HIS STORY | Yehuda Albert Pratama [PDF]

May 19, 2016 - Manajemen impresi adalah sebuah bidang studi dalam psikologi sosial yang mempelajari bagaimana individu m

4 downloads 7 Views 387KB Size

Recommend Stories


his-story
If you feel beautiful, then you are. Even if you don't, you still are. Terri Guillemets

Yehuda Berg
Don't fear change. The surprise is the only way to new discoveries. Be playful! Gordana Biernat

Yehuda Amichai
Learn to light a candle in the darkest moments of someone’s life. Be the light that helps others see; i

Albert Juhé PDF Resume
I want to sing like the birds sing, not worrying about who hears or what they think. Rumi

Främlingen Albert Camus pdf
The wound is the place where the Light enters you. Rumi

Trek 1: His Story Parent Guide
We can't help everyone, but everyone can help someone. Ronald Reagan

putra pratama
No amount of guilt can solve the past, and no amount of anxiety can change the future. Anonymous

How Global Warming Works | rahmat pratama [PDF]
May 6, 2012 - 12) Pada daerah penyimpanan dipasang sambungan tanah/arde serta dilengkapi alat deteksi asap atau api otomatis dan diperiksa secara periodik. ... Dengan peristiwa ini, ia menjadi penguasa Sunda-Galuh dan dinobatkan dengar gelar Sri Badu

Yehuda Ashkenazi Checklist
Life isn't about getting and having, it's about giving and being. Kevin Kruse

pt. salim ivomas pratama tbk-ACOP2015.pdf
And you? When will you begin that long journey into yourself? Rumi

Idea Transcript


HIS STORY YEHUDA ALBERT PRATAMA

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI 19 MAY

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI “Penyampaian pesan oleh satu orang dan penerima pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera” Definisi berdasarkan hubungan diadik Komunikasi yang berlangsung diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas. Definisi berdasarkan pengembangan Komunikasi antarpribadi dilihat sebagai akhir dari perkembangan dari komunikasi yang bersifat tak pribadi (impersonal) pada satu ekstrim menjadi komunikasi pribadi atau intim pada ekstrim yang lain. AKTIFITAS KAP Speech Nonverbal communication Unconscious communication Summarizing Listening Questioning Initiating Turn-taking HUBUNGAN ANTARPRIBADI KONTAK Pada tahap pertama kita membuat kontak. Kita mempersepsi melalui alat indera: mendengar, melihat, dan membaui seseorang. KETERLIBATAN Adalah tahap pengenalan lebih jauh, kita mengikatkan diri kita untuk lebih mengenal orang lain dan juga mengungkapkan diri kita. KEAKRABAN Pada tahap ini anda mengikat diri anda lebih jauh pada orang ini Anda mungkin membina hubungan primer (primary relationship), dimana orang ini mungkin menjadi kekasih anda atau sahabat anda. PERUSAKAN Pada tahap ini anda mulai merasa bahwa hubungan ini mungkin tidaklah sepenting yang anda pikirkan sebelumnya, anda berdua menjadi semakin jauh. Makin sedikit waktu senggang yang anda lalui bersama dan bila anda bertemu, anda saling berdiam diri, tidak banyak lagi mengungkapkan diri. PEMUTUSAN Tahap pemutusan adalah pemutusan ikatan yang mempertalikan kedua pihak. DAYA TARIK ANTARPRIBADI PHYSICAL ATTRACTIVENESS Bila anda mengatakan “orang itu menarik”, barangkali yang anda maksud adalah bahwa orang itu menarik secara fisik dan atau kepribadian atau cara berprilakunya menarik. MEMBENTUK CITRA (IMPRESI) Umumnya kita melekatkan karakteristik positif kepada orang yang menurut kita menarik dan karakteristik negatif kepada orang yang kita anggap tidak menarik. KEDEKATAN (PROXIMITY) Jika kita mengamati orang yang menurut kita menarik, mungkin kita menjumpai bahwa mereka adalah orang-orang yang tinggal atau bekerja dekat kita. PENGUKUHAN Kita menyukai orang yang menghargai atau mengukuhkan kita. KESAMAAN Kita umumnya menyukai orang yang sama dengan kita dalam segala hal. CREDIBILITY Good Sense, Good moral character, Good Will Expertise Trustworthiness KAP YANG EFEKTIF Belajar menjadi menjadi manusia melalui komunikasi Kesamaan makna Kemampuan empatik Menimbulkan pemahaman Kesenangan (phatic communication) Pengaruh pada sikap Hubungan yang makin baik Tindakan KONSEP DIRI Komunikasi emosional, kemudian, mengacu pada tindakan mengkomunikasikan perasaan Anda. Hal ini juga dikenal sebagai “kecerdasan emosional” atau “kecerdasan sosial.” Ketidakmampuan untuk terlibat dalam komunikasi emosional (apakah Anda adalah pembicara atau penerima) adalah bagian dari ketidakmampuan belajar dikenal sebagai dissemia . JOHARI WINDOW

INTERPRETATION Dalam proses dinamika kehidupan manusia, kita tidak hanya menyeleksi, menafsirkan (interpret) dan mengingat pesan, tetapi kita juga harus menggunakan informasi yang dihasilkan sebagai dasar untuk keputusan-keputusan yang membimbing perilaku kita Ada empat jenis information-use environments Geograpical Didefinisikan sebagai batas-batas fisik atau geografi. Interpersonal Didefinisikan sebagai kehadiran individu lain dalam situasi tatap muka (face-to-face situations). Group or Organizational Didefinisikan sebagai kehadiran individu-individu dalam sebuah kelompok atau organisasi yg dibentuk untuk tujuan tertentu. Cultural or societal Didefinisikan sebagai kehadiran individu2 yg-mungkin- secara personal tidak mengenal satu sama lain, tetapi dihubungkan dengan kesamaan budaya, etnis, afiliasi kebangsaan (national affiliation). PERSEPSI Persepsi adalah pengalamn tentang objek, peristiwa, atau hubungan2 yg diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Pemberian makna pada sensasi FAKTOR PENARIK PERHATIAN Gerakan Intensitas Stimuli Novelty Perulangan Biologis FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PERSEPSI Implicit Personality Theory Self-Fulfilling Prophecy Perceptual Accentuation Primacy-Recency Consistency Stererotyping KOMUNIKASI VERBAL Komunikasi menggunakan bahasa, lisan maupun tertulis Bahasa = “Socially shared means for expressing ideas” Bahasa dapat dibayangkan sebagai kode, atau sistem simbol, yg kta gunakan untk membentuk pesan verbal kita. KOMUNIKASI NON VERBAL Orang yang terampil membaca pesan nonverbal disebut intuitif. Orang yang terampil mengirimkan pesan nonverbal disebut ekspresif. Cari kita mempersepsi orang lain didukung oleh perilaku nonverbal. SIFAT NON VERBAL Tidak universal Spontan Ambigu Berlangsung cepat ©Yehuda Albert Pratama A. Digital Communication Surya University

Report this ad

Report this ad Leave a comment Posted by Yehuda Albert on May 19, 2016 in Communication Research, Digital Communication, Interpersonal Communication, Yehuda Albert Production

Manajemen Krisis 16 MAY

Setiap perusahaan yang berdiri pasti pernah mengalami krisis, entah itu krisis yang disebabkan oleh internal maupun eksternal, entah itu krisis yang diakibatkan oleh bencana alam, kecelakaan industri, persepsi publik ataupun karena faktor-faktor lainnya. Krisis tidak dapat ditolak oleh perusahaan karena perusahaan terus tumbuh dan berkembang seiring dengan lajunya perusahaan. Krisis bisa menjadi mata uang, ia bisa merugikan perusahaan atau malah menjadi momen yang dapat menguntungkan perusahaan. Hal ini bisa dilihat dari respon dan komunikasi krisis yang dilakukan oleh tim krisis perusahaan yang biasanya ditangani oleh divisi Public Relations atau divisi komunikasi suatu perusahaan. Krisis membuat perusahaan dalam posisi yang menjadi perhatian masyarakat luas, khususnya media sebagai media informasi warga. Oleh karena itu perusahaan harus berkomunikasi dengan cepat, akurat dan terampil dengan beberapa kelompok penting seperti karyawan, media, pemegang saham, komunitas, dan pemerintah. Melalui Situational Crisis Communication Theory (SCCT), respon, posisi, dan cara pengolahan krisis oleh suatu perusahaan mencerminkan bagaimana perusahaan tersebut memperlihatkan respon dan tanggung jawabnya terhadap krisis tersebut.

Teori Manajemen Impresi Impression management didefinisikan sebagai aktivitas seseorang agar terlihat baik bagi orang lain serta dirinya sendiri (R. West & L. H. Turner, 2008). Sedangkan Erving Goffman (1959) menyatakan bahwa Impression management is a process by wich people control how others perceive them (M. L. Anderson & H. F. Taylor, 2011). Definisi di atas dapat diartikan bahwa Impression management adalah proses yang dilakukan seseorang untuk mengontrol bagaimana orang lain akan memandang dia. Impression management dapat dilihat sebagai jenis dari permainan tipuan. Manajemen impresi adalah sebuah bidang studi dalam psikologi sosial yang mempelajari bagaimana individu menampilkan dirinya sendiri supaya dipersepsi baik oleh pihak lain (Hooghiemstra, 2000).

Situational Crisis Communication Theory (SCCT) Bagi sebuah perusahaan, badan pemerintah, dan individu, image dan reputasi sangatlah penting. Karena itu bila reputasi jatuh, dibutuhkan sumber daya yang besar untuk memulihkan. Dalam bahasan sehari-hari, reputasi dimaksudkan sebagai image yang menancap di benak stakeholder terhadap sebuah organisasi berdasarkan fakta seberapa baik suatu organisasi memenuhi harapan mereka (Kriyantono, 2012). Situational Crisis Communication Theory (SCCT) digagas oleh Timothy W. Coombs dan Holladay S.J,16 teori SCC ini dapat digunakan untuk menjelaskan reaksi public terhadap sebuah krisis dan strategi krisis (crisis response) yang dibuat oleh praktisis public relations. SCCT mengantisipasi reaksi public terhadap krisis yang dapat mengancam reputasi organisasi (W. T. Cooms & L. Schmidt, 2000). Menurut teori ini, pada dasarnya publik mempunyai atribusi tertentu tentang krisis, dimana atribusi tersebut akan menentukan reputasi organisasi. Atribusi pada dasarnya adalah persepsi public terhadap krisis. Kata-kata yang ada pada manajemen akan mempengaruhi bagaimana public mempersepsi organisasi dan krisis (W. T. Cooms & L. Schmidt, 2000). Teori SCC dapat diartikan bahwa reputasi berkorelasi dengan legitimasi, jika reputasi positif berarti organisasi mempunyai legitimasi. Legitimasi adalah hak sebuah organisasi untuk eksis (organization’s right to eist). Legitimasi diperoleh dari persetujuan komunitas disekitar organisasi (Oliver, 2007). Tentang siapa yang bertanggung jawab terhadap krisis pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok krisis, dimana disebut sebagai klaster krisis (crisis-cluster), yaitu : 1. Klaster korban (victim cluster) Organisasi dikategorikan ke dalam klaster korban jika publkc meyakini bahwa organisasi bukanlah penyebab krisis. Dengan kata lain, organisasi dipercaya sebagai korban dari krisis tersebut. 2. Klaster kecelakaan atau tanpa kesengajaan (accidental cluster) Muncul ketika public meyakini bahwa peristiwa yang terjadi bukanlah kesengajaan yang dilakukan oleh organisasi. Dengan kata lain, organisasi tidak mempunyai maksud sengaja yang menyebabkan krisis. 3. Klaster kesengajaan (intentional cluster) Terjadi jika organisasi diatribusi sebagai pernyebab terjadinya krisis. Ketiga klaster di atas dapat disebut sebagai tipe-tipe krisis, yaitu sebuah bingkai atau frame yang mengindikasikan bagaimana menginterpretasi situasi krisis. Coombs menyimpulkan bahwa atribusi tentang penanggung jawab krisis berada pada level sangat rendah terjadi pada klaster korban (Oliver, 2007). Bibliography Hooghiemstra, R. (2000). Corporate Communication and Impression Management – New Perspectives Why Companies Engage in Social Reporting. Journal of Business Ethics. Kriyantono, R. (2012). Public Relation & Crisis Management : Pendekatan Critical Public Relations Etnografi Kritis & Kualitatif. Jakarta: Kencana. Leary & R. M. Kowalski. (1990). Impression Management: A Literature Review and Two-Component Model. Psychological Bulletin. L. Anderson & H. F. Taylor. (2011). Sociology: The Essentials. USA: Wadsworth. Oliver, S. (2007). Strategi Public Relations. Jakarta: Erlangga. West & L. H. Turner. (2008). Pengantar Teori Komunikasi (Ed. 3): Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika. T. Cooms & L. Schmidt. (2000). An empirical analysisi of image restoration: Texaco’s racism crisis. Journal of Public Relations Research. ©Yehuda Albert Pratama A. Digital Communication Surya University Leave a comment Posted by Yehuda Albert on May 16, 2016 in Digital Communication, Manajemen Krisis & Konflik

Arti Penting Director of Photography (DOP) 06 OCT

(https://yehudaalbert.files.wordpress.com/2015/10/lr-rodrigo-prieto.jpg) Banyak dari kita selalu beranggapan bahwa DOP ( Director of Photography) adalah seorang kameraman, padahal tanggapan itu salah. DOP atau biasa juga disebut sinematografer, adalah orang yang bertanggung jawab atas semua aspek visual dalam pembuatan sebuah film. Sinematografer juga bertugas untuk menyusun daftar perangkat kamera yang dibutuhkan seperti filter, lensa, jenis film, tata lampu dan tata kamera. Sinematografi (dari bahasa Yunani (http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunani): kinema – µ (http://id.wiktionary.org/wiki/%CE%BA%CE%AF%CE%BD%CE%B7%CE%BC%CE%B1) “gerakan” dan graphein – (http://id.wiktionary.org/wiki/%CE%B3%CF%81%CE%AC%CF%86%CE%B5%CE%B9%CE%BD)“merekam”) adalah pengaturan pencahayaan (http://id.wikipedia.org/w/index.php? title=Pencahayaan_panggung&action=edit&redlink=1) dan kamera (http://id.wikipedia.org/wiki/Kamera) ketika merekam gambar (http://id.wikipedia.org/wiki/Gambar) fotografis untuk suatu sinema (http://id.wikipedia.org/wiki/Film). Sinematografi sangat erat hubungannya dengan seni fotografi tetap (http://id.wikipedia.org/wiki/Fotografi). Seorang Sinematografer akan dibantu oleh sebuah tim yang dibentuknya mulai dari: 1) 1st Camera Assistant yang bertugas mendampingi dan membantu semua kebutuhan shooting mulai dari pengecekan alat-alat hingga mempersiapkan sebuah shot. 2) Focus Puller yang bertugas membantu sinematografer dalam memutar focus ring pada lensa sehingga subjek yang diikuti kamera (http://id.wikipedia.org/wiki/Kamera) bisa terus dalam area fokus. 3) Camera boy istilah ini sering digunakan pada industri (http://id.wikipedia.org/wiki/Industri) film (http://id.wikipedia.org/wiki/Film) di Hollywood (http://id.wikipedia.org/wiki/Hollywood), adalah seorang asisten (http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asisten&action=edit&redlink=1) kamera (http://id.wikipedia.org/wiki/Kamera) yang bertugas membawa kamera atau mempersiapkan kamera mulai dari tripods hingga memasang kamera pada tripods tersebut. 4) Grip adalah bertugas untuk memastikan letak kamera seperti yang diinginkan DOP baik secara level atau tinggi rendahnya. Grip juga bertanggung jawab dalam perpindahan kamera, memasang dolly track dan sebagainya. 5) Gaffer adalah istilah untuk seorang yang bertanggung jawab atau kepala departemen pencahayaan. Bersama DOP, Gaffer akan berdiskusi tentang warna, jenis cahaya dan gaya tata cahaya. 6) Lightingman adalah orang-orang dalam departemen pencahayaan yang bekerja menata lampu sesuai dengan perintah Gaffer dan kemauan DOP. Sinematografer harus mendukung visi dari sutradara (http://id.wikipedia.org/wiki/Sutradara) dan skenario, karena yang disampaikan ke pada penonton (http://id.wikipedia.org/w/index.php? title=Penonton&action=edit&redlink=1) adalah semua informasi (http://id.wikipedia.org/wiki/Informasi) dalam bentuk visual yang sesuai dengan visi sutradara dan skenario. Walaupun di beberapa kasus, sutradara (http://id.wikipedia.org/wiki/Sutradara) bisa mengubah jalan cerita dalam skenario demi keindahan bercerita yang sudah merupakan gaya sutradara tersebut. Sinematografer yang baik harus juga mengenal dengan baik atau memahami alat yang akan dipakai dalam pembuatan sebuah film. Kamera atau peralatan yang lain hanyalah “alat bantu” atau tools saja, Sinematograferlah yang memindahkan semua ilmu dan pengetahuan kita lewat kamera tersebut. Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Sinematografi (http://id.wikipedia.org/wiki/Sinematografi) ©Yehuda Albert Pratama A. Digital Communication Surya University Leave a comment Posted by Yehuda Albert on October 6, 2015 in Digital Communication, My Lecture Note

ANALISIS PENGEDITAN DAN EFEK VISUAL FILM MEMENTO 06 OCT

Film Memento merupakan sebuah film karya Christopher Nolan sebagai sutradara sekaligus penulis film ini. Pada awalnya, awalnya saya tidak begitu tertarik dengan film ini karena begitu banyaknya plot yang saling melompat. Selain itu, film ini juga menggunakan 2 karakter, yaitu bewarna dan hitam putih. Menurut seorang pengkaji film terkenal David Bordwell, “Editing may be thought of as the coordination of one shot with the next.” yang artinya editing dapat diartikan sebagai koordinasi dari satu shot ke shot berikutnya. Berdasarkan definisi tersebut, kita akan menganalisis editing 20 menit awal Memento (2000) karya Christopher Nolan untuk melihat hasil koordinasi dari satu shot ke shot lainnya. Memento (2000) memang menggunakan konsep continuity editing, namun dengan susunan cerita yang tidak linear dan tidak jelas urutan waktunya, konsep continuity editing yang umumnya digunakan untuk menservis cerita dengan kreatifnya dapat memberikan sensasi discontinuity. Menariknya susunan cerita yang tidak linear ini juga memiliki pola, sehingga di akhir cerita, penonton dapat menarik kesimpulan seluruhnya dan memahami urutan story duration dalam film. Film ini menggunakan scene bewarna dan hitam putih. Scene hitam putih menjelaskan sesuatu Real yang sedang terjadi menggunakan alur maju. Sedangkan, scene bewarna merupakan scene flashback atau khayalan, dan alurnya mundur. Scene pertama dalam film ini memberikan sensasi twist karena memanfaatkan teknik reverse speed dengan sangat kreatif. Ketika tangan dalam figur 10 mengibaskan kertas foto tersebut, penonton tidak akan menyangka bahwa waktu telah diputarbalikkan. Cara kerja foto polaroid seharusnya semakin lama warna foto semakin jelas dan tampak, namun dalam film ini, warna foto malah semakin memudar. Teknik reverse speed ini menunda penonton untuk memahami apa yang sedang terjadi dalam cerita. Dengan demikian, suspense dan kemisteriusan film ini sejak awal sudah dibangun. Setelah beberapa shot ditunjukkan, barulah penonton dapat menarik kesimpulan, Dalam Memento ini banyak menggunakan intercut, yang berarti pemotongan secara berselang-seling di mana peristiwanya terjadi dalam 1 ruang dan 1 waktu. Memento ini juga menggunakan teori George Albert Smith ‘Eyeline Match’, yaitu suatu garis imajinatif yang menghubungkan mata tokoh A dengan tokoh B dalam yang saling berhadapan yang berwujud dalam beberapa shot. Memento juga menerapkan Point of View Cutting yang berarti untuk memperlihatkan sebuah benda yang sedang menjadi fokusnya seara detail. Adegan ketika Nolan sedang melihat sebuah foto yang ada di kantongnya, kemudian shot kamera pun zoom untuk memperjelasnya. Nolan juga menerapkan parallel editing yang berarti menyambungkan secara selang seling peritiwa yang diasumsikan dalam waktu bersamaan. Pada adegan ini Lenny awalnya terlihat sedang bertelpon, namun tiba-tiba berubah pada saat Lenny sedang menjadi seperti detektif. Hal ini dimaksudkan sebuah kesinambungan yang berarti khayalan dari Lenny. Secara garis besar, Memento ini menggunakan teknik Classical Cutting yang berarti editing bukan hanya sebagai perangkat fisik untuk menyambung antar sequence namun digunakan untuk intensitas dramatik dan penekanan emosional. Classical cutting ini mencoba membuat penonton memahami adegan yang disajikan Secara normatif urtuannya adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Extreme Longs Shot (ELS / XLS) Long Shot (LS) Full Shot (FS) Medium Shot (MS) Medium Close Up (MCU) Close Up (CU) Big Close Up (BCU) Extreme Close Up (ECU / XCU)

Atau bisa juga disusun secara terbalik Dalam Film Memento ini banyak sekali yang bercampur secara editing. Contoh dari long shot, kemudian close up, setelah itu kembali lagi ke full shot kemudian disusul oleh medium close up, dan sebagainya. Memento ini juga sangat sering menggunakan penekanan secara dramatik dari long shot, dilanjutkan oleh extreme close up. Hal ini membantu untuk penonton mengerti alur cerita yang maju mundur dengan memperlihatkan setiap detail adegannya. Tidak jarang Memento ini juga sering menggunakan Jumpcut, hal ini terlihat memotong tanpa adanya maksud. Menurut analisa saya ini digunakan untuk menghemat waktu akhir dari film ini yang sudah hampir mencapai 2 jam. Ketika Lenny naik mobil, adegan langsung berganti mobilnya sudah jalan cukup kencang tanpa adanya adegan mobil yang keluar dari parkiran terlebih dahulu. Dalam dimensi grafis, keempat aspek mise-en-scene (lighting, setting, kostum dan tingkah laku figur dalam ruang dan waktu) serta hampir semua kualitas sinematografik (fotografi, framing dan mobilitas kamera) mengisi elemen grafis. Oleh sebab itu setiap potongan dapat membentuk hubungan grafis. Dalam film Memento (2000), hubungan grafis ini dimanfaatkan untuk membedakan kejadian satu ke kejadian lainnya. Terakhir, dalam dimensi ritmis, durasi setiap shot terhitung cukup lama sehingga dapat disimpulkan bahwa cutting film ini lambat dan konstan. Cutting ini cocok untuk menambahkan suspense agar penonton terus penasaran dengan apa yang akan terjadi berikutnya. Namun meskipun film ini berjalan dengan pelan, ritme internal dipercepat dengan variasi tipe shot dan dialog yang tidak terlalu lambat, sehingga penonton tidak kehilangan perhatiannya terhadap film. ©Yehuda Albert Pratama A. Digital Communication Surya University Leave a comment Posted by Yehuda Albert on October 6, 2015 in Digital Communication, My Project

Konvergensi Media 23 SEP

Pengertian Konvergensi Media Konvergensi berasal dari kata bahasa Inggris yaitu “Convergence” yang memiliki arti tindakan bertemu atau bersatu di suatu tempat, atau bisa diartikan juga pemusatan pandangan mata ke suatu tempat yang amat dekat. Media adalah sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana penghubung atau perantara dalam penyampaian informasi maupun penyampaian hiburan dari pengirim informasi kepada penerima informasi (komunikasi). Konvergensi Media adalah pengintegrasian atau penggabungan media – media yang ada untuk diarahkan dan digunakan ke dalam satu titik tujuan, dimana konvergensi media diakibatkan karena adanya perkembangan teknologi komunikasi digital yang menyebabkan efisiennya adanya telepon, video, dan komunikasi data dalam suatu jaringan(konvergensi jaringan). Jadi dapat disimpulkan bahwa konvergensi media adalah fenomena bergabungnya berbagai media yang sebelumnya dianggap berbeda dan terpisah yang meliputi media cetak maupun media elektronik (misalnya televisi, radio, surat kabar, dan komputer) menjadi satu ke dalam sebuah media tunggal. Sejarah dan Perkembangan Konvergensi Media Istilah konvergensi media mulai muncul pada tahun 1990-an , dimana istilah ini sering digunakan dalam perkembangan teknologi digital dan dalam proses pengintegrasian teks, suara, angka, video, dan gambar (multimedia). Perkembangan di bidang teknologi informasi dan komunikasi telah menyebabkan terjadinya konvergensi media, hilangnya perbedaan antar media, semenjak diperkenalkan Personal Computer (PC) pada akhir tahun 1970-an. Terlebih ketika mulai berkembangnya internet dalam teknologi informasi dan komunikasi yang menyebabkan perbedaan antara media massa semakin tipis dengan sebelumnya dan menyebabkan perubahan pola telekomunikasi yaitu media massa yang tradisional memberikan model komunikasi “satu untuk banyak”, sedangkan internet memberikan model tambahan “banyak untuk satu” internet juga memberikan potensi komunikasi yang lebih terdesentralisasi dan lebih demokratis tanpa batas ruang dan waktu. Di jaman yang semakin maju dan teknologi semakin berkembang membuat internet yang saat ini hampir digunakan di seluruh dunia menjadi satu tempat yang melebur semua media inilah proses konvergensi media. Melalui internet dan digitalisasi informasi sebagai media tumbuh konvergensi media inilah dapat menyatukan tiga C(3C) yaitu 1. Computing (Memasukkan data Melalui Komputer) 2. Communication (Komunikasi) 3. Content (Isi) Maka dapat disimpulkan bahwa konvergensi media tumbuh didukung adanya perkembangan teknologi dan komunikasi terutama perkembangan internet, selama internet masih berkembang maka konvergensi media juga akan terus berkembangan mendampingi perkembangan internet sebagai media tumbuh. Faktor – Faktor Konvergensi Media Ada pun faktor – faktor yang dapat mempengaruhi konvergensi media yang terjadi di era sekarang ini yaitu 1. Proses – proses komputer (perangkat lunak atau software) termasuk perkembangan teknologi informasi dan teknologi komunikasi. 2. Telekomunikasi (media massa konvensional termasuk media cetak maupun media elektronik) 3. Media dalam lingkungan digital (internet dan perkembangannya). Bentuk – Bentuk Konvergensi Media 1. Konvergensi telematika Konvergensi telematika adalah penggabungan berbagai bentuk saluran media konvensional (media cetak maupun media elektronik) ke dalam suatu media tunggal. Berbagai layanan informasi yang dulu disajikan dalam beberapa media konvensional dapat disuguhkan dalam satu media tunggal. 2. Konvergensi kepemilikan media Konvergensi kepemilikan media adalah satu grup usaha memiliki beberapa media baik media cetak maupun elektronik yang berdampak pemusatan pada kepemilikan beberapa pengusaha media tersebut karena kepentingan bisnis. 3. Konvergensi kepemilikan silang bisnis media dan nonmedia Konvergensi kepemilikan silang bisnis media dan nonmedia adalah kepemilikan bisnis nonmedia seperti properti atau tambang dan memiliki kepemilikan media oleh pengusaha – pengusaha bermodal kuat yang dekat dengan komunitas politik. Mereka bertujuan menggunakan media untuk mengintervensi proses pembentukan opini publik tentang bisnis nonmedia. Dampak dari Konvergensi Media Dampak Positif Munculnya media – media baru akibat konvergensi media (contohnya mulai adanya handphone yang dapat digunakan untuk TV, internet, mengambil foto, dan video, dan dapat digunakan untuk media lainnya) Adanya penggabungan komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa menjadi konvergensi komunikasi Semakin cepatnya perkembangan digitalisasi(media konvensional menjadi media digital) informasi dan perkembangan internet yang berperan dalam teknologi informasi dan komunikasi. Dan semakin meningkatkan konsumsi media Media lama dan media baru akan hidup berdampingan dan saling berinteraksi. Media lama untuk hidup berdampingan dengan media baru maka harus melakukan perubahan – perubahan yang menarik khalayak. Adanya teknologi prosumer dalam media dimana teknologi memungkinkan pengguna untuk menjadi produsen sekaligus konsumen dalam pemanfaatan sebuah media Dampak Negatif Mengubah gaya hidup masyarakat dalam bidang politik, ekonomi, budaya, dan sosial. Adanya demasifikasi terhadap komunikasi massa. Dimana fungsi menyebarkan informasi secara masif(besar – besaran) menjadi lenyap karena arus informasi ini menjadi semakin bersifat personal dimana setiap orang dapat memilih informasi yang dia inginkan saja. Jika ada informasi yang bersifat negatif juga dapat semakin marak dan mudah beredar (semakin sulit membendung informasi negatif untuk beredar). Seiring dengan semakin meningkatnya teknologi informasi dan komunikasi maka makin meningkatnya juga cybercrime. Semakin berkembangnya persaingan antar media dalam proses penyampaian informasi agar khalayak umum menggunakan media tersebut. DAFTAR PUSTAKA Electronic Book( Buku Elektronik) Eadie,William F. .21st Century Communication: A Reference Handbook. Washington DC: Sage Publications,2009. Hartley,John. Communication,Cultural and Media Studies: The Key Concepts. New York: Routledge,2004 Borders,Gracie Lawson.Media Organizations and Convergence: Case Studies of Media Convergence Pioneers. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates,Inc, 2006 Watkinson, John.Convergence in Broadcast and Communications Media.Oxford:Focal Press,2001 Dwyer,Tim.Media Convergence.England:Open University Press,2010 Jurnal Hakam, Ulil ( Dosen Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Yogyakarta) Konvergensi Media dalam Radio Komunitas.Yogyakarta: [email protected] ,2011 disetujui 14 Juni 2011 Select Committee on Communications. Media Convergence.London:Authority of the House of Lords,2013 diterbitkan 27 Maret 2013 Tjahyana,Lady Joanne. Moblog sebagai Konvergensi New Media.Surabaya:[email protected], 2008 Mulyana, Asep, S.IP.,M.A..Konglomerasi Media di Era Digital dan Kebebasan Informasi.Jakarta: Bagian Pengkajian dan Penelitian Biro Pemajuan Hak Asasi Manusia Komisi Nasional Hal Asasi Manusia,2012 Soekartono,S.IP.,M.SI. Konvergensi Media dan Masa Depan Bangsa,2010 University of Copenhagen.Media Convergence,Mediated Communication,and the Transformation of the Public Sphere Oktober 2003 Website http://arnoldk01.files.wordpress.com/2013/02/three-cs.png(gambar) (http://arnoldk01.files.wordpress.com/2013/02/three-cs.png(gambar)) http://id.wikipedia.org/wiki/Konvergensi_media (http://id.wikipedia.org/wiki/Konvergensi_media) ©Yehuda Albert Pratama Digital Communication Surya University Leave a comment Posted by Yehuda Albert on September 23, 2015 in Communication Research, Digital Communication, My Lecture Note, My Project

Manajemen Media Massa – Pengantar 31 AUG

Senin, 31 Agustus 2015 Pada pertemuan ini kami membahas tentang Manajer yang adalah para pengerja yang melakukan manajemen, dan Manajemen adalah pekerjaannya. Apa itu seorang Manajer? Apa saja tugas seorang Manajer? Mengapa gaji seorang Manajer dapat lebih besar? Bagaimana seorang Manajer melakukan Manajemen? Dan di antara Keputusan dan Rencana, manakah yang harus lebih dahulu? Semua pertanyaan diatas sebenarnya sangat erat dalam kehidupan setiap kita, karena setiap kita adalah Manajer bagi setiap kehidupannya. Manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Secara umum, Manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen berfungsi sebagai: Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengarahan (Actuating/Directing), Pengawasan (Controlling). Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang artinya seni, melaksanakan dan mengatur. Menurut Mary Parker Follet, manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Tiga prinsip pokok manajemen adalah efisien, efektif dan rasional dalam mengambil keputusan. 1. Efisien adalah bagaimana mencapai akhir dengan hanya menggunakan sarana yang perlu, atau dengan menggunakan sarana sesedikit mungkin. 2. Efektifitas adalah seberapa besar suatu tujuan sedang, atau telah tercapai. 3. Rasional dalam mengambil keputusan, pengambilan keputusan yang rasional sangat diperlukan dalam proses manajemen. Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi. Menurut Malayu S. Hasibuan, Manajer adalah sumber daya pokok serta titik pusat setiap aktifitas yang terjadi dalam suatu perusahaan. Menurut Malayu S. Hasibuan tugas-tugas manajer adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Managerial cycle atau siklus pengambilan keputusan, membuat rencana, menyusun organisasi, pengarahan organisasi, pengendalian, penilaian dan pelaporan. Memotivasi, artinya seorang manajer harus dapat mendorong untuk bekerja giat dan membina hubungan dengan baik dan harmonis. Manajer harus berusaha memenuhi kebutuhan para anggotanya. Manajer harus dapat menciptakan kondisi yang akan membantu anggota mendapat kepuasan dalam pekerjaanya. Manajer harus membina anggotanya agar dapat bekerja secara efektif dan efisien. Manajer harus membenahi fungsi-fungsi fundamental manajemen secara baik. Manajer harus mewakili dan membina hubungan yang harmonis dengan pihak luar.

Mengapa Manajer dibayar mahal? 1. Manajer merencanakan dan mengambil Resiko, namun pemilik modal yang menanggung resikonya, karena manajer merupakan orang yang dipercaya untuk mengatur keuangan dari pemilik modal. 2. Manajer melakukan perencanaan secara umum dan menyuluruh untuk membenahi sebuah perusahaan agar menjadi lebih baik. 3. Manajer harus mampu melakukan pengambilan keputusan yang berdampak positif untuk sebuah perusahaan. Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktifitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain tidak akan dapat berjalan. Rencana atau plan adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya, jadwal, dan tindakan-tindakan penting lainnya. Rencana dibagi berdasarkan cakupan, jangka waktu, kekhususan, dan frekuensi penggunaannya. Berdasarkan cakupannya, rencana dapat dibagi menjadi rencana strategis dan rencana operasional. Rencana strategis adalah rencana umum yang berlaku diseluruh lapisan organisasi sedangkan rencana operasional adalah rencana yang mengatur kegiatan sehari-hari anggota organisasi. Unsur-unsur Rencana 1. 2. 3. 4.

Memiliki Tujuan Memiliki unsur Waktu dan Tempat Memiliki Anggaran Harus dinyatakan

Beberapa definisi dalam melakukan perencanaan 1. Visi : Cita-cita luhur yang ditempatkan paling tinggi. 2. Misi : Penerjemahan dari Visi, langkah untuk menggapai Visi. 3. Tujuan : Tujuan merupakan misi sasaran yang ingin dicapai oleh suatu organisasi di masa yang akan datang dan manajer bertugas mengarahkan jalannya organisasi untuk mencapai tujuan tersebut 4. Maksud : Arah yang luas sesuatu proyek. Arah yang luas ini dapat dicapai melalui beberapa tujuan khusus 5. Target : Tujuan yang diberikan parameter sehingga dapat diukur. 6. Strategi : Hal yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu. ©Yehuda Albert Pratama Digital Communication Surya University Leave a comment Posted by Yehuda Albert on August 31, 2015 in Digital Communication, Manajemen Media Massa, My Lecture Note

My Journey – Program Studi Digital Communication Surya University 10 JUN

Video ini merupakan rekontruksi ketika perjalanan saya dari rumah menuju ke kampus Surya University. Video ini dibuat dengan filosofi “Berjuang dan Pantang Menyerah untuk Menggapai Ilmu”. #3DMovie&Beyond #DigitalCommunication #SuryaUniversity ©Yehuda Albert Production Leave a comment Posted by Yehuda Albert on June 10, 2015 in Creative Video, Digital Communication, My Project, Yehuda Albert Production

HIS STORY

Create a free website or blog at WordPress.com.

Smile Life

When life gives you a hundred reasons to cry, show life that you have a thousand reasons to smile

Get in touch

© Copyright 2015 - 2024 PDFFOX.COM - All rights reserved.