama dengan TC9122 tetapi sudah builtin phase detector dan pembagi frekwensi referensi. MC145151P2 mampu menangani input sampai 35Mhz (tanpa prescaler) dan mempunyai pembagi terprogram sampai 16ribu. Mudah-mudahan bisa membantu teman2. Terima kasih. September 28, 2009 at 12:23 pm

Putut Widodo (YD3DKP)

Ass Wr Wb To Om Indra (YD1JJJ) Om Colis (YD1CHS)

Sebelumnya saya ucapkan Minal Aidin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin. Membaca artikel dan comment2 dari rekan2, saya tertarik dan sudah mencoba membuat PLL dengan IC TC9122 dengan dial menggunakan PIPILAN ICOM 2N. yang mau saya tanyakan disini kepa OM Indra dan OM Colis sebagai Berikut : Apakah PLL denga IC TC9122 ini untuk Dialnya yang selama ini aku bikin dari Pipilan Icom 2N, bisa diganti dengan Dial putar seperti PLL Synteser buatan YB3DD ?? kalo bisa rangkaian tambahannya bagaimana ? Demikian Om Colis dan OM Indra Terima Kasih Wass Wr Wb Putut (YD3DKP) September 28, 2009 at 12:59 pm

YD1CHS

Dear OM Indra YD1JJJ,

Thanks sharingnya OM, menambah wawasan kita semua nich, oh yaa … mohon maaf lahir bathin. Regards YD1CHS September 28, 2009 at 1:11 pm

YD1CHS

Dear OM Putut YD3DKP,

Untuk mereplace dengan menggunakan decoder, bisa digunakan bentuk putar, tombol atau apa saja OM. Saya mencoba menggunakan tombol, sehingga bila tombol dipencet terus, maka PLL dalam mode seraching, kalau dipencet satu-satu maka frekuensi akan naik atau turun satu step sesuai step yang diprogram (2.5k, 5k, atau 10k). Nah saklar tersebut bisa diganti dengan decoder yang berbentuk putar. Saklar tersebut hanya berfungsi untuk membangkitkan clock saja. Untuk membuatnya demikian saya menggunakan digital counter (sudah saya tulis diblog ini rangkaiannya) dengan menggunakan IC TTL/CMOS yang harganya cukup murah. Tentang switch decoder ini saya pernah membaca disalah satu web, bisa menggunakan bekas mouse komputer, saklar ON/OFF karena saklar yang terbuat dari coupler cahaya, yang OFF-nya akibat cahaya tertutup oleh roda putar, kondisi ON-nya pada saat tidak ada halangan roda, demikian seterusnya. Untuk saklar decoder putar produk OM Supardi YB3DD outputnya seperti apa? ON/OFF atau seperti apa OM? Regards YD1CHS – Cholis September 28, 2009 at 1:20 pm

Putut Widodo (YD3DKP)

To OM Colis

Terima Kasih OM Penjelasannya, nanti coba tak pahami dan praktekkan. Untuk Produk Om Pardi/YB3DD, sesuai PLL yang saya punyai saat acara Nylder Bareng beberapa bulan yang lalu di surabaya, pake Rotari Dial bentuknya seperti Potensio OM. Hargane di genteng kalo g salah Rp.30 ribuan. Demikian OM Putut Widodo (YD3DKP) September 28, 2009 at 1:35 pm

YD1CHS

Dear OM Putut,

Nah decoder putar seperti itu yang coba saya cari, saya nggak dapatkan di Bandung, mungkin belum ketemu saja yaa … Coba OM Putut cek output dari decoder putar tersebut ON/OFF atau gimana, nanti kita coba carikan rangkaian Digital Counter yang sesuai. Maaf lahir bathin yaaa … Regards YD1CHS September 28, 2009 at 1:41 pm

Putut Widodo (YD3DKP)

Dear OM Colis

Iya om nanti coba saya cek dulu. Soale PLL tersebut cuma tak uprek output freq saja. Untuk Dialnya belum pernah. Tapi kemarin Rekan beli di genteng Rp 30 ribuan katane. Soale PLL Pas milik YD3GTD dialnya agak rusak. Oh ya OM ini sudah di Bandung ya ??? maaf aku gak bisa dolan ke TLagung lebaran kemarin. Soale maklum punya monik kecil. Jadi nglencernya/lebarannya yang deket2 aja, kasihan kepanasan soale naik Motor MX. Terima kasih Putut Widodo/YD3DKP October 2, 2009 at 2:33 pm

Pak Colis, sy punya ft-180a hanya berisi Bima kristal IF-nya saja ( 10.7 Mc ) pengin untuk bisa transmit di 80 meter dan untuk pll 3,5 sudah ada, tetapi sy pengin lebih detail lagi tahu schemanya. apakah bapak berkenan untuk mengirimkan user manual atau schematik diagramnya via email saya. Terima kasih. October 3, 2009 at 10:48 am

YD1CHS

Dear OM Bima, Done, please check Ur inbox.

Regards YD1CHS October 3, 2009 at 9:53 pm

Bima

Yth Om Cholis, Terima kasih atas kiriman skema FT-180 nya dan nanti kalau ada problem tolong

bimbing ya om. Salam Bima October 4, 2009 at 3:09 pm

Indra YD1JJJ

Lupa saya, Om Cholis dan semua rekan di blognya YD1CHS, saya mengucapkan Minal Aidin Wal Faidzin,

Mohon Maaf Lahir dan Batin. TC9122 merupakan parallel programing (decimal base) dengan pembagi terprogram sampai 3999. Elektronik dial bisa dibuat dengan IC up-down counter semacan 4510 (decimal), 4516 (hex), 74LS192, dst. Clock bisa dibangkitkan dengan 4011, dan up-down control menggunakan IC 4013 dan rotary shaft encoder. Jadi untuk membuat dial electronik untuk TC9122 diperlukan 4x 4510, 1x 4011, 1x 4013, serta 1x rotary shaft encoder. Rotary shaft encoder ada digital dan mekanik. Yang digital harganya cukup mahal, tetapi yang mekanik cukup murah (20-40ribuan sebuah). Anda bisa download sckemanya di http://mirror.unej.ac.id/onnowpurbo/oraridiklat/teknik/homebrew/pll-yb3dd/PLL_SCH.pdf. Terima kasih. October 4, 2009 at 7:05 pm

YD1CHS

Dear OM Indra YD1JJJ,

Sama-sama mohon maaf lahir bathin juga, dan thanks sharingnya, nah saya pernah nyari-nyari rotary shaft encoder di Bandung, berhubung belum tahu bentuk fisiknya jadi masih belum menemukan sampai saat ini, kalau OM Indra atau OM Putut punya fotonya, please send me via email yaaa …, untuk clue buat saya mencari di Jaya Plaza Bandung, thanks sebelumnya. Regards YD1CHS October 5, 2009 at 6:25 am

Putut (YD3DKP)

Ass Wr Wb.

To : YD1JJJ Sebelumnya Mhon Maaf Lagir dan Batin. Begini OM, aku sekarang ini sedang mencoba merakit SSB Transceive Blekok Ver 1.1 dar anda. Dan Alhamdulillah berkat bantuan Rekan Juhar aku mendapatkan IC MC1349 Pengganti MC1350 (seperti yang anda sampaikan di email). Dan disini saya mau menanyakan mengenai VFO yang bekerja di 4.1 – 4.3Mhz. Pada T7 dan T8 tidak ada jumlah Lilitannya OM ?? Mohon Dijelaskan Karena disini saya mencoba buat lilitan di koker 5mm sejumlah 20lilit, tapi frequnsinya 2.5Mhz. Lilitan tak kurangi juga masih tetep aja bekerja di 2.5Mhz. Apakah yang salah ya om ??. Dan untuk Tr5 C2053 apakah bisa diganti dng yang lain ??? To YD1CHS Udah saya foto om, tapi HPaku agak trobel, tak kopi ke komputer via kabel data gak bisa. InsyaAlloh besok tak emailkan, pinjem HP temen dulu biar bisa kopi ke Komputer Karena hari ini ada msh acra ke Surabaya. Seperti yang disampaikan OM YD1JJJ bener OM, Persis milik OM Pardi YB3DD. WassWr Wb Putut W October 5, 2009 at 6:40 am

YD1CHS

Dear OM Putut (YD1DKP) & OM Indra (YD1JJJ),

@: OM Putut (YD1DKP) Kalau OM Putut dapat yang MC1349P itu lebih OK dibandingkan MC1350P sebab conversion gain-nya 60dB, sementara MC1350P hanya 50dB. 10dB adalah perbedaan yang sangat signifikan. Oh yaa … tentang foto encoder tersebut nggak perlu buru-buru, santai saja, namun terimakasih sebelumnya yaa … @: OM Indra (YD1JJJ) Saya kebetulan juga suka mengamati beberapa transceiver homebrew dari berbagai sumber, salah satu versi blekok pada penguat IF menggunakan langsung 2 buah IC monolitic IF AMP yang dicouple dengan menggunakan capacitor. Menarik sekali, unfortunatelly saya belum punya oscilloscope sehingga nggak bisa bisa melakukan experimen dengan mengamati signalnya sendiri. Beberapa literature lain biasanya menggunakan 1 buah IC tersebut, paling banter menambahkan 1 tingkat penguat low noise IF amplifier (misal menggunakan FET double gate), sehingga diperoleh overall gain sekitar 70dB s/d 80dB, sementara rancangan OM secara teoritis akan mendapatkan 100dB atau 120dB (tergantung IC mana yang dipakai). Pertanyaan saya, untuk konfigurasi 2 tingkat IC pada IF amp tersebut yang OM rasakan apakah tidak terjadi distorsi signal? dan apakah feedback belum muncul? Demikian, thanks sebelumnya buat kedua Rekan saya … have a nice day. Regards Cholis – YD1CHS October 6, 2009 at 10:25 am

Putut Widodo (YD3DKP)

To YD1CHS:

Betul om colis, MC1349P ini juga rekomendasi Om indra (Yd1JJJ). Berkat Om Juhar aku dapat MC1349P walaupun kakinya udah kerak2 tapi semoga berfungsi normal. Kayaknya stock lama. Dan setelah komunikasi Via telphone kemarin (waktu aku masih di SBY bersama BIG BOSS), tadi malam aku coba browsing datashee MC1350 dan MC1349P. Memang bener om perbedaannya pada Conv Gain nya seperti yang ada sampaikan di atas. Semoga aku Nrakit blekok ini berhasil. he he he. Aku coba pakek Xtal 8Mhz OM sesuai skema om Indra (YD1JJJ). Oh iya om ada berita duka.Rekan homebrewer kita dari tulungagung bapak SUGIANTO (YD3FVB) hari ini jam 2 pagi meninggal dunia karena sakit. Beliau sering bikin homebrew SSB transceiver. Demikian Putut Widodo (YD3DKP) October 6, 2009 at 1:44 pm

Putut Widodo (YD3DKP)

To YD1CHS: Maaf OM, tak tunggu kiriman software untuk

gambar VU Meter. he he Terima kasih Putut October 6, 2009 at 5:02 pm

YD1CHS

Dear OM Putut, Kami sekeluarga turut berbelasungkawa atas

meninggalnya YD3FVB/SK. Software tadi sudah kukirim OM, sorry nggak bisa response chating invitation dari OM, sebab lagi dikejar jam tayang … nih … hehehe. Regards YD1CHS October 6, 2009 at 8:02 pm

Putut Widodo (Yd3DKP)

To YD1CHS: Terima kasih OM email sudah tak terima

dengan baik. Putut W October 6, 2009 at 8:29 pm

Putut Widodo (Yd3DKP)

To Om Indra. & Om Colis

Om indra yang terhormat, mohon maaf mengganggu anda dengan pertanyaan saya ini. Begini om Indra, aku mencoba merakit SSB Tranceiver Blekok Versi 1.1 2006 dari anda. PCB sudah tak buat, dan alhamdulillah aku sudah mendapat IC MC1349P 6biji. dan ini sudah mulai saya rakit mulai dari IF Amp sudah OK, dan selanjutnya saya rakit bag VFO dan sudah rampung. Akan tetapi VFO yang bekerja di 4.1 – 4.3 MHZ, ini Freq nya gak bisa Anteng (jawa) alias lari2 om. Untuk Capasitor 1000PF saya menggunakan Capasitopr kertas/perak dari radio jadul, yang lainnya keramik. Untuk tegangan saya kasih 9 Volt dengan IC 7809. Apakah yang menyebabkan freq lari2 om?? Om indra & Om Colis mohon penjelasan untuk VFO ini. Demikian Terima kasih. Mohon maaf om colis ini juga menyangkut BITX he he he…. Hormat saya Putut Widodo October 7, 2009 at 7:20 am

YD1CHS

Dear OM Putut,

Memang tantangan terbesar dalam membuat TRX adalah VCO yang stabil, sehingga sebelum teknik PLL diketemukan, issue bagaimana menstabilkan VCO adalah sangat intents, berikut beberapa tips dari para pendahulu terkait dengan penstabilan VCO ini (yang ingat di kepala saya saja, nanti kalau ada yang lain akan ditambahkan): Intinya yang membuat VCO tidak stabil adalah: 1. Perubahan suhu sekitar rangkaian VCO, baik yang disebabkan oleh faktor eksternal maupun internal komponen. Apa kaitan suhu dengan kestabilan VCO? Pada saat suhu berubah, maka nilai komponen akan berubah pula, nah kalau komponen yang berubah itu berada di bagian “tank circuit” – maka frekuensi akan berubah pula. Lihat rumus dasar osilasi f = (1/2*PHI)*SQRT(1/LC), LC adalah inductor dan capacitor “tank coil” bertanggung jawab terhadap osilasi VCO. Tips mengurangi ketidakstabilan karena efek temperature: a. Temperature eksternal: menutupi rangkaian VCO dengan wadah/shileding rapat dianjurkan dengan shielding logam yang diground untuk mengurangi terjadinya parasitik dari luar, oh yaa OM, kalau bisa rangkaian regulator DCnya jangan dicampur menjadi satu dengan box VCO, sebab dia cenderung mendisipasi panas, pisahkan tetap diluar. Pada beberapa pesawat profesional seperti FT-180A, dijual (optional) VCO dengan Oven, Oven ini akan berusaha mempertahankan suhu supaya tetap stabil. b. Temperature internal: yaitu berasal dari komponen itu sendiri. Usahakan pada “tank circuit” menggunakan komponen dengan karakteristik toleransi suhunya rendah, untuk kapasitor misalkan jenis polysterene atau NPO – yang biasanya pada kepalanya ada tanda hitam. OM sudah benar menggunakan kapasitor kertas (warna perak) untuk C1000pF, namun melihat rangkaian VCO Blekok dimaksud, C46(10p), C47(22p), C49(22p), termasuk C48(0-365pF) adalah “tank coil” jadi pastikan semuanya menggunakan komponen yang toleransi suhunya kecil. Khusus untuk C48(0-365pF), diusahakan menggunakan Varco logam udara, varco plastik cenderung tidak stabil karena dengan bergeraknya bilah plastiknya maka akan merubah nilai kapasitansi. Oh yaa, sedikit catatan, dalam membangun sebuah VCO, jangan memaksa VCO tersebut dapat mengcover band sebesar-besarnya, justru usahakan VCO tersebut mengcover band sekecil-kecilnya, misalkan untuk 80M jangan lebih 400KHz, pengamatan saya, makin besar coverage band sebuah VCO, maka ia cenderung sensitif terhadap perubahan kecil disekitarnya, efek yang terasa, ia cenderung tidak akan stabil. Komponen berikutnya adalah Inductor, inductor terbaik untuk menjaga kestabilan (IMHO) adalah dengan inti udara, bila menggunakan inti ferit nggak apa-apa, lebih baik diberi shielding logam yang diground disekitarnya. 2. Kestabilan tegangan catuan, pastikan OM melengkapi dengan penstabil DC catuan yang menuju ke VCO, bisa menggunakan IC semisal LM7809 (disesuaikan tegangannya), atau cukup menggunakan Zener diode. Khusus untuk tegangan yang mencatu Diode Varactor (fungsi RIT), pastikan juga stabil, sebab perubahan sedikit saja tegangan akan merubah besarnya kapasitansi dalam varactor, yang efeknya akan merubah frekuensi VCO. Dalam rangkaian Blekok, diode varactor ini diganti dengan menggunakan diode Zener (DZ3-36V). 3. Arus yang ditarik dari rangkaian VCO ke bagian berikutnya harus sekecil mungkin. Beberapa pendahulu kita ada yang memberikan kesimpulan bahwa pada rangkaian inti VCO tidak boleh ditarik arus yang besar, karena akan mengganggu kestabilan VCO secara keseluruhan. Tips mengurangi ketidakstabilan berdasarkan pendapat ini adalah: a. Gunakan selalu rangkaian BUFFER tepat dibelakang VCO, hindari langsung mencatu VCO ke rangkaian seperti Modulator, Penguat RF, dll. BUFFER berfugsi untuk mengisolasi karakteristik input rangkaian dibelakangnya, supaya tidak dirasakan oleh rangkaian inti VCO. VCO Blekok sudah dilengkapi dengan Buffer (TR9). b. Dalam rangka menarik arus sekecil-kecilnya dari VCO, dianjurkan bila rangkaian VCO ke belakang menggunakan coupling capacitor, nilai capacitance-nya dibuat sekecil-kecilnya. Sementara demikian, semoga membuat OM Putut makin “titis”/tajam untuk menganalisa apa saja yang bisa diimprove dari pembuatan VCO ini. Have a nice day … Reagards YD1CHS October 7, 2009 at 8:47 am

Putut Widodo (YD3DKP)

To Om Colis (YD1CHS)

Betul om colis, setelah saya membaca tanggapan anda mengenai pertanyaan saya di atas, memang saya merasa sangat kurang bisa memahami dalam memilih komponen dan dalam hal teori. Betul sekali yang anda sampaikan, mungkin VCO saya komponennya masih belum yang seperti diharapkan, karena C46(10p), C47(22p), C49(22p) pada Rangkaian blekok ini saya menggunakan capasitor keramik yang biasa. dan pula VCO tidak saya tutup dengan wadah/shileding logam. Dan dalam rangkaian VCO ini aku menggunakan 7809 untuk penstabilan tegangan DC input. Dan untuk C48(0-365Pf) saya menggunakan Varco Logam. Coba nati aku tak cari komponen di Kediri, kebetulan ada acara di kediri hari ini. Memang perlu belajar banyak dalam membuat VCO ini ya om. Apabila Zener 36volt diganti dengan Varactor apakah bisa om ??? Dan apabila rangkaian VCO Blekok ini saya ganti dengan VFO versi YC3LSB bagaimana, competible gak pak ??? he he he…. Soale kalo VFO ini aku sudah bikin dan Alhamdulillah gak lari2 terlalu cepat. he he he…. Demikian om, terima kasih atas pencerahannya. Akan aku praktekkan nanti. Putut Widodo YD3DKP October 7, 2009 at 10:03 am

YD1CHS

Dear OM Putut,

Untuk Zener DZ3-36V memang difungsikan sebagai variable capacitor yang didrive dengan tegangan mundur. Nilai kapasitansi diperoleh dari maju-mundurnya barrier pada bahan silikon antara Anoda dan Katoda. Masing-masing diode akan memberikan nilai kapasitansi berbeda. Makin besar perbedaan kapasitansi saat tegangan mudur terkecil sampai terbesar, maka akan makin besar juga deviasi frekuensi VCO (RIT). Tentu saja Zener DZ3-36V bisa diganti dengan Varactor, sebab memang varactorlah yang khusus didesain untuk kepentingan ini. Bila OM lihat rangkaian BITX, ia juga memanfaatkan Zener bukan varactor, namun dalam percobaan saya menggunakan varactor. Banyak tipe varactor dijumpai, masing-masing berbeda dalam besar defleksi kapasitansinya. Nah, kalau diinginkan nilai kapasitansi lebih besar dari hanya 1 buah varactor, OM bisa dengan mudah memparalelkan, sebab sesuai dengan hukumnya kapasitansi yang diparalel akan naik impedansinya, namun dengan memparalelkan lebih dari 1 buah varactor, berarti kapasitansi terendahnya juga akan lebih besar juga. Untuk memberikan efek sesuai dengan keinginan kita, kita bisa mengkonfigurasi Varactor secara serial, paralel atau campuran keduanya. Oh yaa, selain zener atau diode biasa bisa kita gunakan untuk menggantikan tugas varactor, kita juga bisa menggunakan transistor apa saja untuk keperluan ini, transistor memiliki 2 buah barrier didalamnya, misal transistor jenis NPN, maka kaki Basis adalah Anode, sementara kedua kaki Collector dan Emittornya adalah Katode, aplikasinya bisa menggunakan hanya 2 kaki saja (Basis+Collector atau Basis+Emitter) atau ketiganya, sesuai dengan konfigurasi yang diinginkan. Nah mengenai penggantian rangkaian VCO Blekok dengan VCO dari YD3LSB, tentu bisa OM, yang penting paling penting frekuensinya sesuai saja. Memang ada hal lain yang harus dikonsideran yaitu Amplitudo dan Impedansi outputnya harus sesuai dengan stage berikutnya, namun OM nggak perlu risau dengan hal tersebut, kita kan bukan manufacturer yang sangat profesional, saya jamin rangkaian akan tetap bisa bekerja normal (sesuai dengan requirement Amateur) … hehehe. Have a nice day. Regards YD1CHS October 7, 2009 at 10:10 am

Putut Widodo (YD3DKP)

To Om Colis (YD1CHS).

Wah….. gamblang om penjelasannya, jadi saya nanti coba2 sudah ada referensinya. Semoga saja blekok yang saya rakit ini bisa jadi dan bekerja sesuai keinginanku. he he he…………. Sekali lg terima kasih OM…… Putut Widodo YD3DKP October 7, 2009 at 1:11 pm

YD1CHS

Dear OM Putut,

Saya juga menunggu hasil experimen OM, terutama bagian RX-nya, sebab block IF Amplifier menggunakan dua buah IC TA1349P yang dijajarkan dengan coupling capacitor. Apakah AGC-nya OK dan RX-nya tidak overamplified. Hehehe … Regards YD1CHS October 7, 2009 at 9:27 pm

Putut (YD3DKP)

Dear Om Colis,

OK Om semoga berhasil percobaan ini Insya Alloh Aku tulis and Sharing Bila sudah Kelar and berhasil. Putut Widodo October 8, 2009 at 7:08 am

YD1CHS

Dear OM Putut, Well … itu yang ditunggu, thanks sebelumnya.

Regards YD1CHS October 8, 2009 at 8:14 am

Putut Widodo (YD3DKP)

Dear Om Colis :

Kemarin rangkaiannya tak bawa ke kediri ke tempate OM AYIK (YD3MWQ) tak suruh bantuin mencari solusinya OM di bagian VFOnya. Komponen dah diganti jenis NPO (untuk 22pf) dan yang lainnya. Llitan T7 juga sudah diganti dengan lilitan lebih banyak dan tertutup. Akan tetapi masih juga lari2. Waktu sampek mau magrib, akhirnya tak tinggal dulu. Nanti kesana lg untuk diskusi lagi OM. Aku kasih masukan ke YD3MWQ untuk VFOnya diganti dengan rakitan yang saya buat, eeeee… malah aku diomelin. he he he…. katanya “Experimen itu kalo ada permasalahan seperti ini yo dicari disik masalahe, kalo diganti VFOne malah rangkaiannya pating Grembel (gak praktis)”. Namanya aku yunior ya jawabku “OK pak guru !!” (Soale beliau Guru IPS) he he he. Putut W October 8, 2009 at 11:41 am

YD1CHS

Dear OM Putut,

Hehehe, benar kita harus menghormati elmer (guru) kita, … saya salut sama semangat problem solvingnya … such amazing spirit ! Tolong sampaikan salamku buatnya, mungkin waktu hari raya kemarin saat saya pulkam, sempat QSO dengan Beliau. Regards YD1CHS October 8, 2009 at 1:22 pm

Putut Widodo (YD3DKP)

Dear Om colis and Rekans

Om colis and rekans, begini om kepingin tau skema dan keterangan/penjelasan FC/Freq Display dengan PI16F84 menggunakan seven segment 7 digit common anoda/katoda. mungkin Om colis dan rekans ada referensi buat saya ??? kebetulan aku belum ada referensi untuk FC seven Segment. Punya sih dirumah tapi gak punya skemanya, mana komponennya dirahasiakan, he he he……. Kalo ada di share ya…. Putut Widodo October 8, 2009 at 1:23 pm

Putut Widodo (YD3DKP)

Dear Om colis

Kalo ada referensi FC/Display PIC16F84 menggunakan 7 segment mohon di page sendiri ya om. Makasih Putut October 20, 2009 at 12:08 am

budi gresik

dear om colis

salam kenal om colis, untuk rangkaian pll yang anda buat itu outputnya masuk ke ft180a ke bagian mana..? maklum saya masih jadul nih October 20, 2009 at 12:39 pm

Putut Widodo (YD3DKP)

Dear OM Colis Ass Wr Wb

Bagaimana Om kabarnya ??? baik2 aja khaan ?? Om saya mau tanya om, ini aku ditanya sama rekan kediri mengenai counter yang bisa bekerja sampai 150/200 Mhz (untuk FM Broadcaster) dengan LCD. Kalo pakek Counter Om Juhar yang aku posting di http://www.orari-kediri.com prescalernya pakek IC type berapa OM ?? yang tentunya banyak tersedia di toko elektronik. he he he….. Kalo aku browse di internet ada yang pake SAB64xx tapi pakek 7segmen. Gak ada di pasar genteng. Mohon pencerahan dan petunjuknya ya om kalo ada skema prescalernya sekalian. he he he (ngerampok ya ). Wass Putut Widodo YD3DKP October 20, 2009 at 7:13 pm

YD1CHS

Dear OM Putut,

Coba ditengok di http://electronicsdiy.com/electronic_schematic.php?id=724 siapa tahu ada komponennya … Regards YD1CHS October 21, 2009 at 9:18 am

Putut Widodo (YD3DKP)

Om Colis yang terhormat;

Iya om aku coba cari prescales MC12080, semoga ada di pasaran. he he he. dan Fet J309 compatiblenya type berapa om ?? Tks Putut November 1, 2009 at 9:35 am

Pak Cholis, maaf baru menjjawab Indra (YD1JJJ) pertanyaannya. Menganai penggunaan 2 buah MC1350/MC1349 di bagian IF. IC di atas inputnya menggunakan penguatan diferensial yang mempunyai kelebihan di broadband (60Mhz, 3db) dan penguatan tinggi( 50db/60db). IC ini akan bekerja penuh (MC1350, 50db) jika tegangan dikaki 5 (AGC pin) kurang dari 2 Volt dan penguatannya akan minimal (10db) jika tegangannya berubah menjadi > 5 Volt (lihat datasheet-nya). Kelebihan lainnya IC ini adalah noise figure yang cukup rendah, sekitar 4.2db. Perlu diketahui, bahwa gain di atas akan kita dapatkan, jika impedansi antar bagiannya matched. Dalam membuat radio receiver yang bisa dikategorikan sebagai radio komunikasi, adalah sisi sensitifitasnya (selain selektifitas dan rentang dinamika) yang bisa mencapai kurang dari 0.1uV. Jika kita menginginkan output product detector sebesar 1V, maka diperlukan penguatan sebesar 70db yang tersebar mulai dari RF amp, BPF, mixer, post mixer amp, crystal filter , IF amp (diatur oleh AGC), dan product detector. Dan masalah utamanya, 1) ketidak cocokan impedansi di setiap tahapnya akan mengurangi gain di tingkat berikutnya, 2) BPF, mixer diode, crystal filter, dan product detector mempunyai conversian gain yang NEGATIF. Itu mungkin penjelasan saya yang sebetulnya bisa dilihat di Radio Amateur Handbook dari tahun 1980-2005 (khususnya 2000-20007). Jadi masalahnya bukan pada jumlah penggunaan IC-nya tetapi pada KONSEP PENGUATAN SECARA KESELURUHAN dan PENGGUNAAN KOMPONEN YANG BAIK (NF Fuse Lamp –> broadband BPF 1.8-18MHz –> Chanelized BPF –> IF Amp –> Mixer –> dan seterusnya. Blok seterusnya sengaja tidak saya sampaikan, karena kecurigaan saya terjadi pada blok-blok “front-end” tersebut. Bila melihat kenyataan bahwa pada posisi TX ternyata tidak masalah, maka kemungkinan blok yang rusak adalah: Fuse Lamp atau Broadband BPF 1.818MHz, sementara blok dibelakangnya pasti tidaklah masalah. OK, saya uraikan kedua blok yang sedang kita curigai tersebut: 1. Fuse Lamp, sekering ini memang selalu dijumpai pada pesawat TRX untuk menghindari kerusakan komponen dibelakang akibat kesalahan seperti yang terjadi pada OM. Sekering ini berbentuk filamen, bila terdapat arus berlebih maka ia akan menyala dan terbakar filamennya. Kalau peswat FT-180A OM masih standar, dan semua komponennya lengkap, OM nggak perlu risau, sebab fuse ini yang akan putus duluan. Posisi fuse berapa pada block LPF (Low Pass Filter), OM harus membuka dahulu box Power Amplifier, letaknya dekat relay besar. Bila ternyata benar fuse ini yang rusak, carilah gantinya dengan fuse yang sama, supaya bila terjadi kesalahan lagi dikemudian hari, maka radio akan terlindungi. 2. Broadband BPF (1.8-18MHz), rangkaian ini merupakan filter pertama sebelum masuk ke filter-filter berikutnya. Bila fuse lamp berfungsi normal, maka rangkaian ini akan aman. OK, OM semoga penjelasan saya tidaklah susah dipahami, dan semoga berguna dalam langkah trouble shooting yang akan OM lakukan. Have a nice day & best 73 de YD1CHS December 2, 2009 at 8:36 am

zen

ok .tak cobae dulu moga ja bisa, tanks 73

December 5, 2009 at 8:52 am

iya om ternyata bener setelah dibuka zen dicari dicopot n dilihat ternyata bener sekring filamennya yang putus sekrang dah bisa risiv lagi ni om, trims untk bimbingannya n pencerahannya sekalian ni om aq tanya lagi boleh tooo he he he mo tanya pa mo ngrampok ilmu ni hi hi hi . 1. Tip agar pll tidak mudah keseplet kalo orang jawa bilang kalo udah gt risiv jadi ngedredet kayak orang lagi gemeter kayak kedingginan soale pesawat punyaku pll e berada ndek dalam bagian atas kalo udah begitu keluara pesawat sam ngedredet juga 2. menurut om ft 180a kan bisa 200 watt untuk bisa jadi segitu apanya yang harus di rubah om soale punyaku masih standart keluar 100 wtt walau adjus sudah tak puter habis tetap segitu n kalo bisa kluar 200 wtt itu membutuhkan power supply berapa ampere trims bimbingan n pencerahannya 73………. January 18, 2010 at 9:37 am

Rochim ( YD2KFA)

mas juhar tolong minta skema combinernya,.kirim ke [email protected] makasih sebelum

nya.,…….. January 18, 2010 at 10:13 am

Putut Widodo (YD3DKP)

Dear Om Rochim ( YD2KFA) Silahkan dilihat di http://www.orari-kediri.com.

Itu juga skema dari pak juhar Putut widodo January 21, 2010 at 1:45 pm

Indra M. Dani

Salut Om dengan kemampuannya, saya baca di forum ini dari atas sampe bawah tapi tetap aja ada yang membuat saya blank

Smile Life

When life gives you a hundred reasons to cry, show life that you have a thousand reasons to smile

Get in touch

© Copyright 2015 - 2024 PDFFOX.COM - All rights reserved.