Kota Parepare - WikiVisually [PDF]

4.1 Pantai Lumpue; 4.2 Kebun Raya Jompie; 4.3 Terumbu Karang Tonrangeng; 4.4 Waterboom; 4.5 River Ladoma; 4.6 Pantai Mat

7 downloads 29 Views 1MB Size

Recommend Stories


Materi Tarbiyah - WikiVisually [PDF]
Ma'na Al-Islam (Makna Islam); Al-Islam wa Sunnatullah (Islam dan Ketentuan Allah); Syumuliyatul Islam (Kesempurnaan Islam); Minhajul Hayah (Pedoman Hidup); Al-Islamu Akhlaqan (Islam sebagai Akhlak); Al-Islam Fikratan (Islam sebagai Fikrah); Al-Islamu

Roma - WikiVisually [PDF]
Kota ini disebut sebagai "Roma Aeterna" (Kota Abadi) dan "Caput Mundi" (Ibu Kota Dunia), dua konsep sentral dalam budaya Romawi kuno. Setelah ..... Di bawah pimpinan paus-paus yang kaya dan melakukan pemborosan, Roma berubah menjadi pusat seni, kepen

Ekonomi Malaysia - WikiVisually [PDF]
Antara tahun 1906-1929, purata keluasan penanaman getah di Tanah Melayu telah meningkat dari 129809 hektar kepada 2971000 hektar dan eksport getah telah ... Selain itu, kerajaan British juga berusaha untuk mewujudkan suasana yang menyenangkan kepada

Ekonomi Malaysia - WikiVisually [PDF]
Antara tahun 1906-1929, purata keluasan penanaman getah di Tanah Melayu telah meningkat dari 129809 hektar kepada 2971000 hektar dan eksport getah telah ... Selain itu, kerajaan British juga berusaha untuk mewujudkan suasana yang menyenangkan kepada

Humerusschaftfraktur - WikiVisually [PDF]
Der Oberarmschaftbruch, in der medizinischen Terminologie (Fachsprache) auch als Oberarmschaftfraktur, Humerusschaftfraktur oder diaphysäre Humerusfraktur bezeichnet, ist ein Bruch des Oberarmknochens (Humerus) im Bereich des Schaftes (Diaphyse), al

Jurang lautan - WikiVisually [PDF]
Jurang lautan atau Parit lautan adalah lekukan topografi dasar laut berskala hemisfera yang panjang tetapi sempit. Ia juga adalah bahagian dasar laut yang paling dalam. Jurang lautan adalah ciri morfologi sempadan plat tumpu yang tersendiri, bersama-

walikota parepare
Be who you needed when you were younger. Anonymous

Turma da Monica Jovem - WikiVisually [PDF]
Em dezembro de 2016, após chegar em sua centésima edição, a numeração de Turma da Mônica Jovem foi reiniciada. Tal como aconteceu ... 87; 93; 95; 97. Petra Leão, 9 a 14; 18; 19; 23 a 31; 33 a 39; 41 a 47; 49; 53 a 62; 64 a 73; 80; 81; 85;86; 89; 94;

KOTA-DISSERTATION-2014.pdf
What you seek is seeking you. Rumi

LOWONGAN KERJA KOTA 2017 [PDF]
Emali : [email protected] (Cantumkan Kode Posisidi subject email) Sumber Lowongan Kerja PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Lead Civil Engineering - Juli 2013 ..... Memahami laporan keuangan dan pajak. • Memiliki kemampuan analisa yang cukup tinggi. â

Idea Transcript


WikiVisually

the entire wiki with video and photo galleries find something interesting to watch in seconds

TOP LISTS / VIDEOS · VIDEO PICKER · LANGUAGE

Search Wikipedia – Bahasa Indon...

Like 15K

[tutup]

Kota Parepare [show article only]

Indonesia

hover over links in text for more info Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas [show wikipedia page here]

Lompat ke: navigasi, cari Kota Parepare adalah sebuah Kota di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Kota ini memiliki luas wilayah 99,33 km² dan berpenduduk sebanyak ±140.000 jiwa. Salah satu tokoh terkenal yang lahir di kota ini adalah B. J. Habibie, presiden ke3 Indonesia.

Parepare









Kota Parepare

1. A Borobudur ship carved on Borobudur, c. 800 CE. Indonesian outrigger boats may have made trade voyages to the east coast of Africa as early as the 1st century CE. 2. Flag 3. The nutmeg plant is native to Indonesia's Banda Islands. 4. Tan Malaka, Indonesian philosopher, guerilla, and national hero.

Daftar isi 1 Sejarah 2 Geografis 2.1 Iklim 2.2 Hasil Pertanian 2.3 Hasil lainnya 3 Penduduk 4 Pariwisata 4.1 Pantai Lumpue 4.2 Kebun Raya Jompie 4.3 Terumbu Karang Tonrangeng 4.4 Waterboom 4.5 River Ladoma 4.6 Pantai Mattirotasi 4.7 Objek Wisata Lainnya 5 Transportasi 5.1 Darat 5.2 Laut 6 Pendidikan 7 Pemerintah 7.1 Wali kota 7.2 DPRD Kota Parepare 8 Tokoh-Tokoh 9 Pers & Media 10 Penghargaan 11 Kota Kembar 12 Lihat Juga 13 Referensi 14 Pranala luar

Sulawesi Selatan Pemandangan matahari terbenam di Pantai Mario Parepare



Logo

Semboyan: Parepare Kota Bandar Madani





1. R to L: Bira Beach, Tongkonan Traditional House of Toraja, Karst Maros, Bantimurung Waterfall, Ramma Valley in Bawakaraeng Mountain, Pine forest Malino, Parangloe Waterfall, Takabonerate national park, Londa cave, Samalona Island 2. Losari Beach, is one of the icons in the main tourist destinations in South Sulawesi. 3. A village in South Sulawesi 1929 4. Regent of Maros, Makassar, Sulawesi Suku Bugis

Parepare







Koordinat: 4°01¢0²LU 119°37¢25²BT Negara Provinsi

Sejarah

Indonesia Sulawesi Selatan

Didirikan

17 Februari 1960 1. Abu Bakar of Johor • Tun Abdul Razak Raja Ali Haji • Jusuf Kalla • B. J. Habibie Najib Razak • Lisa Surihani Taufik Batisah • Ziana Zain

Pemerintahan • Wali Kota Taufan Pawe • Wakil Wali Faisal Andi Sapada Kota Luas • Total

Suku Makassar

3,835 sq mi (99,33 km2 )

Populasi (2012) • Total 132.048[1] • Kepadatan

3.4.431/sq mi (1.329,39/km2 )

Demografi • Suku

Bugis, Makassar, Mandar, Jalan di Parepare 1900-1940 Tionghoa Di awal perkembangannya, perbukitan • Bahasa Bugis, Bahasa Indonesia yang sekarang ini disebut Kota Parepare, • Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dahulunya adalah merupakan semakBuddha, Kong Hu Cu semak belukar yang diselang-selingi oleh Zona waktu WITA (UTC+8) lubang-lubang tanah yang agak miring Kode +62 421 wilayah sebagai tempat yang pada Kecamatan 4 keseluruhannya tumbuh secara liar tidak Kelurahan 22 teratur, mulai dari utara (Cappa Ujung) Situs web www.pareparekota.go.id hingga ke jurusan selatan kota. Kemudian dengan melalui proses perkembangan sejarah sedemikian rupa dataran itu dinamakan Kota Parepare.







1. A Makassar man, 1913. 2. A Makassar mosque in the colonial period, 1930s. 3. Young Makassar woman in traditional clothes (baju bodo) in the colonial period, 1930s. 4. Coto Makassar Suku Mandar

Lontara Kerajaan Suppa menyebutkan, sekitar abad XIV seorang anak Raja Suppa meninggalkan Istana dan pergi ke selatan mendirikan wilayah tersendiri pada tepian pantai karena memiliki hobi memancing. Wilayah itu kemudian dikenal sebagai kerajaan Soreang, kemudian satu lagi kerajaan berdiri sekitar abad XV yakni Kerajaan Bacukiki. Kata Parepare ditenggarai sebagian orang berasal dari kisah Raja Gowa, dalam satu kunjungan persahabatan Raja Gowa XI, Manrigau Dg. Bonto Karaeng Tunipallangga (1547-1566) berjalan-jalan dari kerajaan Bacukiki ke Kerajaan Soreang. Sebagai seorang raja yang dikenal sebagai ahli strategi dan pelopor pembangunan, Kerajaan Gowa tertarik dengan pemandangan yang indah pada hamparan ini dan spontan menyebut “Bajiki Ni Pare” artinya “(Pelabuhan di kawasan ini) di buat dengan baik”. Parepare ramai dikunjungi termasuk orang-orang Melayu yang datang berdagang ke kawasan Suppa. Kata Parepare punya arti tersendiri dalam bahasa Bugis, kata Parepare bermakna " Kain Penghias " yg digunakan diacara semisal pernikahan, hal ini dapat kita lihat dalam buku sastra lontara La Galigo yang disusun oleh Arung Pancana Toa Naskah NBG 188 yang terdiri dari 12 jilid yang jumlah halamannya 2851, kata Parepare terdapat dibeberapa tempat di antaranya pada jilid 2 hal [62] baris no. 30 yang berbunyi " pura makkenna linro langkana PAREPARE" (KAIN PENGHIAS depan istana sudah dipasang). Melihat posisi yang strategis sebagai pelabuhan yang terlindungi oleh tanjung di depannya, serta memang sudah ramai dikunjungi orang-orang, maka Belanda pertama kali merebut tempat ini kemudian menjadikannya kota penting di wilayah bagian tengah Sulawesi Selatan. Di sinilah Belanda bermarkas untuk melebarkan sayapnya dan merambah seluruh dataran timur dan utara Sulawesi Selatan. Hal ini yang berpusat di Parepare untuk wilayah Ajatappareng.

1. Young girls of Mandar aristocracy at the time of the Netherlands Indies. Bahasa Indonesia



1. Traffic sign in Indonesia. 2. Indonesian is official language in Indonesia, used in all aspects, such as education. Ujian Nasional (national examination) is written in Indonesian and the language itself is one of the examination subjects. 3. Indonesian is also the language of Indonesian mass media, such as magazines. Printed and broadcast mass media are encouraged to use proper Indonesian, although more relaxed popular slang often prevails. Islam



Monumen Cinta Sejati Habibie Ainun di Lapangan Andi Makassau, Pusat Kota Parepare (2015) Pada zaman Hindia Belanda, di Kota Parepare, berkedudukan seorang Asisten Residen dan seorang Controlur atau Gezag Hebber sebagai Pimpinan Pemerintah (Hindia Belanda) dengan status wilayah pemerintah yang dinamakan “Afdeling Parepare” yang meliputi, Onder Afdeling Barru, Onder Afdeling Sidenreng Rappang, Onder Afdeling Enrekang, Onder Afdeling Pinrang dan Onder Afdeling Parepare.

Pada waktu status Parepare tetap menjadi Afdeling yang wilayahnya tetap meliputi 5 Daerah seperti yang disebutkan sebelumnya. Dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 29 tahun 1959 tentang pembentukan dan pembagian Daerah-daerah tingkat II dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, maka ke empat Onder Afdeling tersebut menjadi Kabupaten Tingkat II, yaitu masing-masing Kabupaten Tingkat II Barru, Sidenreng Rappang, Enrekang dan Pinrang, sedangkan Parepare sendiri berstatus Kota Praja Tingkat II Parepare. Kemudian pada tahun 1963 istilah Kota Praja diganti menjadi Kotamadya dan setelah keluarnya UU No. 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Sulawesi, maka status Kotamadya berganti menjadi “KOTA” sampai sekarang ini. Didasarkan pada tanggal pelantikan dan pengambilan sumpah Wali Kotamadya Pertama H. Andi Mannaungi pada tanggal 17 Februari 1960, maka dengan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah No. 3 Tahun 1970 ditetapkan hari kelahiran Kotamadya Parepare tanggal 17 Februari 1960.[2]

Geografis Kota Parepare terletak di sebuah teluk yang menghadap ke Selat Makassar. Di bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Pinrang, di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sidenreng Rappang dan di bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Barru. Meskipun terletak di tepi laut tetapi sebagian besar wilayahnya berbukit-bukit.

Iklim Berdasarkan catatan stasiun klimatologi, rata-rata temperatur Kota Parepare sekitar 28,5 °C dengan suhu minimum 25,6 °C dan suhu maksimum 31,5 °C. Kota Parepare beriklim tropis dengan dua musim, yaitu musim kemarau pada bulan Maret sampai bulan September dan musim hujan pada bulan Oktober sampai bulan Februari.

Hasil Pertanian Hasil pertanian dari daerah pertanian Parepare adalah biji kacang mete, biji kakao, dan palawija lainnya serta padi. Wilayah pertanian parepare tergolong sempit, karena lahannya sebagian besar berupa bebatuan bukit cadas yang banyak dan mudah tumbuh rerumputan. Daerah ini sebenarnya sangat cocok untuk peternakan.

Hasil lainnya Banyak penduduk di daerah perbukitan beternak ayam potong dan ayam petelur, padang rumput juga dimanfaatkan penduduk setempat untuk menggembala kambing dan sapi. Sedangkan penduduk di sepanjang pantai banyak yang berprofesi sebagai nelayan. Ikan yang dihasilkan dari menangkap ikan atau memancing masih sangat berlimpah dan segar. Biasanya selain dilelang di Tempat Pelelangan Ikan (TPI), para nelayan menjualnya ikan -ikan yang masih segar di pasar malam 'pasar senggol' yang menjual aneka macam buah - buahan, ikan, sayuran, pakaian sampai pernak - pernik aksesoris.[3]

Penduduk Berdasarkan data BPS pada tahun 2012, jumlah penduduk Parepare ada 132.048 jiwa yang terdiri dari etnis Bugis, Makassar, Mandar dan Tionghoa. Tahun

1971

1976

1980

1990

2000

2010

2012

Jumlah 108.326 penduduk 72.471[4] 78.981[4] 86.450[5] 101.746[6] 129.542 132.048[1] [7]

Pariwisata Pantai Lumpue

Suasana pantai Lumpue pada saat hari libur Pantai yang sering dijadikan pusat rekreasi oleh masyarakat Parepare, yaitu pantai Lumpue. Pantai ini berada di Kecamatan Bacukiki Barat Lokasinya dekat dengan fasilitas umum seperti masjid dan puskesmas, disediakan pula rumah-rumah yang terbuat dari bambu berata nipa yang bisa disewa oleh wisatawan.Pantai lumpue memiliki air laut yang bening dengan pasir pantai halus kecoklatan. Pantai ini tidak mengalami perubahan besar meskibun pada tahun 1980-an pernah ditambahkan fasilitas pendukung tetapi tidak mampu mengubah komposisi alamnya. Lokasi ini dulunya hanya dipakai oleh orang-orang penting, namun karena gencarnya promosi akhirnya Lumpue yang semula untuk pemandian berubah menjadi wisata pantai di Sulawesi Selatan.

Kebun Raya Jompie

Jalan setapak di Kebun Raya/Hutan Kota Jompie Kebun Raya Jompie merupakan hutan kota Parepare yang dijadikan tempat pariwisata. Kebun raya Jompie yang dibangun sejak tahun 1920 menyimpan keanekaragaman hayati serta menjadi objek wisata dan pusat penelitian tumbuhan tropis, terutama tanaman endemik Sulawesi.Jarak dari pusat Kota Parepare yakni sekitar 3,5 km. Kebun Jompie juga sangat strategis karena mudah dijangkau, baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum Kebun yang mempunyai luas 13,5 hektar ini menawarkan rekereasi seperti kolam renang, area perkemahan, dan jalan setapak untuk wisatan yang ingin menikmati hutan dan pepohonan dengan berjalan-jalan. Hutan Jompie sebagai hutan kota terbaik keenam seIndonesia pada saat Resepsi Kenegaraan HUT RI ke-65 Hutan seluas 13,6 hektar itu sebelumnya diputuskan oleh Pemerintah Pusat sebagai hutan kota terbaik di Sulawesi Selatan. Selain hutan, terdapat juga kebun raya yang ditetapkan sebagai pusat koleksi dan konservasi tumbuhan kawasan pesisir Wallacea dengan menonjolkan keanekaragaman tumbuhan obat, tumbuhan adat dan ethobotani. Dalam kawasan ini terdapat beberapa fasilitas fisik, antara lain kolam renang, 14 unit shelter (tempat istirahat), arena perkemahan (camping ground), gedung pertemuan, saluran drainase, dan jalan setapak yang menjangkau setiap sudut kawasan.[8] Keaneragaman tumbuhan di kawasan ini menurut analisis dari Tim Analisis Vegetasi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor serta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), terdiri dari 90 jenis yang berasal dari 81 marga tumbuhan. Sebanyak 7 jenis di antaranya telah teridentifikasi secara lengkap. Sepuluh jenis baru diketahui marganya, dan tiga jenis baru teridentifikasi sampai pada tingkat suku. Beberapa di antaranya diketahui sebagai tumbuhan langka.[9]

Terumbu Karang Tonrangeng

Terumbu Karang Tonrangeng Di Parepare, pelestarian terumbu karang sudah dilakukan dan menjadi salah satu daya tarik wisata di Parepare. Untuk melestarikan keindahan dan kehidupan bawah laut. Sehingga warga Kota Parepare khususnya yang bermukim di kawasan TonrangengLumpue berpeluang menjadi pengusaha budidaya terumbu karang. Pemerintah Kota Parepare “menyulap” kawasan ini sebagai pusat pelestarian terumbu karang dan budidaya terumbu karang bagi warga lokal dan wisatawan

Waterboom

Waterboom Parepare Objek wisata Waterboom Parepare kini telah menjelma menjadi primadona bagi warga di kawasan Ajattappareng untuk mengisi liburan akhir pekan maupun liburan sekolah bagi pelajar. Di setiap akhir pekan, puluhan bus maupun mobil pribadi dari berbagai daerah di sekitar Parepare berjejal di kawasan waterboom. Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain ketersediaan puluhan gasebo-gasebo tempat pengunjung duduk bersantai bersama keluarganya sambil menikmati waterboom.

River Ladoma

Wisata petualangan flying fox di River Ladoma, Bacukiki River Ladoma adalah sebuah objek wisata yang memanfaatkan keindahan dan bentang alam Sungai Ladoma sebagai daya tarik wisata. River Ladoma terletak di Kecamatan Bacukiki. Di objek wisata ini terdapat fasilitas pemancingan, gazebo, motor ATV, arena soft-gun, trekking dan flying fox. Pengunjung juga bisa menikmati kesegaran Sungai Ladoma dengan berendam kaki maupun mandi. Sungai Ladoma memiliki batu-batu andesit berukuran besar berbentuk bulat dan lonjong.

Pantai Mattirotasi

Pantai Mattirotasi Pantai yang terletak di Jalan Mattirotasi memiliki pemandangan lepas ke arah Teluk Parepare. Pantai ini memiliki beberapa gazebo, bangku taman, lintasan jogging, batubate andesit berukuran besar penahan abrasi dan lapangan yang dimanfaatkan warga untuk berolahraga. Pantai Mattirotasi ramai dikunjungi warga Parepare di hari Minggu untuk berolahraga dan bersantai.[10]

Objek Wisata Lainnya Sumur Jodoh Soreang Goa Tompangeng Desa Wisata Wattang Bacukiki Salo Karajae Museum Gandaria Bendungan Lappa Angin Pantai Torangeng

Transportasi

Pelabuhan Nusantara Parepare Kota Parepare bisa dicapai dengan transportasi darat atau laut. Parepare terletak di jalur utama lalu lintas ke Sulawesi Barat, Tana Toraja dan Palopo. Pelabuhan Nusantara menghubungkan Parepare dengan kota-kota di pesisir Kalimantan, Surabaya dan kotakota pelabuhan di Indonesia bagian timur. Parepare juga merupakan pelabuhan bagi orang - orang di daerah Ajatappareng.

Darat Parepare mempunyai akses transportasi darat yang terdiri dari Pete-Pete, Bus, Taksi, Becak dan Kereta. Luas Parepare tidak seluas kota-kota besar lainnya sehingga jumlah transportasi Parepare terbilang sedikit. Pete-Pete Pete-Pete merupakan sebutan umum penduduk Sulawesi Selatan untuk angkutan umum dan angkutan kota. Ada 5 trayek pete-pete Parepare di antaranya Jalur Soreang, Jalur Lapadde, Jalur Lumpue, Jalur Tipe-C dan Jalur Lemoe. Kereta Api Kereta Api yang menghubungkan Kota Parepare dan Kota Makassar, saat ini masih dalam proyek. Proyek kereta api jalur lintas Makassar-Parepare yang merupakan pembangunan tahap pertama Trans Sulawesi diestimasi akan menelan anggaran hingga Rp9,65 triliun dengan panjang trase sekitar 145 km. Menteri Koordinator Perkonomian Chairul Tanjung dan Menteri Perhubungan Evert Erenst Mangindaan meletakkan batu pertama untuk proyek tersebut di Desa Fiaung KM 104, Kabupaten Barru pada 12 Agustus 2014.[11][12]

Laut

Terminal penumpang Pelabuhan Parepare Terdapat 4 pelabuhan di Parepare[13], di antaranya: Pelabuhan Nusantara Pelabuhan Cappa Ujung Pelabuhan Lontange Pelabuhan Cempae

Pendidikan SMP SD atau atau SMA MA SMK MI Pendidikan MTs Negeri Negeri Negeri Perguruan Negeri formal Negeri dan dan dan tinggi dan dan Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Jumlah 100 27 7 6 12 6 satuan Data sekolah di kota Pareoare Sumber: www.kesekolah.com[14]

Daftar dan Alamat SMP Negeri di Parepare SMP Negeri 1 Parepare SMP Negeri 2 Parepare SMP Negeri 3 Parepare SMP Negeri 4 Parepare SMP Negeri 5 Parepare SMP Negeri 6 Parepare SMP Negeri 7 Parepare SMP Negeri 8 Parepare SMP Negeri 9 Parepare SMP Negeri 10 Parepare SMP Negeri 11 Parepare SMP Negeri 12 Parepare SMP Negeri 13 Parepare Daftar SMA dan SMK Negeri di Parepare SMA Negeri 1 Parepare SMA Negeri 2 Parepare SMA Negeri 3 Parepare SMA Negeri 4 Parepare SMA Negeri 5 Parepare SMA PGRI 1 Parepare SMK Negeri 1 Parepare SMK Negeri 2 Parepare SMK Negeri 3 Parepare Daftar Perguruan Tinggi di Parepare[15] Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare[16] Universitas Muhammadiyah Parepare[17] Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Amsir[18] Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Amsir (STIH) Akademi Sekretari Manajemen Amsir Akademi Keperawatan Fatima Akademi Kebidanan Andi Makkasau Institut Teknologi Habibie (sedang dalam konstruksi) [19][20][21]

Pemerintah

Peta Pembagian Administratif Parepare Kota Parepare terdiri dari 4 Kecamatan: 1. Kecamatan Soreang 2. Kecamatan Ujung 3. Kecamatan Bacukiki 4. Kecamatan Bacukiki Barat

Wali kota Artikel utama untuk bagian ini adalah: Wali Kota Parepare Wali Kota Parepare memiliki tugas dan wewenang memimpin penyelenggaraan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD Kota Parepare. Jabatan pertama dipegang oleh Andi Mannaungi pada tahun 1960. Didasarkan pada tanggal pelantikan dan pengambilan sumpah Wali Kotamadya Pertama pada tanggal 17 Februari 1960, maka dengan SK. DPRD Kotamadya Parepare No. 3 Tahun 1970 ditetapkan hari kelahiran Kotamadya Parepare tanggal 17 Februari 1960. Penamaan wali kota Parepare berganti beberapa kali: 1. Wali Kota KDH Parepare (1960-1972) 2. Wali Kotamadya KDH Parepare (1972-1998) 3. Wali Kota Parepare (1998-sekarang) Sebelum tahun 2005, Wali Kota Parepare dipilih melalui mekanisme yang diatur oleh DPRD Kota Parepare. Setelah itu, Wali Kota Parepare bersama Wakil Wali Kota Parepare dipilih secara langsung oleh warga kota melalui Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) untuk pertama kalinya pada tanggal 28 Agustus 2008.

DPRD Kota Parepare Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Parepare DPRD Kota Parepare adalah Lembaga Legislatif tingkat Kota yang berada di wilayah Kota Parepare. Anggota DPRD Kota Parepare dipilih berdasarkan daftar terbuka dari partai dalam Pemilihan Umum yang diselenggarakan setiap lima tahun bersamaan dengan pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah seluruh Indonesia. Berdasarkan UU No. 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPRD & DPRD , perwakilan anggota DPRD Kota Parepare berjumlah 25 orang. Dari tahun ke tahun Partai Golkar yang mayoritas menduduki kursi DPRD di Parepare

DPRD Kota Parepare 2014-2019 Partai

Tokoh-Tokoh

Kursi

Partai Golkar

5

Partai Demokrat

4

PDI-Perjuangan

3

PAN

3

PKS

2

Partai Nasdem

2

Partai Hanura

2

Partai Gerindra

1

PKB 1 Prof. Dr.-Ing H. Bacharuddin Jusuf Habibie, Presiden ke-3 Republik Indonesia PPP 1 Andi Makkasau Parenrengi Lawawo, Datu Kerajaan Suppa PBB 1 Letnan Jendral TNI Andi Abdullah Bau Massepe, Total 25 Pahlawan Nasional Indonesia Alwi Abdul Jalil Habibie, Tokoh Pertanian Indonesia Timur Widya Purnama, MBA, Direktur PT Pertamina (2004-2006) dan Direktur PT Indosat Tbk Periode (2002-2004).[22][23] Hamid Awaluddin, Ph.D, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia ke-27[24], Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia[25] Kapten TNI (Purn.) Junus Effendi Habibie, Duta Besar Indonesia Untuk Belanda, Kerajaan Inggris dan Irlandia, Direktur Jenderal Perhubungan Laut[26][27] Hatta Ali, Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia 2012-2017 Prof. Dr. Salim Said. MA., Penulis dan Pengamat Politik dan Militer Indonesia

Pers & Media Terdapat surat kabar yang beroperasi di daerah Parepare, yaitu Pare Pos[28]. Selain itu ada pula puluhan stasiun radio di Parepare dan sebuah televisi lokal yang beroperasi di Parepare, yaitu MCTV Pare (Mitra Citra Televisi Parepare).[29][30]

Penghargaan Kota Parepare telah meraih beberapa penghargaan terutama di Piagam Adipura yang diterima setiap tahun berturut-turut sejak 2004. Penghargaan banyak diraih sejak pemerintahan di bawah Wali Kota Parepare ke-11 Zain Katoe. Berikut penghargaan Kota Parepare [31] [32] [33] [34] Penghargaan Kota Parepare

[show]

Kota Kembar Tawau

Lihat Juga DPRD Kota Parepare Wali kota Parepare Wakil Wali kota Parepare

Referensi 1. ^ a b "Data Kependudukan Parepare per 2012". MC Diskominfo Pemkot Parepare. 18 Maret 2012. Diakses tanggal 10 Oktober 2014. 2. ^ "Sejarah Kota Parepare". MC Diskominfo Pemkot Parepare. 24 Januari 2014. Diakses tanggal 9 Oktober 2014. 3. ^ "Geografis Kota Parepare". 21 Februari 2012. Diakses tanggal 15 Februari 2013. 4. ^ a b "Keadaan Daerah dan Penyebaran Penduduk Daerah Sulawesi Selatan". Badan Perencanaan Pembangunan Nasional RI. 7 September 1980. Diakses tanggal 19 Oktober 2014. 5. ^ "Keadaan Daerah dan Penyebaran Penduduk Daerah Sulawesi Selatan". Badan Perencanaan Pembangunan Nasional RI. 8 April 1985. Diakses tanggal 19 Oktober 2014. 6. ^ "Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan". Badan Pusat Statistik RI. 9 April 1995. Diakses tanggal 19 Oktober 2014. 7. ^ "Profil Kota Parepare" (PDF). Departemen Pekerjaan Umum RI. 4 November 2000. Diakses tanggal 19 Oktober 2014. 8. ^ "Kebun Raya Jompie, Parepare". 31 Desember 2010. Diakses tanggal 9 Oktober 2014. 9. ^ "Wisata Alam Kebun Raya Jompie". Kominfo Pemkot Parepare. 29 Mei 2012. Diakses tanggal 9 Oktober 2014. 10. ^ "Pariwisata Parepare per tahun 2013" (PDF). Kominfo Pemkot Parepare. 14 Januari 2013. Diakses tanggal 19 Oktober 2014. 11. ^ "KP3EI Groundbreaking Proyek KA Makassar-Parepare Rp6,4 Triliun". Antara News. 12 Agustus 2014. Diakses tanggal 19 Oktober 2014. 12. ^ "Kereta Makassar-Parepare: Pembebasan Lahan Tahap II Dilanjutkan". Redaksi Bisnis.com. 13 Oktober 2014. Diakses tanggal 19 Oktober 2014. 13. ^ "Pelabuhan Parepare". PT Pelabuhan Indonesia 4 (Persero). 10 Februari 2014. Diakses tanggal 19 Oktober 2014. 14. ^ www.kesekolah.com 15. ^ "Perguruan Tinggi di Parepare Siap Terima Mahasiswa Baru". MC Dinas Komunikasi dan Informasi Pemerintah Kota Parepare. 28 Mei 2014. Diakses tanggal 11 Oktober 2014. 16. ^ "Website Resmi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare". Humas Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare. Diakses tanggal 19 Oktober 2014. 17. ^ "Website Resmi Universitas Muhammadiyah Parepare". Humas Universitas Muhammadiyah Parepare. Diakses tanggal 11 Oktober 2014. 18. ^ "Website Resmi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Amsir". Humas Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Amsir. 28 Mei 2014. Diakses tanggal 19 Oktober 2014. 19. ^ "Habibie Resmikan Pembangunan Institut Teknologi di Parepare". Berita Yahoo!Mahyuddin. 28 Agustus 2014. Diakses tanggal 10 Oktober 2014. 20. ^ "Habibie Resmikan Pembangunan Institut Teknologi di Parepare". Kompas.com, Suddin Syamsuddin. 28 Agustus 2014. Diakses tanggal 10 Oktober 2014. 21. ^ "Pendirian Institut Teknologi Habibie Terus Dimatangkan". Koran Tempo. 5 Agustus 2014. Diakses tanggal 10 Oktober 2014. 22. ^ "Executive Profile Widya Purnama". Bloomberg Businessweek. Diakses tanggal 5 November 2014. 23. ^ "Profil Widya Purnama". Tokoh Indonesia. Diakses tanggal 5 November 2014. 24. ^ Berita pelantikan Dubes RI oleh Presiden di situs presidensby.info 25. ^ Ministry of Foreign Affairs (Russia). Deputy Minister of Foreign Affairs Alexei Borodavkin Meets with Indonesian Ambassador to Moscow Hamid Awaluddin. Siaran pers. Diakses pada 2 Juli 2008. 26. ^ Alexander Weissink (23 September 2010). "Interview ambassadeur: 'Ik wil niet dat mijn president hier als een clown wordt neergezet' " (dalam bahasa dutch). Diakses tanggal 13 Agustus 2014. 27. ^ " 'President Indonesië bang voor arrestatie in Nederland' " (dalam bahasa dutch). Algemeen Dagblad. 5 Oktober 2010. Diakses tanggal 13 Agustus 2014. 28. ^ "Pare Pos". Redaksi Pare Pos. Diakses tanggal 19 Oktober 2014. 29. ^ "MCTV Pare". Redaksi MCTV Pare. Diakses tanggal 19 Oktober 2014. 30. ^ "Facebook MCTV Pare". Redaksi MCTV Pare. Diakses tanggal 19 Oktober 2014. 31. ^ "Penghargaan Kota Parepare Tahun 2009". MC Kominfo Pemkot Parepare. 7 Feburari 2012. Diakses tanggal 9 Oktober 2014. 32. ^ "Penghargaan Kota Parepare Tahun 2010". MC Kominfo Pemkot Parepare. 7 Feburari 2012. Diakses tanggal 9 Oktober 2014. 33. ^ "Penghargaan Kota Parepare Tahun 2011". MC Kominfo Pemkot Parepare. 7 Feburari 2012. Diakses tanggal 9 Oktober 2014. 34. ^ "Penghargaan Kota Parepare Tahun 2012". MC Kominfo Pemkot Parepare. 7 Juni 2012. Diakses tanggal 9 Oktober 2014. 35. ^ a b c d "Penghargaan Kota Parepare Tahun 2004". MC Kominfo Pemkot Parepare. 7 Feburari 2012. Diakses tanggal 9 Oktober 2014. 36. ^ a b c d e f "Penghargaan Kota Parepare Tahun 2005". MC Kominfo Pemkot Parepare. 7 Feburari 2012. Diakses tanggal 9 Oktober 2014. 37. ^ a b c d e f g h i "Penghargaan Kota Parepare Tahun 2006". MC Kominfo Pemkot Parepare. 7 Feburari 2012. Diakses tanggal 9 Oktober 2014. 38. ^ a b c d e f "Penghargaan Kota Parepare Tahun 2007". MC Kominfo Pemkot Parepare. 7 Feburari 2012. Diakses tanggal 9 Oktober 2014. 39. ^ "Daftar Peraih Penghargaan ADIPURA Periode 2006-2007". Sekretariat Adipura. 12 Februari 2012. Diakses tanggal 7 November 2014. 40. ^ a b c d e f g "Penghargaan Kota Parepare Tahun 2008". MC Kominfo Pemkot Parepare. 7 Feburari 2012. Diakses tanggal 9 Oktober 2014. 41. ^ a b c "Penghargaan Kota Parepare Tahun 2013". MC Kominfo Pemkot Parepare. 11 Maret. Diakses tanggal 9 Oktober 2014. 42. ^ "Penghargaan Kota Parepare Tahun 2012". Warta Timur. Februari 2014. Diakses tanggal 7 November 2014.

Pranala luar (Indonesia) Situs web resmi Pemerintah Kota Parepare (Indonesia) Situs web berita Kota Parepare Kabupaten Pinrang Selat Makassar

Parepare

Kabupaten Sidenreng Rappang

Kabupaten Barru

Kota Parepare, Sulawesi Selatan

[show]

Sulawesi Selatan

[show]

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kota_Parepare&oldid=13489744" Kategori: Templat kecamatan Indonesia Kota di Sulawesi Selatan Kota di Indonesia Kota Parepare Kategori tersembunyi: CS1 maint: Unrecognized language

RELATED RESEARCH TOPICS



1. The Kaaba, in Mecca, Hejaz region, today's Saudi Arabia, is the center of Islam. Muslims from all over the world gather there to pray in unity. 2. The dome of the Carol I Mosque in Constanţa, Romania, topped by the Islamic crescent 3. Medallion showing " Allah " (God) in Hagia Sophia, Istanbul, Turkey. Katolik



Pada setiap wilayah/Onder Afdeling berkedudukan Controlur atau Gezag Hebber. Disamping adanya aparat pemerintah Hindia Belanda tersebut, struktur Pemerintahan Hindia Belanda ini dibantu pula oleh aparat pemerintah raja-raja bugis, yaitu Arung Barru di Barru, Addatuang Sidenreng di Sidenreng Rappang, Arung Enrekang di Enrekang, Addatung Sawitto di Pinrang, sedangkan di Parepare berkedudukan Arung Mallusetasi. Struktur pemerintahan ini, berjalan hingga pecahnya Perang Dunia II yaitu pada saat terhapusnya Pemerintahan Hindia Belanda sekitar tahun 1942. Pada zaman kemerdekaan Indonesia tahun 1945, struktur pemerintahan disesuaikan dengan undangundang no. 1 tahun 1945 (Komite Nasional Indonesia). Dan selanjutnya Undang-undang Nomor 2 Tahun 1948, di mana struktur pemerintahannya juga mengalami perubahan, yaitu di daerah hanya ada Kepala Daerah atau Kepala Pemerintahan Negeri (KPN) dan tidak ada lagi semacam Asisten Residen atau Ken Karikan.





1. Ruins of gothic Catholic church in Liptovská Mara (Slovakia). 2. Ancient statue of Saint Peter in the Basilica dedicated to him in the Vatican. 3. An Italian priest during the sacrament of Baptism Zona waktu





1. Plaque commemorating the Railway General Time Convention of 1883 in North America 2. The control panel of the Time Zone Clock in front of Coventry Transport Museum. 3. Key concepts

1. Indonesia – Indonesia, officially the Republic of Indonesia, is a unitary sovereign state and transcontinental country located mainly in Southeast Asia with some territories in Oceania. Situated between the Indian and Pacific oceans, it is the worlds largest island country, with more than seventeen thousand islands. At 1,904,569 square kilometres, Indonesia is the worlds 14th-largest country in terms of area and worlds 7thlargest country in terms of combined sea. It has an population of over 260 million people and is the worlds fourth most populous country. The worlds most populous island, Java, contains more than half of the countrys population, Indonesias republican form of government includes an elected legislature and president. Indonesia has 34 provinces, of which five have Special Administrative status and its capital and countrys most populous city is Jakarta, which is also the most populous city in Southeast Asia and the second in Asia. The country shares land borders with Papua New Guinea, East Timor, other neighbouring countries include Singapore, Vietnam, the Philippines, Australia, Palau, and the Indian territory of the Andaman and Nicobar Islands. Despite its large population and densely populated regions, Indonesia has vast areas of wilderness that support the second highest level of biodiversity. The country has abundant natural resources like oil and natural gas, tin, copper, agriculture mainly produces rice, palm oil, tea, coffee, cacao, medicinal plants, spices and rubber. Indonesias major trading partners are Japan, United States, China, the Indonesian archipelago has been an important region for trade since at least the 7th century, when Srivijaya and then later Majapahit traded with China and India. Local rulers gradually absorbed foreign cultural, religious and political models from the early centuries CE, Indonesian history has been influenced by foreign powers drawn to its natural resources. Indonesia consists of hundreds of native ethnic and linguistic groups. The largest – and politically dominant – ethnic group are the Javanese, a shared identity has developed, defined by a national language, ethnic diversity, religious pluralism within a Muslim-majority population, and a history of colonialism and rebellion against it. Indonesias national motto, Bhinneka Tunggal Ika, articulates the diversity that shapes the country, Indonesias economy is the worlds 16th largest by nominal GDP and the 8th largest by GDP at PPP, the largest in Southeast Asia, and is considered an emerging market and newly industrialised country. Indonesia has been a member of the United Nations since 1950, Indonesia is a member of the G20 major economies and World Trade Organization. The name Indonesia derives from the Greek name of the Indós, the name dates to the 18th century, far predating the formation of independent Indonesia. In 1850, George Windsor Earl, an English ethnologist, proposed the terms Indunesians—and, his preference, in the same publication, one of his students, James Richardson Logan, used Indonesia as a synonym for Indian Archipelago. However, Dutch academics writing in East Indies publications were reluctant to use Indonesia, they preferred Malay Archipelago, the Netherlands East Indies, popularly Indië, the East, and Insulinde 2. Sulawesi Selatan – South Sulawesi is a province in the southern peninsula of Sulawesi. The Selayar Islands archipelago is part of the province. The 2010 census estimated the population as 8,032,551 which makes South Sulawesi the most populous province on the island, South Sulawesi is located at 4°20S 120°15E and covers an area of 45,764.53 square kilometres. The province is bordered by Central Sulawesi and West Sulawesi to the north, the Gulf of Bone and Southeast Sulawesi to the east, Makassar Strait to the west, and Flores Sea to the south. Five years after independence, the government issued Law No.21 of 1950, ten years later, the government passed Law No.47 of 1960 which endorsed the formation of the South/Southeast Sulawesi province. Four years after that, with Act No.13 of 1964, the remaining South Sulawesi Province is divided into 21 regencies and three independent cities, listed below with their populations as of the 2010 Census. # The 2000 Census population for Palopo city is included in the figure for Luwu Regency. 68/Pres/12/2007 on 10 December 2007, regarding the expansion of the original districts. *** The 2000 Census population for East Luwu Regency is included in the figure for North Luwu Regency, South Sulawesi has a diverse range of ethnic groups. These are the three, The Buginese are the largest ethnic group in South Sulawesi. These people inhabit the middle of the peninsula of South Sulawesi. Many of these people have migrated to the islands around Sulawesi. The Makassarese are the second largest ethnic group in South Sulawesi, Makassar people inhabit the southern part of the southern peninsula of South Sulawesi including the Jeneponto, Takalar, Bulukumba, Bantaeng, Gowa, Maros, and Makassar. The total population is around 3 million people, the Torajan are the indigenous ethnic group which inhabits the mountainous region of South Sulawesi. Their population is approximately 650,000,450,000 of which live in the regency of Tana Toraja. There are various languages and dialects spoken in South Sulawesi, majority of them belongs to Malayo-Polynesian branch of Austronesian languages. Below is the list of languages spoken in the province. Makassarese language is a language spoken in Makassar and surrounding areas and it has a total of 2.1 million speakers. Bugis language is one of the languages spoken in the region up to Pinrang Bone and this language is the predominant language used by many communities in South Sulawesi 3. Suku Bugis – The Austronesian ancestors of the Buginese people settled on Sulawesi around 2500 B. C. E. Migration from South China by some of the ancestors of the Buginese is also supported by studies of Human Y-chromosome DNA haplogroups. The Bugis in 1605 converted to Islam from Animism, some Buginese have retained their pre-Islamic belief called Tolotang, and some Bugis converted to Christianity by means of marriage, but they have remained a minority. The current Prime Minister of Malaysia, Najib Razak and the current Vice President of Indonesia, Jusuf Kalla are both Buginese. Although many Buginese people live in the port cities of Makassar and Parepare. The name Bugis is an exonym which represents a form of the name. The Buginese people speak a regional language in addition to Indonesian, called Basa Ugi. In reality, there are dialects, some of which are sufficiently different from others to be considered separate languages. Buginese language belongs to the South Sulawesi language group, other members include Makassarese language, Torajan, Mandar and Enrekang, the homeland of the Buginese is the area around Lake Tempe and Lake Sidenreng in the Walannae Depression in the southwest peninsula of Sulawesi. It was here that the ancestors of the present-day Bugis settled and this led over the next 400 years to the development of the major kingdoms of South Sulawesi, and the social transformation of chiefly societies into hierarchical proto-states. The conclusion in 1669 of a civil war led to a diaspora of Bugis and their entry into the politics of peninsular Malaysia. The Bugis played an important role in defeating Jambi and had an influence in Sultanate of Johor. Apart from the Malays, another faction in Johor at that time was the Minangkabau. Both the Buginese and the Minangkabau realised how the death of Sultan Mahmud II had provided them with the chance to exert power in Johor. Long before European colonialists extended their influence into these waters, the Makassarese, the Bajau, the Buginese sailors left their mark and culture on an area of the northern Australian coast which stretches over two thousand kilometres from the Kimberley to the Gulf of Carpentaria. Throughout these parts of northern Australia, there is evidence of a significant Bugis presence. Each year, the Bugis sailors would sail down on the monsoon in their wooden pinisi. They would stay in Australian waters for several months to trade, as Thomas Forrest wrote in A Voyage from Calcutta to the Mergui Archipelago, S.78 ff 4. Suku Makassar – The Makassar people are an ethnic group that inhabits the southern part of the South Peninsula, Sulawesi. They live around Makassar, the city of the province of South Sulawesi, as well as the Konjo highlands, the coastal areas. They speak Makassarese, which is related to Buginese and also a Malay creole called Makassar Malay. The main source of income of the Makassar is rice farming, however, they are famous throughout Indonesia for their skill in trading. Labor division is strict because of the separation of the sexes. Men are engaged in matters outside the house such as farming, fishing, women are usually responsible for the household duties, while the man is the head of the family. While they are in public, respect should be shown to him by the wife, usually the final decisions concerning the family are made by the husband. In rural areas, arranged marriage is widely practiced. Polygamy is accepted by the Makassar people, but, since a house must be provided for each wife. Siri is the code by which the Makassar live. Anyone seriously offending another persons siri carries the risk of being killed, the Makassar often help their neighbors in matters such as working in the rice fields and building houses. Also referred to as Basa Mangkasara is the language spoken by the tribes of Makassar, South Sulawesi and this language is classified as part of Makassarese sub-branch of South Sulawesi branch which in turn part of the Malayo-Polynesian branch of the Austronesian language family. Commonly known as Logat Makassar is a creole of Malay and this language is used as the language of commerce in the port of Makassar, South Sulawesi. The number of speakers is reached 1.889 million inhabitants in 2000, the language is mostly used by Immigrants from outside the city of Makassar, Makassar City Population, Youth Makassar, or people who are not proficient in Makassarese. This language is spoken along the South Peninsula region of Sulawesi, the Makassar are almost all Muslim, but some traditional beliefs are still influential, especially in the remote areas. Ahmad Hidayat in his article titled Islamic History Up to the archipelago said Datori Bandang are scholars who propagated Islam in the territory of the Kingdom of Gowa, while two other colleagues, each spread Islam in the region and in the Kingdom of Luwu Bulukumba. Dawah conducted by Datori Bandang not only touch the lower layers of society, previously, Mangkubumi Gowa, who also serves as the King Tallo, I Malingkaang Daeng Nyonri or Karaeng Katangka, first embraced Islam. He then got the name of Islam Sultan Abdullah al-Islam Awwal, since then, the Kingdom of Gowa who are in the southern part of South Sulawesi became the center of the spread of Islam since Islam serve as the official religion of the Kingdom of Gowa 5. Suku Mandar – The Mandarese are an ethnic group in the Indonesian province of West Sulawesi in Sulawesi. The Mandar language belongs to the Northern subgroup of the South Sulawesi languages group of the Malayo-Polynesian branch of the Austronesian language family, the closest language to Mandar is the Toraja-Sadan language. Before there was an expansion, the Mandarese along with the Bugis people, Makassar people. Although politically West Sulawesi and South Sulawesi are divided by a border, the term Mandar is actually a unified name among the seven coastal kingdoms and seven mountain kingdoms. The strength of these fourteen kingdoms complement each other and the term Sipamandar as one people through a covenant that was sworn by their ancestors at Allewuang Batu in Luyo, the traditional house of the Mandarese is called boyang. Customary festivals such as Sayyang Pattudu, Passandeq are practiced by the Mandarese, in South Pulau Laut District, Kota Baru Regency, the Mandarese practice the Mappandoesasi ceremony. Traditional food such as Jepa, Pandeangang Peapi, Banggulung Tapa, the Mandarese are made up of seventeen kingdoms. Seven upstream kingdoms which are called Pitu Ulunna Salu, seven estuary kingdoms that are known as Pitu Babana Binanga and three kingdoms that are called Kakarunna Tiparittiqna Uhai. From the zeal of the Mandarese which is referred as the spirit of Assimandarang until later in 2004 the Mandar region became recognized as a province in Indonesia as West Sulawesi

Smile Life

When life gives you a hundred reasons to cry, show life that you have a thousand reasons to smile

Get in touch

© Copyright 2015 - 2024 PDFFOX.COM - All rights reserved.