Idea Transcript
HOME
PROFIL
KEANGGOTAAN
BERITA
Sunday, 06-05-2018
HUBUNGI KAMI
Disclaimer Webmail
Berita Kadin
Berita
Berita
Berita Galeri
Berita Ketua Umum Berita Kadin
KADIN INDONESIA: Untuk Pengembangan Kepariwisataan, Masih Memerlukan Pengkajian 21 April 2006 09:33
JeroWacik (Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI): Saat ini Kondisi Kepariwisataan Indonesia, masih dihadapkan pada Kondisi Eksternal.Dalam dialog pada acara pertemuan antara Kadin Indonesia dengan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI Jero Wacik, di Sekretariat kadin Indonesia tanggal 18 April lalu, terungkap berbagai masalah kepariwisataan, mengapa kondisi kepariwisataan Indonesia tidak melaju seperti tahun-tahun sebelumnya.rnrnChris Kanter ( Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Investasi, Perhubungan, Informatika dan Telekomunikasi ) yang mewakili Ketua Umum Kadin Indonesia dalam pertemuan itu mengungkapkan bahwa berdasarkan data statistik perkembangan pariwisata di Indonesia yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik, jumlah kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) sejak tahun 2000 tidak pernah melebihi dari 5,3 juta jiwa dalam setiap tahunnya, yang dicapai pada tahun 2004. Kemudian pada tahun 2005 jumlahnya menurun lagi menjadi hanya sekitar 4,5 juta jiwa.rnrnPadahal, dikemukakan oleh Chris Kanter, ratarata penerimaan devisa dalam setiap tahunnya dari kegiatan pariwisata umumnya berada pada peringkat 3 atau 4 nasional, setelah ekspor minyak dan gas bumi, serta ekspor tekstil dan pakaian jadi.rnrnDevisa yang diperoleh dari kegiatan pariwisata dalam dua tahun terakhir sekitar US$ 4,8 milyar setiap tahunnya. Sedangkan kontribusi pariwisata (perhotelan, restoran, perdagangan) dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) rata-rata + 16 persen, kurang lebih sama dengan peranan sektor pertanian dalam setiap tahunnya.rnrnMaka dengan itu, disimpulkan bahwa pengembangan pariwisata memerlukan pengkajian, guna merumuskan strategi baru untuk mendorong kegiatan pariwisata Indonesia yang selalu mendapat kategori sebagai primadona.rnrnPendekatan yang dilakukan harus menyeluruh (komprehensif). Badan/Lembaga yang akan menangani kegiatan promosi tidak cukup hanya mencakup kegiatan promosi pariwisata. rnrn” Badan yang perlu dibentuk oleh Indonesia adalah Badan Promosi Pembangunan Nasional, dengan didukung dana yang mencukupi.keperluan Badan tersebut dari APBN, barangkali dengan plafon sekitar US$ 50 juta per tahun. ” kata Chris.rnrnKemudian dikatakan oleh Chris, agar supaya pelaksanaannya berjalan secara berkesinambungan, dana tersebut disediakan sekaligus, untuk jangka waktu 5 tahun, yakni sebesar US& 250 juta. Dan dana itu disimpan pada suatu rekening (escrow account) di Bank Pemerintah.rnrnDalam melaksanakan kegiatan promosi wisata, diperlukan kemampuan teknologi mutakhir dalam Information and Communication TechnologyrnrnDisinggung juga oleh Chris, bahwa untuk mendukung pembangunan kebudayaan dan pariwisata, Presiden RI telah mengeluarkan Instruksi Nomor 16 tanggal 29 Desember 2005 yang isinya antara lain: Menugaskan kepada para Menteri, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, Kepala Kepolisian Republik Indonesia, dan Para Gubernur, Bupati dan Walikota untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada publik, memberikan kemudahan bagi wisman yang akan berkunjung ke Indonesia.rnrnMengoptimalkan kegiatan pembangunan kebudayaan dan pariwisata, dan menggunakan tema: ” Indonesia Ultimate in Diversity ”.rnrnKadin Indonesia mengharapkan agar Pemerintah memberikan kemudahan bagi para businessmen (pebisnis) luar negeri untuk berkunjung ke Indonesia, melakukan investasi, menggiatkan perdagangan dan dalam soal keimigrasian sekaligus kegiatan wisata.rnrnUsulan Kadin Indonesia, agar rencana pengembangan pariwisata antar negara secara bilateral, misalnya antara Thailand – Indonesia pasca tsunami, antara Indonesia dan Malaysia dapat segera direalisasikan.rnrnJero Wacik dalam paparannya menyebutkan, bahwa dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2005 – 2009 Bidang BudPar, dengan beberapa agenda, diantaranya adalah mewujudkan Indonesia yang aman dan damai, prioritas pembangunan adalah pengembangan kebudayaan yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur.rnrnMewujudkan Indonesia yang adil dan Demokratis, yaitu penciptaan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa, serta meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat, dengan Peningkatan Daya saing Pariwisata.rnrnParadigma Baru Kepariwisataan:rnPersatuan dan Kesatuan BangsarnPengentasan Kemiskinan (Poverty Allevation)rnPembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development)rnPelestarian Budaya (Culture Preservation)rnPemenuhan Kebutuhan Hidup dan Hak Azasi ManusiarnPeningkatan Ekonomi dan IndustrirnPengembangan TeknologirnrnSementara itu, disebutkan oleh Jero Wacik bahwa kondisi Kepariwisataan Indonesia saat ini masih dihadapkan pada kondisi eksternal, Aksesbilitas menuju Indonesia dikuasai oleh Hubs besar dinegara-negara tetangga/pesaing. rnrnKesiapan destinasi pariwisata belum merata dengan perbedaan kualitas pelayanan yang tinggi. Hal lainnya, adalah Pelaksanaan Otonomi daerah, belum menganggap bahwa pariwisata sebagai sektor pembangunan yang penting.rnrnMasih rendahnya minat sektor swasta dalam pengembangan pariwisata skala besar, sarana dan fasilitas pariwisata saat ini mengalami penurunan kualitas. Investasi pariwisata di luar Bali, relatif kecil dan stagnan, kemampuan dalam melakukan pemasaran dan promosi masih sangat terbatas, serta kualitas SDM belum mampu bersaing secara global..rnrnKemudian untuk mengatasi hal itu, ada beberapa program Pemasaran Pariwisata.rn1. Pemulihan dan Peningkatan Citra (Bali Recovery Program, Online Marketing, Marketing Representatives di Pasar Utama)rn2. Peningkatan Customer Loyalty dan Penetrasi Pasar Baru (Pemeliharaan 10 Pasar Tradisional dan Penetrasi Pasar China, India dan Timur Tengah)rn3. Pemasaran Pariwisata Nusantara (Kampanye “ Cintai Negerimu, Kenali Negerimu” Promosi Paket-paket Wisata Remaja , Wisata Ziarah, Wisata Keluarga danrn4. Integrasi Produk-Promosi Antar STAKEHOLDERS.rnrnProgram Pengembangan Destinasi Pariwisata:rn1. Diversifikasi Daya Tarik Wisata (Pengembangan Wisata Budaya, Wisata Bahari, (Cruise, PulauPulau kecil dan Marine Sport), Ekowisata dan Wisata Ziarahrn2. Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat. (Pendukungan UKM Bidang Pariwisata,: Homestay, Restoran, Sewa Peralatan/Kendaraan, Souvenir Shoprn3. Pendukungan Peningkatan Kondisi Atraksi Wisata. (Fasilitas Obyek Wisata di Berbagai Daerah yang mengalami kemunduran Kualitas, Peningkatan Kualitas Pelayanan Wisata, sertarn4. Pengembangan Sarana dan Prasarana Pariwisata.rnrnProgram Good Governance:rn1. Peningkatan Pelayanan Publik (Pengembangan pelayanan Visa On Arrival, Customs, Immigration & Quarantine (CIQ) di pintu-pintu masuk Utamarn2. Peningkatan Transparansi dan Akuntanbilitas Aparatur. (Pengembangan sistem pengawasan pelaksanaan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi, serta Pelaksanaan ” Reward and Punishment System.”rnrnHasil Yang Ingin Dicapai:rnWisatawan Mancanegara:rnTahun 2005 Jumlah Wisman 5.000.000 – 5.500.000 Devisa: US$ 4,5 – 5,5 miliarrnTahun 2006 “ 5.500.000 – 6.000.000 “ US$ 5.0 – 6.0 miliar rnTahun 2007 “ 6.000.000 – 6.600.000 ‘ US$ 6.0 – 6,5 miliarrnTahun 2008 “ 6.600.000 – 8.180.000 “ US$ 6,5 – 8,1 miliarrnTahun 2009 “ 8.180.000 – 10.000.000 “ US$ 8,1 – 10.0 miliarrnrnWisatawan Nusantararn• Jumlah Perjalanan Wisnus:rn• Tahun 2005 = 206.000.000 Tahun 2006 = 209.000.000rn• Tahun 2007 = 212.000.000 Tahun 2008 = 215.000.000rn• Tahun 2009 = 218.000.000rn• Pertumbuhan rata-rata per tahun = 1,4%rn• Jumlah pengeluaran wisnus pada akhir tahun 2009 menjadi Rp. 105,9 triliunrnrnHasil Yang Ingin Dicapai pada sektor lapangan Kerja:rnTahun 2005 = 9.180.000 Tahun 2006 = 10.010.000rnTahun 2007 = 10.850.000 Tahun 2008 = 11.670.000rnTahun 2009 = 12.500.000rnrnPenerimaan Negara:rn Visa Pajak Langsung Pajak Tidak Langsung TotalrnTahun 2005 Rp 1,10 triliun Rp5,30 triliun Rp 6,37 triliun Rp 12,77 triliunrnTahun 2006 Rp 1,22 triliun Rp 5,90 triliun Rp 6,67 triliun Rp 13,79 triliunrnTahun 2007 Rp 1,34 triliun Rp 6,30 triliun Rp6,97 triliun Rp 14,61 triliunrnTahun 2008 Rp 1,48 triliun Rp7.00 triliun Rp7,29 triliun Rp 15,77 triliunrnTahun 2009 Rp 1,60 triliun Rp 7,40 triliun Rp 7,63 triliun Rp 16,63 triliunrn(sumber: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata)rn
Kembali
Cetak
© Copyright, 2010 - Kadin Indonesia. Designed by Webindo
Galeri Kegiatan
CARI