Laporan Mankep Aster a 2015 - DOCUMENTS.TIPS [PDF]

Dec 11, 2015 - Model Layanan e. Letak Ruang f. Kapasitas Unit Ruang 2. Analisis terhadap klien a. Karakteristik b. Tingk

6 downloads 16 Views 161KB Size

Recommend Stories


Laporan Tahunan 2015
Make yourself a priority once in a while. It's not selfish. It's necessary. Anonymous

Laporan Keberlanjutan 2015
When you talk, you are only repeating what you already know. But if you listen, you may learn something

Code Aster
So many books, so little time. Frank Zappa

Laporan Tahunan 2015
No amount of guilt can solve the past, and no amount of anxiety can change the future. Anonymous

laporan keuangan 2015
You often feel tired, not because you've done too much, but because you've done too little of what sparks

Laporan Pemeringkatan Bank 2015
Ask yourself: Can I be a better listener? Next

ASTER 'Cassandra ®'
Before you speak, let your words pass through three gates: Is it true? Is it necessary? Is it kind?

ASTER 'Linda®'
You can never cross the ocean unless you have the courage to lose sight of the shore. Andrè Gide

Laporan - minikeyword.com [PDF]
A-Z Keywords. The following A-Z keyword list is keywords recommended in accordance with the keyword Laporan , which can be freely used and have some help for user behaviour analysis. ... 100+: 0.1: 0.0. Laporan Praktikum Permanganometri: 100+: 0: 0.0

Ernst von Aster
At the end of your life, you will never regret not having passed one more test, not winning one more

Idea Transcript


(https://documents.tips/register.html)

(https://documents.tips/)

HOME (HTTPS://DOCUMENTS.TIPS/) LEADERSHIP (HTTPS://DOCUMENTS.TIPS/CATEGORY/LEADERSHIP-MANAGEMENT.HTML) TECHNOLOGY (HTTPS://DOCUMENTS.TIPS/CATEGORY/TECHNOLOGY.HTML) EDUCATION (HTTPS://DOCUMENTS.TIPS/CATEGORY/EDUCATION.HTML) MORE TOPICS (HTTPS://DOCUMENTS.TIPS/CATEGORY.HTML)

Home (https://documents.tips/) / Documents (https://documents.tips/category/documents.html) / Laporan Mankep Aster a 2015 (https://documents.tips/documents/laporan-mankep-aster-a-2015.html)

Laporan Mankep Aster a 2015 Category

View

Download

Posted on

REPORT (HTTPS://DOCUMENTS.TIPS/REPORT-COPYRIGHT/LAPORAN-MANKEP-ASTER-A-2015) Documents (https://documents.tips/category/documents.html) 215 3 11-DEC-2015

LAPORAN HASIL PENGKAJIAN SITUASI DI RUANG RAWAT INAP ASTER A INSTALASI BEDAH E RSUP Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG TAHUN 2014 PROGRAM PROFESI NERS MANAJEMEN KEPERAWATAN OLEH : KELOMPOK II 1. Atika Dewi harisma, S.Kep. 2. Diah Ayu Aguspa Dita, S. Kep. 3. Dian Putra Asendo, S.Kep. 4. Eka Fitriyanie, S. Kep. 5. Eka Oktarina, S. Kep. 6. Erpina, S. Kep. 7. Evi Eliyanti, S. Kep. 8. Evi Nurhayati, S.Kep 9. Herlinda

RECOMMENDED

Octavera, S.Kep 10. Julia Avlianti, S. Kep PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014 KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji dan syukur kepada Allah SWT atas karunia dan kasih sayang-Nya sehingga Laporan Hasil Pengkajian Situasi Di Ruang Rawat Inap Aster A Instalasi Bedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2014 dapat selesai tepat waktunya. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas program profesi ners manajemen keperawatan. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada 1. Ns. Eka Yulia Fitri, S.Kep.,

(https://documents.tips/documents/mankep560ef45cc8204.html)

Mankep (https://documents.tips/documents/mankep 560ef45cc8204.html)

M.Kep. selaku telah penanggungjawab Program Profesi Stase Manajemen Keperawata 2. Ns. Dhona Andini, S. Kep., M.

Documents

Kep selaku pembimbing akademik Program Profesi Stase Manajemen Keperawatan 3. Hj. Nurlela, S.KM, MM selaku

(https://documents.tips/category/documents.html)

Kepala Instalasi Rawat Inap E 4. Ns. Fitri Rachmawati, S.Kep sebagai kepala Ruang Rawat Inap E Aster A 5. Seluruh perawat di Ruang Rawat Inap E Aster A RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang atas kesediaannya menerima dan memberikan bimbingan klinik selama penyusunan dan melaksanakan praktek Manajemen Keperawatan Penyusun menyadari dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii BAB I PENDAHULUAN 1.1

(https://documents.tips/documents/mankep55d2971b551f4.html)

Mankep (https://documents.tips/documents/mankep 55d2971b551f4.html) Documents

(https://documents.tips/category/documents.html)

Latar belakang 1 1.2 Tujuan Penelitian 3 1.3 Manfaat penelitian 3 BAB II KAJIAN SITUASI A. Kajian Rumah Sakit 1. Visi Rumah Sakit 2. Misi Rumah Sakit 3. Moto Rumah Sakit 4. Sifat, maksud, dan tujuan rumah sakit B. Kajian Situasi di Ruang Rawat Inap E Aster A 1. Karakteristik Unit a. Visi Ruangan b. Misi Ruangan c, Sifat Kekaryaan ruang 1) Fokus Telaah 2) Lingkup Garapan 3) Basis Intervensi d. Model Layanan e. Letak Ruang f. Kapasitas Unit Ruang 2. Analisis terhadap klien a. Karakteristik b. Tingkat Ketergantungan 3. Analisa unit layanan keperawatan a. Flow of Care 1) Penerimaan Pasien . 2) Pengelolaan Pasien . 3) Pasien Keluar . b. Management Unit . 4. Sumber Daya Atau Kekuatan Kerja a. Manusia b. Non manusia (methode, material, money, marketing) 5. Lingkungan kerja a. Lingkungan fisik b.

(https://documents.tips/documents/mankep.html)

mankep (https://documents.tips/documents/mankep Documents

(https://documents.tips/category/documents.html)

Lingkungan non fisik 6. Kajian Indikator Mutu Ruang (BOR, ALOS, TOI, dan BTO) 7. Pendidikan 8. Pelatihan BAB III Analisa Data dan Perencanaan A. Analisa Data â¦â¦â¦â¦â¦â¦â¦â¦â¦â¦â¦â¦â¦â¦â¦â¦â¦â¦â¦â¦â¦â¦â¦. B. Planing of Action DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Mahasiswa program profesi ners melaksanakan praktik

(https://documents.tips/documents/not-as-astera.html)

inap Aster A Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Praktik Manajemen Keperawatan ini bertujuan untuk

Not as Aster A (https://documents.tips/documents/notas-aster-a.html)

menerapkan asuhan keperawatan pada pasien secara optimal. Hal ini sesuai dengan pernyataan Grant dan Massey; Gillies;

Documents

manajemen keperawatan selama 3 minggu, yaitu dari tanggal 15 September 2014 s/d tanggal 4 Oktober 2014 di ruang rawat

dalam Nursalam 2002 yang menyatakan bahwa manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Praktik manajemen keperawatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa PSIK UNSRI ini diharapkan dapat memberikan perubahan yang berarti di ruangan agar tercipta asuhan keperawatan yang profesional, sesuai dengan fungsi mahasiswa yaitu sebagai change agent. Menurut Kurt Lewin, 1951 ada beberapa hal yang harus dilaksanakan oleh seorang manajer dalam merencanakan suatu perubahan, yaitu: perubahan hanya boleh dilaksanakan untuk alasan yang baik, perubahan harus secara bertahap, semua perubahan harus direncanakan dan tidak secara drastis atau mendadak, semua individu yang terkena perubahan harus dilibatkan dalam perencanaan perubahan. Alasan perubahan Lewin tersebut diperkuat oleh pendapat Sullivan & Decker (1988) hanya ada

(https://documents.tips/category/documents.html) (https://documents.tips/documents/aster.html)

Aster (https://documents.tips/documents/aster.htm Documents

(https://documents.tips/category/documents.html) (https://documents.tips/documents/aster561020b50eced.html)

ditujukan untuk membuat prosedur kerja lebih efisien, perubahan ditujukan untuk mengurangi pekerjaan yang tidak penting.

Aster (https://documents.tips/documents/aster561020b50eced.html)

Adapun strategi yang digunakan Bechard dan Harris sebagai change agents yang dikutip Dicroce (1997) yaitu sebagai

Documents

berikut : menentukan berapa banyak pilihan yang akan dirubah, memberikan penjelasan akan pentingnya perubahan,

(https://documents.tips/category/documents.html)

alasan yang dapat diterapkan pada setiap situasi, yaitu: perubahan ditujukan untuk menyelesaikan masalah, perubahan

mengembangkan suatu sistem aliran kontrol dan informasi, menstabilkan mekanisme pengawasan, dan merencanakan perubahan jangka panjang. Langkah-langkah dalam manajemen keperawatan terdiri dari pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Langkah awal yang dilakukan oleh mahasiswa untuk melakukan perubahan adalah mengidentifikasi masalah yang ada di ruangan. Proses pengidentifikasian dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan pendataan perawat dan juga pasien. Mahasiswa mengidentifikasi masalah-masalah yang terdapat di ruangan, yang meliputi: tindakan, pendokumentasian, instrumen, pengelolaan obat-obatan, sumber daya manuasia, material, serta metode.

(https://documents.tips/documents/aster55844e82b005d.html)

Aster (https://documents.tips/documents/aster55844e82b005d.html) Documents

(https://documents.tips/category/documents.html)

Masalah-masalah yang teridentifikasi di ruangan Aster A setelah dilakukan analisa antara lain masalah-masalah yang berhubungan dengan tindakan, pendokumentasian, instrumen, pengelolaan obat-obatan, sumber daya manusia, material, serta metode. Berdasarkan hasil temuan masalah yang didapatkan mahasiswa melalui observasi pelaksanaan kegiatan di

(https://documents.tips/real-estate/aster55b0b985402e0.html)

ruangan dan wawancara, maka selanjutnya mahasiswa menyusun rencana kegiatan yang akan dilakukan sebagai dasar

Aster (https://documents.tips/realestate/aster-55b0b985402e0.html)

untuk melakukan berbagai tindakan di ruang rawat inap Aster A. Setelah kegiatan itu dilakukan, selanjutnya mahasiswa

Real Estate

bersama perawat ruangan melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

(https://documents.tips/category/realestate.html)

perubahan yang terjadi setelah dilakukan tindakan. 1.2 Tujuan a. Tujuan Umum Melaksanakan praktik keperawatan dengan melakukan dasar pengelolaan unit pelayanan keperawatan di ruang rawat inap Aster A RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang sesuai dengan langkah-langkah dalam manajemen keperawatan b. Tujuan Khusus 1. Kajian situasi 2. Menyusun rencana strategis dan operasional 3. Mengorganisasikan pelayanan keperawatan 4. Pengelolaan 5. Penyusunan operasional 6. Fungsi kontrol dan evaluasi 1. 3 Manfaat 1. Bagi Mahasiswa Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa dalam menerapkan praktik manajeman keperawatan di Ruang Rawat Inap Aster A Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang. 2. Bagi Ruang Rawat Inap Aster A Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang Diharapkan program kerja manajemen keperawatan yang direncanakan dapat memberi manfaat bagi perawat di ruangan dan rumah sakit agar asuhan keperawatan dapat dilakukan secara optimal yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan pasien BAB II KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN RUANGAN A. Kajian Rumah Sakit RSUP Dr. Mohammad Hoesin 1. Visi rumah sakit Menjadi rumah sakit pusat pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian terbaik dan bermutu se-sumatera. 2. Misi rumah sakit 1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan berkualitas tinggi. 2) Menyelenggarakan jasa pendidikan dan penelitian dalam bidang kedokteran dan

(https://documents.tips/real-estate/aster55b0b983d878c.html)

Aster (https://documents.tips/realestate/aster-55b0b983d878c.html) Real Estate

(https://documents.tips/category/realestate.html) (https://documents.tips/documents/mankepwow.html)

Mankep Wow (https://documents.tips/documents/mankep wow.html) Documents

(https://documents.tips/category/documents.html)

kesehatan. 3) Menjadi pusat promosi kesehatan 3. Motto rumah sakit âKesembuhan dan kepuasan anda merupakan kebahagiaan kamiâ. 4. Sifat, maksud dan tujuan rumah sakit Tahun 2005 berdasarkan PP 23/2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dengan SK Menkes RI No: 1243/Menkes/SK/VIII/2005, tanggal 11 Agustus 2005 tentang Penetapan 13 eks Rumah Sakit Perjan statusnya menjadi Unit Pelaksana Teknis Depkes RI dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Implementasinya RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang sebagai Badan Layanan Umum dilaksanakan pada Januari 2006. Tujuan RSUP Dr. Mohammad Hoesin : a. Meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat. b. Meningkatkan citra pelayanan pemerintah kepada masyarakat di bidang kesehatan. c. Menghasilkan tenaga Dokter Umum, Spesialis dan Sub Spesialis serta Keperawatan yang berkualitas dan bermoral tinggi. B. Kajian Situasi di Ruangan Rawat Inap Aster A 1. Karakteristik Unit a. Visi Ruangan Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan Aster A, saat ini belum memiliki visi ruangan. Hal ini didukung dengan hasil observasi tidak ditemukan banner atau lembar balik visi ruangan. b. Misi

(https://documents.tips/documents/rangkumanmankep.html)

Rangkuman mankep (https://documents.tips/documents/rangkum mankep.html) Documents

(https://documents.tips/category/documents.html) (https://documents.tips/documents/mankepmawar.html)

mankep mawar (https://documents.tips/documents/mankep mawar.html)

Ruangan Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan Aster A, saat ini belum memiliki misi ruangan. Hal ini

Documents

didukung dengan hasil observasi tidak ditemukan banner atau lembar balik misi ruangan. c. Sifat kekaryaan ruang 1) Fokus

(https://documents.tips/category/documents.html)

Telaah Ruang rawat inap Aster A Irna Bedah E merupakan ruang rawat inap yang menerima dan melayani pasien dengan penyakit mata dan penyakit bedah lainnya seperti bedah digestive, bedah urologi, bedah orthopedi, neurologi dan bedah onkologi. Ruang rawat inap Aster A juga menerima pasien mulai dari usia lebih dari 1 bulan, jenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Ruang Aster A terdiri dari 2 kamar kelas II laki-laki dan perempuan, 4 kamar kelas III laki-laki dan perempuan yang dibagi berdasarkan jenis penyakit infeksi dan non infeksi. 2) Lingkup garapan Lingkup garapan di ruang Aster A dalam pelayanan meliputi pemenuhan kebutuhan dasar pasien dan keluarga, penyimpangan dan pemberian intervensi untuk

(https://documents.tips/documents/undanganmankep.html)

undangan mankep (https://documents.tips/documents/undanga mankep.html) Documents

(https://documents.tips/category/documents.html)

mengatasi masalah yang muncul baik aktual maupun potensial. Elemen â elemen dalam lingkup garapan ruang rawat inap Aster A : 1. Pemeliharaan pola â pola normal dari fungsi â fungsi dasar/ kebutuhan dasa manusia 2. Pengelolaan rasa nyeri dan ketidaknyamanan 3. Penanganan masalah psikis (emosional) berkaitan dengan penyakit dan pengobatan 4.

(https://documents.tips/documents/poamankep.html)

pasien secara mandiri oleh klien maupun keluarga 6. Membantu pasien menghadapi kematian beserta prosesnya agar dapat

POA MANKEP (https://documents.tips/documents/poamankep.html)

meninggal dengan damai 3) Basis intervensi Basis intervensi ruang rawat inap Aster A dalam bidang pelayanan berupa

Documents

Peningkatan pengetahuan klien dan keluarga tentang pemeliharaan kesehatan 5. Memfasilitasi selfcare (perawatan diri)

ketidakmampuan dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Dalam bidang pendidikan berupa ketidaktahuan, ketidakmampuan, dan ketidakmauan peserta didik dalam mencapai tingkat pengetahuan dan pengalaman tertentu yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Dalam bidang penelitian basic intervensinya adalah berupa menjadi lahan penelitian bagi individu atau kelompok yang ingin meneliti permasalahan pada berbagai unsur di ruang rawat inap Aster A. d. Model layanan Model layanan yang diterapkan di ruang rawat inap Aster A ini adalah Model Sistem

(https://documents.tips/category/documents.html) (https://documents.tips/documents/jurnalmankep-unit-bedah.html)

Jurnal Mankep (Unit Bedah) (https://documents.tips/documents/jurnalmankep-unit-bedah.html)

Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP). SP2KP adalah sistem pemberian pelayanan keperawatan

Documents

profesional yang merupakan pengembangan dari MPKP (Model Praktek Keperawatan Profesional) dimana dalam SP2KP ini

(https://documents.tips/category/documents.html)

terjadi kerjasama profesional antara perawat primer (PP) dan perawat asosiet (PA) serta tenaga kesehatan lainnya (Potter & Perry, 2009). Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan. Aspek struktur ditetapkan jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai dengan derajat ketergantungan klien. Penetapan jumlah perawat sesuai kebutuhan klien menjadi hal penting, karena bila jumlah

perawat tidak sesuai dengan jumlah tenaga yang dibutuhkan, tidak ada waktu bagi perawat untuk melakukan tindakan keperawatan. Berdasarkan hasil kajian studi pendahuluan terkait mutu pelayanan kepuasan pasien di ruang rawat inap Aster A dengan 5 responden menghasilkan derajat kepuasan sebanyak 60% dengan kategori puas. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait kepedulian perawat untuk mengkaji jumlah asupan gizi pasien, kepedulian perawat untuk

(https://documents.tips/documents/bab-iimankep-jadi.html)

BAB II Mankep Jadi (https://documents.tips/documents/babii-mankep-jadi.html)

memperhatikan personal hyegene pasien yang bedrest atau sulit untuk mobilisasi ke kamar mandi, dan menjelaskan

Documents

tentang pentingnya bergerak atau resiko berbaring terlalu lama. e. Letak Ruangan Dilihat dari letak ruang rawat inap Aster A

(https://documents.tips/category/documents.html)

sudah memenuhi standar dimana letak nurse station berada di tengah ruang perawatan. Kamar di ruang rawat inap Aster dibagi berdasarkan pengelompokkan penyakit yaitu penyakit infeksi dan non infeksi serta pengelompokkan jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. Ruang rawat inap memiliki dapur khusus untuk tenaga kesehatan, gudang penyimpanan barang seperti alat tenun, brangkar, rest tool, dan alat-alat invasif lainnya. Kamar mandi dibedakan antara pasien dan perawat namun letaknya berdampingan. f. Kapasitas Unit Ruang Ruang rawat inap Aster A adalah ruang rawat inap penyakit mata dan bedah yang terdiri atas 7 ruangan rawat inap dengan kapasitas tempat tidur 35 pasien, dengan rincian tempat tidur sebagai berikut: 1) Kamar kelas II wanita : 4 tempat tidur 2) Kamar kelas II Laki-laki : 4 tempat tidur 3) Kamar kelas III Wanita ada 2 kamar yang terdiri dari masing â masing 6 tempat tidur 4) Kamar kelas III Laki-laki Infeksi : 6 tempat tidur 5) Kamar kelas III Laki-laki Non Infeksi : 6 tempat tidur 6) Kamar isolasi: 3 tempat tidur 2. Analisa terhadap klien a. Karakteristik 1) Penyakit Mata Bulan Agustus 2014 Tabel 2.1 Daftar Penyakit Mata Ruang Rawat Inap Aster A No Penyakit Mata Jumlah Kejadian 1 Katarak 10 2 PDR 7 3 Ruptur Cornea 4 4 BCC 3 5 Prolaps Iris 3 6 Trauma terbuka bola mata 3 7 Ablation retina 3 8 Endoptalmitis 2 9 CIN 2 10 Ektreptop Sirkartik 2 11 Ulkus cornea 2 12 Tumor region bulber 2 13 Hifema 1 14 Glukoma 1 15 Rupture palpebra 1 TOTAL 46 2) Penyakit Bedah Tabel 2.2 Daftar Penyakit Bedah Ruang Rawat Inap Aster A No Penyakit Bedah Jumlah Kejadian Total 1 Bedah Onkologi a. Ca mamae b. Ca colon c. Ca laring d. Adeno Ca rectie e. Tumor mamae 5 1 1 1 2 10 2 Bedah Digestive a. Trauma Tumpul Abomen b. Obstruksi usus c. Peritonitis d. Cholelithiasis 1 1 1 1 4 3 Bedah Urologi a. Batu ginjal b. Retensio Urine 3 1 4 4 Bedah Orthopedi a. Fraktur mandibula b. Fraktur tibia 1 1 2 5 Bedah Neurologi Trauma Capitis 5 5 6 Lainnya Luka Tembak 3 3 TOTAL 28 b. Tingkat Ketergantungan Klasifikasi Pasien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Dengan Metode Douglas (1984) Tabel 2.3 Klasifikasi dan Kriteria Tingkat Ketergantungan Pasien No. KLASIFIKASI DAN KRITERIA 1 Minimal Care (1-2 jam) 1. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandi, ganti pakaian dan minum. 2. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan. 3. Observasi Tanda vital setiap shift. 4. Pengobatan minimal, status psikologi stabil. 5. Persiapan prosedur pengobatan 2 Intermediet Care (3-4 jam) 1. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi. 2. Observasi tanda vital tiap 4 jam. 3. Pengobatan lebih dari 1 kali. 4. Pakai foley kateter. 5. Pasang infuse, intake out-put dicatat. 6. Pengobatan perlu prosedur. 3 Total Care (5-6 jam) 1. Dibantu segala sesuatunya. 2. Posisi diatur. 3. Observasi tanda vital tiap 2 jam. 4. Pakai NG tube. 5. Terapi intravena, pakai suction. 6. Kondisi gelisah / disorientasi / tidak sadar. Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang dibutuhkan tergantung pada jumlah pasien dan tingkat ketergantungan pasien. Menurut Douglas (1984), Loverige dan cummings (1996) diklasifikasikan tingkat ketergantungan pasien dibagi menjadi 3 kategori yaitu : a. Minimal Care : 1-2 jam / 24 jam b. Intermediet/Partial Care : 3-4 jam / 24 jam c. Total Care : 5-6 jam / 24 jam Tabel 2.4 Perhitungan Tingkat Ketergantungan Pasien Tanggal 18 -20 September 2014 Hari Tingkat Ketergantungan Jumlah Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga Pagi Sore Malam Kamis MC PC TC Total 14 Orang 10 Orang 2 Orang 14 x 2,38 = 33,32 10 x 2,7 = 27 2 x 0,72 = 1,44 61,76 14x1,96= 27,44 10 x 1,5= 15 2x0,6 = 1,2 43,64 14x0,98= 13,72 10x1 = 10 2x0,4 = 0,8 24,52 Jumâat MC PC TC Total 15 orang 10 orang 1 orang 15 x 2,55 =38,25 10 x 2,7 = 27 1 x 0,36 = 0,36 65,61 15 x 2,55= 38,25 10x1,5 = 15 1 x 0,3 = 0,3 53,55 15 x1,05= 15,75 10x1 = 10 1x0,2 = 0,2 25,95 Sabtu MC PC TC Total 20 orang 10 orang 1 orang 20 x 3,4 = 68 10 x 2,7 = 27 1 x 0,36 = 0,36 95,36 20 x 2,8 = 56 10 x 1,5 = 15 1 x 0,3 = 0,3 71,3 20 x 1,4 = 28 10 x 1 = 10 1 x 0,2 = 0,2 38,2 / 22 hari 222,73 10,12 168,49 7,65 88,67 4,03 Jumlah kebutuhan perawat setiap hari = 10,12 + 7,65 + 4,03 = 21,8 Libur cuti = 2 orang+1 orang KARU+2 orang KATIM = 21,8 + 5 = 26,8 = 27 orang 3. Analisa Unit Layanan Keperawatan a. Flow of Care 1) Penerimaan pasien Tabel 2.5 Perbandingan Penerimaan Pasien Berdasarkan Ideal dan Aktual Ideal Aktual 1. Menerima informasi pasien baru (pastikan nama pasien, alamat, kelas yang diinginkan) 2. Penandatangan informed consent, cek status dan masukan data ke buku register pasien baru. 3. Menyiapkan tempat tidur dan peralatan/ sarana pendukung sesuai kebutuhan pasien yang bersangkutan dengan teliti. 4. Cek kembali persiapan ruangan dan beritahukan pada unit awal pasien masuk bahwa ruangan telah siap menerima pasien. 5. Memberi salam, memperkenalkan diri nama perawat yang bertanggungjawab. 6. Mengobservasi kondisi dan respon pasien untuk mengantisipasi kegawatdaruratan pada pasien. 7. Mengantar pasien dan keluarga ke tempat tidurnya. 8. Perawat mengkaji tanda-tanda vital dan head to toe. 9. Mengkaji masalah pasien dan mengorientasikan pasien dan keluarga terhadap lingkungan kamar, sarana yang tersedia serta paraturannya. 10. Menyusun rencana keperawatan, memberikan laporan kepada dokter jaga yang kemudian bertanggung jawab untuk mengecek hasil pemeriksaan dan mengevaluasi kelengkapan catatan (Sumber swanburg :2002) 1. Pasien yang dirawat di ruang Aster A berasal dari poliklinik dan UGD RSMH. Ruang Aster A berkoordinasi dengan bagian informasi ketika menerima pasien untuk di rawat inap. 2. Bagian informasi akan menghubungi ruang Aster A apakah tersedia tempat untuk pasien dengan masalah kesehatan mata/bedah dengan usia tertentu berjenis kelamin lakilaki/perempuan dan status kelas rawat inap (kelas II/III). 3. Jika tersedia tempat untuk pasien yang akan dirawat sesuai dengan kriteria pasien rawat inap Aster A, maka maka petugas kesehatan ruang Aster A akan mempersiapkan bed yang akan ditempati pasien tersebut, seperti merapikan tempat tidur dan melengkapi peralatan bantal dan selimut. 4. Berdasarkan observasi saat penerimaan pasien baru, ketika pasien tiba di ruangan, perawat mengecek kelengkapan status dan kim serta kelengkapan administrasi lainnya. 5. Kemudian, perawat mengantarkan pasien ke bed yang akan ditempati. Perawat mengorientasikan ruangan dan memasang identitas klien. 6. Pada saat penerimaan pasien baru, perawat juga melakukan timbang terima pasien dengan petugas unit asal pasien dan mendokumentasikannya Skema 2.1 Skema Penerimaan pasien baru di ruang rawat Aster A Sumber : SOP Penerimaan Pasien Rawat Inap RSUP Mohammad Hoesin Palembang. 2) Pengelolaan Pasien Tabel 2.6 Perbandingan Pengelolaan Pasien Berdasarkan Ideal dan Aktual Ideal Aktual 1. Pendekatan proses Keperawatan : Asuhan keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan mendiagnosa status kesehatan klien, merumuskan tujuan yang hendak dicapai, menentukan intervensi, mengevaluasi mutu asuhan yang dilakukan terhadap klien (Potter & Perry: 2005) 1. Assesment pengkajian pasien di ruang rawat inap E Aster A dilakukan pada saat pasien masuk ruangan, menentukan diagnosa, intervensi dilakukan dan dievaluasi secara berkala sampai pasien keluar ruangan. Semua tindakan di dokumentasikan ke dalam status pasien. 2. Standar Pengkajian Komponen pengkajian keperawatan meleiputi yang pertama adalah pengumpulan data dengan kriteria : menggunakan format yang baku, sistematis, diisi sesuai kolom yang tersedia, aktual dan absah. Yang kedua adalah pengelompokkan data : data biologis, psikologis, sosial, spiritual. Kemudian merumuskan masalah yang kriterianya : kesenjangan status kesehatan dengan norma dan pola fungsi (Potter & Perry : 2005). 3. Standar Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data subjektif dan objektif yang merupakan respon individu terhadap masalah yang aktual dan potensial, dianalisa dan dibandingkan dengan norma fungsi kehidupan. Diagnosa dihubungkan dengan etiologi, kesenjangan dan pemenuhan kebutuhan dasar klien yang dapat diintervensi sesuai dengan kewenangan perawat. Komponen terdiri dari masalah, etiologi, dan tanda dan gejala (PES) atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE). Diagnosa keperawatan bersifat aktual apabila ada masalah kesehatan klien yang sudah nyata terjadi dan bersifat potensial apabila masalah kesehatan klien kemungkinan besar akan terjadi. (Sumber : Potter & Perry : 2005 ) 4. Standar Implementasi Keperawatan Implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan oleh perawat dan klien yang meliputi tindakan yang telah direncanakan oleh perawat maupun klien dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan, menyangkut bidang bio, psiko,social dan spiritual klien. Menjelaskan setiap tindakan keperawatan yang akan dilkukan pada klien atau keluarga sesuai waktu yang telah ditentukan dan menggunakan sumber daya yang ada. Melaksanakan perbaikan tindakan berdasarkan respon klien, menerapkan prinsip septik dan antiseptik serta memperhatikan rasa aman dan nyaman, privasi, dan mengutamakan keselamatan klien. Setelah melakukan tindakan, tindakan tersebut dicatat, klien dan alat dirapikan dan dalam melaksanakan tindakan keperawatan berpedoman kepada prosedur teknis yang telah ditentukan serta intervensi pemenuhan KDM klien. (Sumber :Potter & Perry : 2005 ) 5. Standar Evaluasi Evaluasi keperawatan adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, melakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.Setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi. Evaluasi hasil menggunakan indikator yang ada pada perumusan tujuan. Evaluasi segara dicatat dan dikomunikasikan, evaluasi juga melibatkan klien, keluarga dan tim kesehatan yang dilakukan sesuai standar. (Sumber :Potter & Perry : 2005 ) 6. Dokumentasi Keperawatan. Dokumentasi keperawatan merupakan bukti dari pelaksanaan keperawatan yang menggambarkan pendekatan proses keperawatan dan catatan tentang respon klien terhadap tindakan medis, tindakan keperawatan dan reaksi pasien terhadap penyakit (Depkes, 1994). Pencatatan askep dilakukan secara individu yang dilakukan selama klien dirawat inap dan rawat jalan. Dokumentasi dapat digunakan sebagai bahan informasi, komunikasi dan laporan yang dilakukan setelah tindakan selesai dilaksanakan. Penulisan ddokumentasi harus jelas dan ringkas serta menggunakan istilah yang baku dan sesuai dengan pelaksanaan proses keperawatan. Setiap pencatatan harus mencantumkan inisial/paraf /nama perawat yang melakukan tindakan dan waktunya. Dokumentasi menggunakan formulir yang baku dan disimpan sesua peraturan yang berlaku. (Sumber: Potter & Perry:2005 ) Format pengkajian Asuhan Keperawatan di ruang rawat inap E Aster A disediakan oleh pihak rumah sakit, di dalam format pengkajian tersebut terdapat: identitas klien, antropometri, keluhan, alergi, nyeri, tingkat ketergantungan, resiko jatuh, resiko dekubitus, pola eliminasi, pola istirahat dan tidur, status gizi dan nutrisi, riwayat penyakit dan tindakan yang telah dilakukan, riwayat pskiatri. pengkajian khusus lansia. Perawat di ruang rawat inap E Aster A dirumuskan dengan pola P+E, berdasarkan keluhan pasien dan observasi perawat pertama. Berdasarkan hasil observasi, diagnosa keperawatan rata-rata ditulis sebanyak 1-2 diangnosa per pasien selama perawatan, dan diagnosa yang ditemukan adalah nyeri, ansietas dan resiko infeksi. Perawat di ruang inap Aster A melakukan tindakan sesuai dengan rencana perawatan, melakukan order dokter, melakukan edukasi PPI, mengurus administrasi, dan tindakan sesuai keluhan pasien berdasarkan alur pelapor Evaluasi dilakukan oleh perawat pelaksana di ruang rawat inap Aster A dilakukan dengan menggunakan format penulisan SOAP. Evaluasi dicatat di status pasien yang dilakukan per shift jaga. Evaluasi dilakukan namun tidak berkesinambungan dibuktikan dengan tidak ada kemajuan hasil tindakan. Evaluasi tindakan tidak dicatat segera setelah tindakan di lakukan. Hasil evaluasi keperawatan tidak dikomunikasikan dengan klien, keluarga klien. Semua tindakan keperawatan ditulis di format catatan perkembangan terintegrasi, assement nyeri dan penilaian resiko jatuh, kardeks, dan rencana perawatan. Format baku penulisan disediakan oleh rumah sakit. Dokumentasi aktual tidak sesuai berdasarkan format penulisan yang dianjurkan pihak rumah sakit. 3) Pasien Keluar Tabel 2.7 Perbandingan Pasien Keluar Berdasarkan Ideal dan Aktual Ideal Aktual Tujuan dilakukan discharge planning adalah menyiapkan pasien untuk menyesuiakan diri di rumah dan di masyarakat setelah pulang dari rumah sakit untuk menyiapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap pasien maupun keluarga mengenai penyakit pasien, pemberian obat, aktivitas dan perawatan seharÃ-hari dan pemberian nutrisi yang benar. Kegiatan yang dilakukan meliputi : 1. Melakukan pengkajian awal sebagai cara pangumpulan data untuk menentukan perkiraan lama rawat inap pasien, kebutuhan pasien pasca pemulangan mempersiapkan pasien dan keluarga dalam perawatan pasca pemulangan. 2. Melakukan pengkajian kesiapan pasien untuk pulang meliputi keadaan umum, tingkat pengetahuan keluarga dan kemampuan klien dan keluarga untuk beradaptasi. Kolaborasi dengan dokter dan tim kesehatan lainnya dalam menentukan kepulangan pasien. 3. Menjelaskan kepada keluarga mengenai kemungkinan adanya gejala sisa yang muncul, tanda-tanda yang menunjukkan keadaaan yang berbahaya yang harus segera diperiksakan ke dokter atau rumah sakit untuk penanganan pertama pada kondisi sakit. 4. Menjelaskan tentang pemberian obat, pengaturan nutrisi dan ativitas serta tentang waktu control klien setelah pulang dan memberikan surat kontrol dan memeriksakan kelengkapan

(https://documents.tips/documents/sopperawatan-luka-mankep.html)

Sop Perawatan Luka Mankep (https://documents.tips/documents/sopperawatan-luka-mankep.html) Documents

(https://documents.tips/category/documents.html) View more (https://documents.tips/search? q=Laporan+Mankep+Aster+a+2015)

status pasien. Perawat juga menjelaskan dan mengikuti prosedur administrasi kepulangan yang harus yang harus diselesaikan oleh pasien pulang mutlak, pulang paksa atau meninggal. (Sumber swanburg :2002 ) Persiapan berkas administrasi sebagai data yang harus dilengkapi dilakukan oleh perawat. Berkas tersebut terdiri dari KIM, status pasien, resep obat, resume medis, surat kontrol. Keputusan pasien bisa pulang atau tidak ditentukan oleh tim medis dengan melihat perkembangan medis pasien. Perawat ruangan Aster A terkait kasus tertentu melakukan edukasi kepada pasien terkait perawatan di rumah. Mis; pembuatan kantong stoma, perawatan luka. Perawat ruang Aster A memberikan surat kontrol dan memberikan obat pulang. b. Manajemen Unit Pendelegasian tugas di ruang Aster A dilakukan secara koordinasi antar petugas kesehatan. Kepala ruangan sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawatan primer memberikan penugasan pada ketua tim dan perawat pelaksana. Ketua tim memberi informasi/masukan yang diperlukan kepada perawat pelaksana tentang klien untuk keperluan asuhan keperawatan, kemudian bersama dengan perawat pelaksana memberikan implementasi keperawatan kepada pasien dan mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan dalam catatan tindakan keperawatan. Di ruangan rawat inap Aster A tidak pernah dilakukan ronde keperawatan selama kajian situasi. Pre-post conference dilakukan masih kurang optimal, karena post conference shift sore dan pre conference shift malam sering tidak dilakukan. Pre-post conference di ruang rawat inap Aster A tidak dimpimping oleh ketua tim namun oleh kepala ruangan. Pembagian tugas berdasarkan tim yang terdiri dari 2 tim. Tim 1 bertanggung jawab terhadap kamar berjenis kelamin wanita sedangkan tim 2 bertanggung jawab terhadap kamar berjenis kelamin laki-laki. Dalam pelaksanaan di lapangan metode yang diterapkan adalah metode tim yang dikombinasikan dengan metode fungsional dikarenakan kurangnya SDM perawat dan prasarana, seperti troli tindakan hanya tersedia 1 buah, tidak adanya troli ganti verban, sehingga dalam pelaksanaan implementasi keperawatan perawat bekerja tidak sesuai dengan pembagian tim yang telah ditentukan. Perawat dalam pelaksanaan tugasnya dibagi menjadi 3 shift, pada shift pagi mulai pukul 07.30 â 14.00 WIB berjumlah 6 orang, shift sore mulai pukul 14.00 â 21.00 WIB berjumlah 2 orang, dan shift malam mulai pukul 21.00 â 07.30 WIB berjumlah 2 orang. Di ruang rawat inap Aster A terdapat pembagian kelas, yakni kelas II dan kelas III. Kelas II terbagi menjadi ruang laki-laki dan perempuan. Kelas III terbagi menjadi kamar infeksi laki-laki, kamar infeksi perempuan, non infeksi laki-laki, non infeksi perempuan dan isolasi. Standar operasional prosedur yang diterapkan di ruang Aster A telah sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit Muhammad Hoesin Palembang karena untuk setiap tindakan yang akan dilakukan kepada pasien, seperti pemasangan infus, pemberiaan terapi oksigen, RSMH membuat standar operasional prosedur. 4. Sumber daya/ kekuatan kerja a. Manusia Jumlah tenaga keperawatan di Ruang Aster A yaitu sebanyak 14 orang dan tenaga non medis sebanyak 3 orang. Pemberian asuhan keperawatan di ruang Aster A dilakukan sepenuhnya oleh perawat pelaksana yang dikoordinir oleh kepala ruangan yang bertanggung jawab atas pemberian pelayanan keperawatan secara menyeluruh oleh semua petugas yang ada diruangan tersebut. Berikut ini klasifikasi sumber daya di ruang rawat inap Aster A : 1) Tenaga perawat Tabel 2.8 Daftar Ketenagakerjaan Perawat Ruang Rawat Inap Aster A No. Pendidikan Jumlah Masa Kerja Jenis Peran Pelatihan Terakhir yang diikuti 1 S1 Ners 2 orang 16 tahun : 1 orang PNS Kepala ruangan Chlinical Pathway 3 Tahun : 1 orang PNS CI Pelatihan Preseptor 2 S1 Keperawatan 1 orang 11 tahun PNS Perawat Pelaksana Pembinaan etika keperawatan dan komunikasi efektif 3 Akper 10 orang >20 tahun: 1 orang PNS + Honorer Katim 1 dan 2 + Perawat Pelaksana PPGD, Orientasi dan Service Excellent keperawatan 5 â 10 tahun : 5 orang < 5 tahun : 4 tahun 4 SPK 1 orang 28 Tahun PNS Perawat Pelaksana Total 14 orang 2) Tenaga non perawat Tabel 2.9 Daftar Tenaga Kerja Non Perawat No Tenaga Jumlah 1 Administrasi 1 orang 2 Pekarya 3 orang TOTAL 4 orang 3) Tenaga mahasiswa praktek Tabel 2.10 Daftar Tenaga Mahasiswa Praktek Tenaga Asal Institusi Jumlah Mahasiswa Co-Ners UNSRI 10 orang TOTAL 10 orang b. Non manusia 1) Metode a) Pre dan Post Conference Tabel 2.11 Perbandingan Pre-Post Conference Berdasarkan Ideal dan Aktual Ideal Aktual Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan. Conference sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat mengurangi gangguan dari luar. Konferensi terdiri dari pre conference dan post conference yaitu : Pre Conference Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari katim dan PJ tim (Modul MPKP, 2006) Waktu : setelah operan Tempat : Meja masing â masing tim Penanggung jawab : Ketua tim atau PJ tim Kegiatan: 1) Ketua tim atau PJ tim membuka acara 2) Ketua tim atau PJ tim menanjakan rencana harian masing â masing perawat pelaksana 3) Ketua tim atau PJ tim memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu. 4) Ketua tim atau PJ tim memberikan reinforcement 5) Ketua tim atau PJ tim menutup acara Post Conference Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh katim atau PJ tim (Modul MPKP, 2006) Waktu :Sebelum operan ke dinas berikutnya. Tempat : Meja masing â masing tim. Penanggung jawab : Ketua tim atau PJ tim Kegiatan : 1) Ketua tim atau PJ tim membuka acara. 2) Ketua tim atau PJ tim menanyakan kendala 3) Dalam asuhan yang telah diberikan. Ketua tim atau PJ tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan klien yang harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya. 4) Ketua tim atau PJ menutup acara. Berdasarkan observasi yag dilakukan oleh mahasiswa pratik co-ners selama melakukan dinas stase manajemen di ruang Aster A, conference dilakukan setiap hari namun tidak dilakukan pada setiap operan dinas. Adapun hasil observasi pelaksanaan pre dan post conference yaitu sebagai berikut: Pre Confrence Dilakukan oleh katim dan perawat pelaksana namun pelaksanaannya tidak sesuai dengan prossedur Pre Confrence yang seharusnya karena di ruang Aster A waktu pelaksanaan Pre Conference dilakukan bersamaan dengan operan. Pre Conference dipimpin oleh ketua tim dan dilakukan di nurse station. Pre Conference tidak dapat dilakukan di ruang Aster A pada saat shift sore dan malam karena perawat pelaksana yang bertugas hanya 1 orang untuk setiap tim. Isi pre conference adalah rencana tindakana yang akan dilakukan tiap perawat. Post Conference Berdasarkan observasi, post conference sudah dilakukan namun tidak sesuai dengan prosedur pelaksanaan post conference yang seharusnya. Di ruang Aster A post conference dilakukan sepanjang shift dinas (setelah melakukan tindakan perawat pelaksana langsung melaporkan ke ketua tim), tidak dilakukan saat sebelum operan (waktu pelaksanaan post conference seharusnya). post conference tidak dilakukan di meja masingmasing tim namun dilakukan di ruang perawat. Isi post conference adalah adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). 2. Tujuan Pre-Post Conference Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-masalah secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, mendapatkan gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk menyusun rencana antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan perubahan non kognitif (McKeachie, 1962). Juga membantu koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan (T.M.Marelli, et.al, 1997). a. Tujuan pre conference adalah: 1) Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil 2) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan 3) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien b. Tujuan post conference adalah: Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan membandingkan masalah yang dijumpai. 3. Syarat Pre-Post Conference : 1) Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan 2) Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien, perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan, yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim 4. Panduan perawat pelaksanaan dalam melaksanakan konferensi Adapun panduan bagi PP dalam melakukan konferensi adalah sebagai berikut: (Ratna Sitorus, 2006). 1) Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas pagi atau sore sesuai dengan jadwal perawatan pelaksana. 2) Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya masing â masing. 3) Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil evaluasi kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam. Hal-hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi : a. Utama klien b. Keluhan klien c. TTV dan kesadaran d. Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru. e. Masalah keperawatan f. Rencana keperawatan hari ini. g. Perubahan keadaan terapi medis. h. Rencana medis. 4. Perawat pelaksana mendikusikan dan mengarahkan perawat asosiet tentang masalah yang terkait dengan perawatan klien yang meliputi : a) Klien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan, kesalahan pemberian makan, kebisikan pengunjung lain, kehadiran dokter yang dikonsulkan. Ketepatan pemberian infuse. b) Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan. c) Ketepatan pemberian obat / injeksi. d) Ketepatan pelaksanaan tindakan lain, e) Ketepatan dokumentasi. 5. Mengiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan. 6. Mengiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan kemajuan masing â masing perawatan asosiet. 7. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah yang tidak dapat diselesaikan. Tahap â tahap inilah yang akan dilakukan oleh perawat â perawat ruangan ketika melakukan pre conference Hal-hal yang disampaikan pada pre-post conference berdasarkan observasi yang telah dilakukan meliputi, jumlah pasien dan jenis penyakit, rencana keperawatan, rencana medis dan juga membahas mngenai klien yang terkait dengan pelayanan seperti : pembatasan pengunjung, kehadiran dokter yang dikonsulkan, mengingatkan kembali pentingnya ketepatan pemberian obat. Pada saat pre-post conference tidak pernah disampaikan terkait TTV pasien dan hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik terbaru. Masalah: Informasi hasil pemeriksaan laboratorium dilampirkan di dalam status pasien. b) Timbang Terima (Operan) Tabel 2.12 Perbandingan Timbang Terima (Operan) Berdasarkan Ideal dan Aktual Ideal Aktual Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan secara seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang telah dilakukan/ belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer (penanggungjawab) mulai dari perawat dinas pagi ke perawat dinas sore, kemudian perawat dinas sore ke perawat dinas malam selanjutnya perawat dinas malam ke perawat dinas pagi hari berikutnya secara tertulis atau lisan (Nursalam, 2007). Hal-hal yang perlu diperhatikan : 1. Dilaksanakan tepat pada pergantian shift 2. Dipimpin oleh penanggung jawab pasien 3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas 4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis dan menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien 5. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien 6. Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume suara yang cukup sehingga pasien disebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasi bagi pasien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung didekat pasien 7. Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan syok sebaiknya dibicarakan di nurse station Berdasarkan hasil observasi tanggal 15 - 16 September 2014, timbang terima di ruang Aster A tidak dilakukan setiap pergantian shift yang diikuti oleh semua perawat yang bertugas di khususnya perawat dinas sore ke perawat dinas malam. Hal itu juga diperkuat dengan hasil observasi data menggunkan instrument timbang terima, didapatkan hasil 60% perawat melaksanakan timbang terima dengan kategori cukup. Beberapa kelemahan pelaksanaan timbang terima di ruang Aster A adalah kadang-kadang timbang terima dilaksanakan di ruang nurse station saja tanpa kunjungan ke pasien khususnya pada pergantian shift sore ke malam. Isi timbang terima meliputi nama dan ruangan pasien, kondisi pasien, tindakan medis yang telah dan belum dilakukan, terapi yang diberikan, dan semua dicatat dalam buku timbang terima, namun masalah dan intervensi keperawatan belum dijelaskan di timbang terima. Saat ini, kebijakan RS tidak memperkenankan perawat melakukan operan dengan menggunakan buku khusus. Setiap perawat yang melakukan operan harus menggunakan buku status pasien. Pada saat kegiatan timbang terima, perawat memperkenalkan tim yang akan bertukar dinas. Kegiatan timbang terima yang dilakukan di ruang Aster A dipimpin oleh perawat pelaksana yang akan bertukar dinas terutama pada pergatian shift malam ke pagi, dan pagi ke sore. Proses timbang terima yang efektif dan terstruktur akan memperkuat status profesional perawat dalam pelayanan kesehatan era modern (Davies and Priestly, 2006). Skema 2.2 Skema Timbang

Terima SHAPE \* MERGEFORMAT c) Ronde Keperawatan Tabel 2.13 Perbandingan Ronde Keperawatan Berdasarkan Ideal dan Aktual Ideal Aktual Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu, harus dilakukan oleh perawat primer dan/atau konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2002). Karakteristik : 1) Pasien dilibatkan secara langsung 2) Pasien merupakan fokus kegiatan 3) PA, PP dak konselor melakukan diskusi bersama 4) Konselor memfasilitasi kreativitas 5) Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA dan PP dalam meningkatkan kemampuan mengatasi masalah Kriteria pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah : 1) Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan tindakan keperawatan 2) Pasien dengan kasus baru atau langka Berdasarkan hasil observasi di ruang Aster A, selama dilakukan pengkajian situasi tidak pernah dilakukan ronde keperawatan. Hasil wawancara juga didapatkan kesimpulan bahwa ronde keperawatan tidak bisa dilakukan dikarenakan tidak adanya konselor keperawatan sehingga tidak ada yang memfasilitasi dalam pelaksanaan ronde keperawatan. d) Penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tabel 2. 14 Perbandingan Penerapan MAKP Berdasarkan Ideal dan Aktual Ideal Aktual Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur, yakni standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem MAKP. Definisi tersebut berdasarkan prinsip â prinsip nilai yang diyakini, dan akan menentukan kualitas produksi atau jasa layanan keperawatan. Jika perawat tidak memiliki nilai-nilai tersebut sebagai sesuatu pengambilan keputusan yang independen maka tujuan pelayanan kesehatan atau keperawatan dalam memenuhi kepuasan klien tidak akan dapat terwujud (Nursalam, 2007). Unsur-unsur dalam praktek keperawatan dapat dibedakan menjadi empat, yaitu standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan sistem Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP). Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil dari pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan ilmu dan skillnya secara optimal. Dalam aplikasinya, RSUP Mohammad Hoesin memiliki visi, misi dan motto sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan yang jelas dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan karena jika tidak, bisa terjadi ketimpangan yang justru akan menanbah ketidakjelasan arah pemgembangan manajemen keperawatan di masa depan. Di ruang Aster A memiliki berbagai administrasi penunjang yang mendukung pemberian MAKP yaitu berupa Standar Asuhan Keperawatan (SAK), Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Bedasarkan hasil observasi tanggal 16 â 20 September 2014 didapatkan bahwa model asuhan keperawatan profesional yang di gunakan di ruang Aster A adalah kombinasi model Tim dan fungsional yang telah terdapat tugas, peran dan wewenang yang jelas pada setiap anggota tim, namun pada pelaksanaannya tidak sesuai dengan uraian tugas masing-masing anggota tim, misalnya ketua tim juga melakukan tugas sebagai perawat pelaksana dan tidak menutup kemungkinan masing-masing perawat juga merangkap sebagai tenaga administrasi pada shift sore dan malam. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan, tim terbagi menjadi 2 berdasarkan jenis kelamin. Tim 1 bertanggung jawab terhadap pasien perempuan dan tim 2 bertanggung jawab pada pasien laki-laki. Kombinasi metode tim dan metode fungsional dipilih dikarenakan keterbatasan tenaga keperawatan. Apabila perawat pelaksana dari salah satu tim berhalangan untuk melaksanakan tugasnya pada hari itu maka perawat pelaksana dari timnya sendiri atau tim lain dapat secara fleksibel menggantikan tugasnya saat itu. Gabungan penggunaan metode penugasan Tim dan fungsional ini mengakibatkan perawat tidak mengetahui kondisi klien yang menjadi tanggung jawabnya secara komprehensif sehingga proses pemberian asuhan keperawatan menjadi kurang optimal. Penerapan model pelaksanaan manajemen MAKP juga dapat dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan perawat ruangan, di ruang Aster A terdapat 2 perawat lulusan S1 Keperawatan + ners, 1 perawat lulusan S1 Keperawatan, 10 perawat lulusan D3 keperawatan dan 1 perawat lulusan SPK. Berdasarkan penyebaran angket yang telah dilakukan, diketahui bahwa penerapan MAKP di ruang Aster A termasuk kategori baik. Gambar 2.1 Hubungan Antara Keempat Unsur Dalam Penerapan Sistem MAKP (Rownland, 1997 dalam Nursalam 2007) e) Dokumentasi Keperawatan Tabel 2. 15 Perbandingan Dokumentasi Keperawatan Berdasarkan Ideal dan Aktual Ideal Aktual Dokumentasi merupakan catatan authentic dalam penerapan manajemen asuhan keperawatan professional. Perawat professional diharapkan dapat menghadapi tuntutan tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap segala tindakan yang dilaksanakan. Kesadaran masyarakat terhadap hukum semakin meningkat sehingga dokumentasi yang lengkap dan jelas sangat dibutuhkan. Kegiatan pendokumentasian meliputi keterampilan berkomunikasi dan keterampilan mendokumentasikan proses keperawatan sesuai dengan standar asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan. Selain itu, pendokumentasian juga meliputi pengelolaan obat, pendidikan kesehatan, timbang terima (operan jaga), kegiatan supervise dan dokumentasi penyelesaian kasus ronde keperawatan. Berdasarkan hasil istrumen studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan pada 14 status pasien didapatkan hasil bahwa: · Dokumentasi pengkajian yang dilakukan di ruang Aster A 100% sudah baik yaitu data dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian, data sudah dikelompokkan (bio-psiko-sosial-spiritual), data dikaji sejak pasieen masuk sampai pulang dan masalah sudah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan. · Dokumentasi diagnosa keperawatan yang dibuat 97% sudah baik, hanya terdapat 1 status pasien (3%) yang tidak merumuskan diagnosa berdasarkan masalah. · Dokumentasi Intervensi keperawatan yang dibuat 87% sudah baik, hanya 13% yang masih kurang baik (intervensi tidak disusun berdasarkan urutan prioritas) · Dokumentasi Implementasi keperawatan yang dilakukan 89% sudah baik, hanya 11 % tindakan yang dilaksanakan tidak mengacu pada rencana keperawatan. · Dokumentasi evaluasi keperawatan yang dilakukan 80% sudah baik, hanya 20% evaluasi keperawatan yang dilakukan tidak mengacu pada tujuan. f) Discharge Planning Tabel 2.16 Perbandingan Discharge Planning Berdasarkan Ideal dan Aktual Ideal Aktual Perencanaan pulang merupakan bagian penting dari program keperawatan klien yang dimulai segera setelah klien masuk rumah sakit. Hal ini merupakan suatu proses yang menggambarkan usaha kerjasama antar tim kesehatan, klien dan keluarga klien. Menurut Neylor (2003), beberapa tindakan keperawatan yang diberikan pada pasien sebelum pasien diperbolehkan pulang antara lain : 1. Pendidikan kesehatan tentang penyakit dan perawatan di rumah. Pendidikan kesehatan terkait kontrol, lanjutan perawatan, diet atau nutrisi yang dikonsumsi dan perawatan diri 2. Program pulang bertahap bertujuan untuk melatih pasien untuk kembali ke lingkungan keluarga dan masyarakat antara lain apa yang harus dilakukan pasien dan dilakukan oleh keluarga 3. Rujukan untuk mengetahui perkembangan setelah pulang dari rumah sakit Berdasarkan hasil tabulasi data didapatkan 100% perawat termasuk kategori cukup baik dalam pelaksanaan discharge planning. Perawat di ruang Aster A selalu melakukan discharge planning setiap pasien akan pulang, namun isi dari discharge planning belum dilakukan secara optimal karena hanya meliputi pemberian informasi tentang waktu kontrol dan obat yang harus diminum (keteraturan minum obat) dan tidak tersedianya leaflet yang berguna bagi pasien sebelum pasien pulang sehingga nanti saat di rumah pasien bisa melihat kembali leaflet jika pasien lupa dengan informasi yang diberikan perawat. Skema 2. 3 Skema Discharge Planning Keterangan : Tugas Perawat Primer : 1. Membuat rencana discharge planning 2. Membuat leaflet 3. Memberikan konseling 4. Memberikan pendidikan kesehatan 5. Menyediakan format dan mendokumentasikan discharge planning Tugas Perawat Associate : Melaksanakan agenda discharge planning (pada saat perawatan dan perawatan diakhiri) 2) Material a. Lokasi Ruangan Lokasi penerapan proses managerial keperawatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran manajemen keperawatan mahasiswa Program Studi Keperawatan FK UNSRI di Ruang Aster A IRNA E RSUP Mohammad Hoesin Palembang dengan uraian sebagai berikut: 1) Timur : Ruang Aster B 2) Barat : Ruang Hemodialisa 3) Selatan : Ruang Aster D 4) Utara : Kantor Direksi b. Peralatan dan Fasilitas Tabel 2.17 Daftar Inventaris Alat Kesehatan NO NAMA ALAT STANDAR JUMLAH (Bh) KET ANALISA 1 Tensi Air Raksa 4/ruangan 2 Baik Kurang 2 2 Stetoscope 4/ruangan 1 Baik Kurang 3 3 Alat GV Nierbeken Gunting verban Gunting biasa Pinset anatomi Pinset chirurgis Korentang 4/ruangan 4/ruangan 4/ruangan 10/ruangan 10/ruangan 4/ruangan Peralatan GV ataupun alat steril lainnya disediakan oleh pihak CSSD, sehingga kebutuhan ruangan selalu terpenuhi Baik 4 Sterilisator 2/ruangan 5 Bak Injeksi 4/ruangan 10 Baik Lebih 6 6 Termometer 10/ruangan - - - 7 Tabung O2 12/ruangan Di ruangan menggunakan oksigen Baik 8 Regulator O2 12/ruangan 9 Nasal O2 12/ruangan 10 Standard Infus 1/pasien 35 Baik Cukup 11 Kursi Roda 4 â 6/ruangan 3 Baik Kurang 1 12 Troli Injeksi 2/ruangan 1 Baik Kurang 1 13 Troli Balut 2/ruangan - - - 14 Pispot 1 / 2 pasien 18 Baik Lebih 1 15 Timbangan berat 4/ruangan 1 Baik Kurang 3 16 Tinggi badan 2/ruangan 1 Baik Kurang 1 Tabel 2.18 Daftar Inventaris Alat Tenun NO NAMA BARANG STANDARD JUMLAH (Bh) KET ANALISA 1 2 3 Laken Selimut Sarung bantal 5/pasien 5/pasien 6/pasien 56 53 56 Baik Baik Baik Kurang 119 Kurang 122 Kurang 154 Tabel 2.19 Daftar Inventaris Alat Rumah Tangga NO NAMA BARANG STANDARD JUMLAH (Bh) KET ANALISA 1 2 3 4 5 Tempat tidur Kasur Narcase Wascom Tempat sampah (non medis, medis, rumah tangga) 1/pasien 1/pasien 1/pasien 16 - 24/ ruangan 8/ruangan 35 35 35 - 5 Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Cukup Cukup Kurang 16 Kurang 3 Ruang rawat inap aster A memiliki 7 kamar mandi/WC, 3 kamar mandi/WC terletak di sebelah ruang isolasi, 2 kamar mandi perawat, dan kamar mandi di ruangan kelas II Wanita dan Laki-laki masingmasing 1 dengan kondisi baik. Akan tetapi pasien mengeluhkan susahnya air di kamar mandi karena ramainya antrian pasien dan keluarga yang ingin menggunakannya. Sehingga pasien dan keluarga pasien sering menggunakan kamar mandi diluar ruangan rawat inap Aster A. Berdasarkan hasil observasi, kebersihan ruang rawat inap Aster A tampak cukup bersih pada pagi dan sore hari, sedangkan pada malam hari, ruangan sedikit kurang bersih karena pada malam hari tidak ada cleaning service. Dilihat dari jumlah pengunjung dan keluarga yang menunggu pasien terlalu banyak dan tidak sesuai dengan jam kunjungan membuat ruangan tersebut penuh sesak, hal ini akan berdampak pada jam istirahat pasien berkurang. 3) Money Berdasarkan hasil studi dokumentasi pada bulan Agustus 2014 didapatkan data pasien dalam ruang rawat inap Aster A menggunakan jaminan BPJS 19 orang, jamsoskes 7 orang, dan umum atau jaminan perusahaan 11 orang. 5. Lingkungan Kerja a. Lingkungan Fisik Tabel 2.20 Perbandingan Lingkungan Fisik Berdasarkan Ideal dan Aktual Ideal Aktual 1. Ruang bangunan adalah semua ruang/unit yang ada dalam batas /pagar rumah sakit yang diperlukan untuk barbagai kegiatan rumah sakit. Desain dan konstruksi bangunan harus mudah dibersihkan dan dilakukan perawatan. Semua ruang kerja dan ruang pasien harus mempunyai ventilasi dan penerangannya yang adekuat dan juga harus dapat menjamin masuknya aliran udara segar, temperatur ruangan dan kelembaban udara dalam batas yang nyaman. 2. Jika menggunakan pendingin ruangan tersebut harus dilakukan perawatan yang memadai, perawatan dilakukan secara berkala agar tidak menjadi sumber infeksi. (sumber : hasil penelitian mahasiswa UNPAD PSIK ) 1. Ruang kerja di rawat inap E Ruang Aster A mempunyai ventilasi cukup baik. Di tiap ruangan rawat inap pasien terdapat jendela yang selalu dibuka setiap pagi. Tiaptiap kamar juga dilengkapi dengan kipas angin yang membantu mempertahankan kenyamanan pasien. Penerangan di tiaptiap ruangan juga sudah cukup baik. Setiap pagi dan sore hari, lantai di ruangan Aster A selalu dibersihkan oleh Pekarya yang bertugas disana. Setiap pagi linen-linen, laken, dan selimut kotor selalu diganti oleh petugas jaga malam. 2. Di ruangan rawat inap E Aster A, perawatan terhadap barang-barang pendingin ruangan jarang dilakukan. Contohnya kipas angin yang berada di tiap-tiap ruangan pasien tampak berdebu. Hal ini dikarenakan kurangnya jumlah tenaga pekarya yang ada, selain itu kurangnya kesadaran dari masing-masing anggota pekarya akan tanggung jawabnya dan perawat sebagai pihak yang mengingatkan. Berdasarkan hasil observasi dalam 1 minggu terakhir, tidak pernah dilakukan pembersihan terhadap kipas angin yang berada di tiap-tiap ruangan pasien. b. Lingkungan Non Fisik Tabel 2.21 Perbandingan Lingkungan Non Fisik Berdasarkan Ideal dan Aktual Ideal Aktual 1. Lingkungan kerja non fisik pada tempat kerja juga dapat dari mendukung kegiatan kerja karyawan. Lingkungan non fisik seperti hubungan karyawan dengan atasan dapat menciptakan komunikasi yang baik dan sistem kerja sama yang solid pada saat menyelesaikan tugas dan tanggung jawab dari rumah sakit. (sumber : hasil penelitian mahasiswa UNPAD PSIK ) khlhgjhjfhgfgfgfgfgfgfu Di ruang rawat inap E Aster A hubungan antara perawat dengan perawat sudah cukup baik. Apabila ada informasi mengenai pasien, segera disampaikan dan didiskusikan bersama. Semua implementasi kepada pasien dilakukan dan dikomunikasikan dengan baik antar perawat pelaksana. Hubungan perawat dengan dokter juga juga cukup baik. Apabila terdapat keluhan pada pasien, perawat segera menyampaikan kepada dokter jaga di ruangan Aster A untuk kemudian di tindaklanjuti. Kepada tim medis lain, seperti contohnya ahli gizi, juga dilakukan hal yang sama. Apabila terdapat permintaan atau order dokter mengenai kebutuhan

nutrisi pasien, perawat akan menyampaikannya kepada tim gizi untuk segera ditindaklanjuti. 6. Kajian Indikator Mutu Ruangan 1) BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur) BOR menurut Huffman (1994) adalah âthe ratio of patient service days to inpatient bed count days in a period under considerationâ. Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah presentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005). Rumus : BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat tidur X Jumlah hari dalam satu periode)) X 100% BOR = (540/ 35x 30) x 100% = 51,4 % Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan bahwa pemanfaatan tempat tidur diruang rawat inap Aster A pada bulan agustus 2014 adalah 51,4% yang artinya dibawah ideal ( 5 tahun (69,23%). 4. Adanya tenaga non keperawatan; ada 3 orang pekarya TOTAL WEAKNESS 1. Visi dan Misi Ruangan tidak ada 2. Jumlah perawat : 14 orang, jumlah pasien maksimal 35 orang 3. Perawat lulusan S1 dan profesi berjumlah 2 orang. TOTAL b. Eksternal Faktor (EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya Visi dan Misi Rumah Sakit. 2. Adanya dukungan kepala ruangan dan kepala instalasi untuk melaksanakan MAKP (tim) 3. Adanya kerja sama yang baik antara institusi pendidikan kesehatan dan rumah sakit dalam kegiatan praktek klinik mahasiswa. 4. Adanya kebijakan rumah sakit memberikan kesempatan bagi perawat untuk meningkatkan pendidikan. 5. Adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi perawat. TOTAL THREATENED 1. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih profesional. 2. Makin tingginya kesadaran masyarakat tentang hukum 3. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan 4. Rendahnya kesejahteraan perawat TOTAL 0.3 0.2 0.4 0.1 1 0.4 0.3 0.3 1 0.4 0.2 0.2 0.1 0.1 1 0.3 0.1 0.2 0.4 1 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 0.9 0.6 1.2 0.3 3.0 1.2 1.2 0.9 3.3 1.6 0.6 0.6 0.3 0.3 3.4 0.6 0.3 0.6 1.2 2.7 S-W 3.0-3.3= -0.3 O-T= 3.4-2.7= 1.7 2 MATERIAL a. Internal Factor (IFAS) STRENGTH 1. Kapasitas tempat tidur yaitu 35 bed 2. Terdapat ners station dengan letak yang strategis 3. Ventilasi pada setiap ruangan baik dan lancar 4. Sirkulasi udara pada setiap ruangan cukup baik. 5. Terdapat oksigen center per bed di setiap kamar pasien. TOTAL WEAKNESS 1. Papan struktur organisasi belum diperbarui 2. Tidak emergency trooley 3. Peletakkan tempat kotak sampah yang tidak sesuai. 4. Kotak sampah yang tidak memiliki informasi pembuangan jenis sampah. 5. Tidak ada plang di samping tempat tidur kelas II TOTAL b. External Factor (EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya pengajuan proposal pengadaan sarana dan prasarana secara berkala setiap tahunnya kepada pihak RSUP M. HOESIN 2. Adanya bantuan pengadaan alat dari pemerintah pusat, misalnya dari kementerian kesehatan. 3. Adanya sarana dan prasarana yang dapat digunakan kembali 4. Adanya CSSD untuk mempermudah sterilisasi alat-alat kesehatan TOTAL THREATENED 1. Birokrasi yang panjang dalam tindak lanjut proposal pengadaan sarana dan prasarana. 2. Perawatan sarana dan prasarana yang tidak baik. 3. Keinginan pasien untuk mendapatkan fasilitas yang baik dan bermutu TOTAL 0.3 0.2 0.1 0.1 0.3 1 0.3 0.3 0.2 0.2 1 0.3 0.3 0.2 0.2 1 0.4 0.3 0.3 1 4 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 2 2 1.2 0.8 0.3 0.3 0.9 3.5 0.9 1.2 0.4 0.6 3.1 0.9 0.9 0.6 0.4 2.8 1.2 0.6 0.6 2.4 S-W= 3.5-3.1= 0.4 O-T= 2.8-2.4= 0.4 3 METODE a. Internal Factor (IFAS) STRENGTH 1. Ruang Aster A menerapkan MPKP metode tim. 2. Memiliki standar asuhan keperawatan (SAK), standar operasional prosedur (SOP) keperawatan dasar dan keperawatan lanjutan, standar pelayanan minimal (SPM). 3. Berdasarkan kuesioner kepuasan pasien yang disebar tanggal 16 september 2014, didapatkan 60%puas, 40% cukup puas dan 0% tidak puas. 4. Terdapatnya format pendokumentasian asuhan keperawatan dalam status pasien 5. Pelaksanaan operan dilakukan oleh PP ke PP dan memiliki dokumentasi 6. Pelaksanaan pre post conference dilakukan oleh KARU, KATIM dan PP dan memiliki dokumentasi. 7. Terdapat pelaksanaan Inhouse training. 8. Dilakukan edukasi pasien tentang PPI TOTAL WEAKNESS 1. Metode penugasan tim yang digunakan tidak murni masih di kombinasikan dengan metode fungsional. 2. Tidak ada pensosialisasian SAK, SOP, SPM dan penambahan pengetahuan selama pre post conference 3. Tidak dilakukan ronde dalam ruangan 4. Tidak ada jadwal penyuluhan perawat ke pasien 5. Kurangnya dilakukan pendidikan kesehatan di rumah oleh perawat ke pasien selama discharge planning. 6. Perawat lalai dalam mengisi catatan perkembangan, 80% dari 5 sampel. 7. Tidak ada poster tentang kesehatan di ruangan pasien 8. Perawat tidak memiliki pasien kelolaan sendiri TOTAL c. External Factor (EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya 10 orang mahasiswa s1 keperawatan UNSRI yang praktek profesi manajemen keperawatan di ruang Aster A. 2. Adanya dukungan dari kepala instalasi Bedah dalam rencana penerapan metode SP2KP. 3. Adanya kebijakan dari rumah sakit yang memberikan kesempatan pada kepala ruangan untuk mengelola ruangan. 4. Adanya dukungan dari pihak rumah sakit untuk peningkatan mutu pelayanan yang lebih baik. TOTAL THREATENED 1. Pembagian tugas, peran dan wewenang sudah jelas pada setiap anggota tim, namun pada pelaksanaannya tidak sesuai karena terbatasnya tenaga perawat sehingga mempengaruhi MPKP. 2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan hukum. 3. Adanya tuntutan masyarakat yang menginginkan pelayanan keperawatan yang berkualitas. 4. Konflik antar tenaga kesehatan TOTAL 0.2 0.2 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 1 0.2 0.2 0.2 0.1 0.1 0.1 0.1 1 0.2 0.3 0.2 0.3 1 0.4 0.2 0.2 0.2 1 3 4 2 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 0.6 0.8 0.2 0.3 0.2 0.2 0.3 0.3 2.9 0.8 0.6 0.6 0.3 0.3 0.3 0.2 3.1 0.6 0.9 0.6 0.9 3.0 1.2 0.4 0.4 0.6 2.6 S-W = 2.9-3.1 = -0.2 O-T = 3.0-2.6 = 0.4 PRIORITAS MASALAH SCORING MASALAH SKOR ANALISIS SWOT JUMLAH IFAS EFAS MAN -0.3 1.7 1.4 MATERIAL 0.4 0.4 0.8 METODE -0.2 0.4 0.2 Dari diagram diatas dapat disimpulkan : 1. Men (SDM) dan Metode Berada pada kuadran 3 (negatif, positif) artinya menandakan sebuah kondisi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang dapat diberikan adalah âubah strategyâ. Ruang Aster A disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya sebab strategy yang lama dikhawatirkan sulit untuk menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja SDM. STRATEGYNYA APA? 2. Material Berada pada kuadran 1 (positif, positif), artinya posisi ini menandakan sebuah kondisi yang kuat dan berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah âprogresifâ. Ruangan Aster A dalam kondisi prima dan mantab, sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, meraih kemampuan secara maksima DAFTAR PUSTAKA Nursalam. 2007. Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan profesional edisi 2. Jakarta : Salemba Medika Tim departemen kesehatan RI. 2000. Instrumen evaluasi penerapan standar asuhan keperawatan di rumah sakit cetakan ke tiga Prasetya, Ajeng.(2009).Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan terhadap Kualitas Pelayanan Informasi Obat Apotek Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta. Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Utama, F. (2004). Analisis Pelayana Bedah Sehari DItinjau dari SIsi Harapan dan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus. http://berita-kedokteranmasyarakat.org/index.php/bkm/article/view/108, diperoleh 19 September 2014 Santoso, B. (2004). Analisi Faktor-Faktor Kompetensi Interpersonal Perawat yang Berpengaruh Terhadap Keluhan Pasien tentang Pelayanan Perawat Unit Rawat Jalan Mata Rumah Sakit Wilian Booth Semarang. http://eprints.undip.ac.id/14501/1/2004MIKM3185.pdf, diperoleh 18 September 2014 Hufron, A,.& Supratman. (2008).Analisis Persepsi Pasien Tentang Mutu pelayanan Kesehatan dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Puskesmas Penumping Kota Surakarta. http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/123456789/496/3d.pdf?sequence=1 diperoleh 20 September 2014 Restiani, A. (2009). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien diRumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang. http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/fullchapter/04610118-ana-restiana.pdf, diperoleh 6 Juli 2013 Soeroso, S. (2003). Management Sumber Daya Manusia Dirumah Sakit Suatu Pendekatan Sistem. Jakarta: EGC Palembang, September 2014 Penyusun ACC untuk rawat inap Penerimaan oleh perawat ruangan Pemeriksaan status, kim dan kelengkapan administrasi Penjelasan tentang tata tertib pasien, fungsi gelang, dan pasien safety Pasien datang dari : IGD/Poli/Graha Perawat orientasi ruangan dengan pasien Pasien dirawat inap PASIEN RENCANA DIAGNOSA KEPERAWATAN (didukung data) DIAGNOSA MEDIS MASALAH KOLABORATIF PERKEMBANGAN / KEADAAN PASIEN TELAH DILAKUKAN BELUM DILAKUKAN MASALAH : TULISKAN DAFTAR DIAGNOSA YANG BELUM TERSELESAIKAN Standar kebijakan institusi / nasional Pendidikan klien: Pencegahan penyakit Mempertahankan kesehatan Informed consent Rencana pulang/ komunitas Sistem MPK Fungsional Tim Primer modifikasi Proses Keperawatan Pengkajian Perencanaan Intervensi evaluasi Monitor (sebagai program service safety) oleh keluarga dan petugas PP dibantu PA Lain-lain Program HE Control dan obat/perawatan Gizi Aktivitas dan istirahat Perawatan diri Penyelesaian Administrasi Persiapan Pulang Keadaan pasien: Klien dan pemeriksaan penunjang lainnya Tingkat ketergantungan pasien Dokter dan Tim Kesehatan 34 (https://documents.tips/documents/laporan-mankep-aster-a-2015.html)

Download (https://documents.tips/download/link/laporanmankep-aster-a-2015) DESCRIPTION Laporan Mankep Aster a 2015

TOP RELATED







PPT MANKEP KELAS A (HTTPS://…

EVENT SCHEDULE PLANNER 201…

MANKEP (HTTPS://DOCUMENTS.…

ASSALAMUALAIKUM WR WB OLEH :

v

mankep

KELOMPOK 4 KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN KOMUNIKASI Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi berasal 102 0 dari kata Latin Communicare atau…

We built a platform for members to share

COMPANY

212

0

CONTACT & LEGAL

documents and knowledge. And we are not related to any other website

About (https://documents.tips/about.html) Contact (https://documents.tips/contacts.html)

Terms (https://documents.tips/info/terms.html)

1

0

OPENING HOURS Monday to Saturday 9:00am to 5:00pm Sunday: CLOSED

DMCA (https://documents.tips/info/dmca.html)

STARTUP - SHARE TO SUCCESS

(https://facebook.com/d (https://twitter.com (https://goo

Smile Life

When life gives you a hundred reasons to cry, show life that you have a thousand reasons to smile

Get in touch

© Copyright 2015 - 2024 PDFFOX.COM - All rights reserved.