PDF Vol 14-01-06 - Documents [PDF]

Dec 17, 2014 - Pemberian rHuEPO dengan dosis lebih kecil sub-kutan lebih menyerupai keadaan produksi EPO fisiologi dan m

5 downloads 27 Views 89KB Size

Recommend Stories


Mineral Batuan PDF - Documents [PDF]
Jul 24, 2015 - Mineral Batuan Pdf Macam-Macam Mineral & Batuan Batuan adalah semua bahan penyusun kerak bumi dan biasanya berupa agregat mineral-mineral yang telah mengeras, (Kosmono). Batuan menurut genesanya (asal batuan) dibagi menjadi batuan beku

Spell - Documents - docslide.com.br [PDF]
Aug 5, 2015 - ... psico-físicas psicólogo psicólogos psicópata psicoanálisis psicoanalítico psicoanalista psicodélico psicofísica psicolingüística psicolingüísticas psicológica psicológico psicológico,ca psicológicos psicología psico

Asty wahyu - Documents [PDF]
Apr 12, 2017 - 100406033 - WAHYU ARDHININGTIKA (1).pdf. SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR ROMAWI SEBELUM REVOLUSI INDUSTRI MAKALAH Disusun Oleh : WAHYU ARDHININGTIKA NIM. 100406033 UNIVERSITAS SUMATRA UTARA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN…

Court documents [PDF]
May 11, 2011 - Acs Support. Case 601127993 Rosales Mathew. P O Box 24017. Fresno, CA 93779-4017. Acs Support. Case No 458431647. Miller Vincent. Bensalem, PA 19020-0057. Action Bolt and Supply Inc. 1623 Cedar Line Drive. Rock Hill, SC 29732. Action C

New Customer Documents (PDF)
I cannot do all the good that the world needs, but the world needs all the good that I can do. Jana

soal A001 - Documents [PDF]
Jun 29, 2015 - A. JAWABLAH SOAL-SOAL BERIKUT DENGAN SINGKAT DAN BENAR 1. Siapakah Khalifah Islam yang pertama? 2. 3. 4. 5. 6. 7. lafadz bergaris bawah mempunyai hukum bacaan«« Secara historis, manusia adalah anak turun dari Nabi Adam AS. Karena itu

572 (1) - Documents [PDF]
Jul 11, 2015 - Agar siswa dapat menjadi seorang yang literasi sains dan memiliki sikap ilmiah, siswa harus memiliki keterampilan berpikir kritis. Di lain .... Solusi masalah Diskusi Kelas Pertanyaan Socratik Keterampilan berpikir kritis siswa 154 Jur

Compiled - Documents - documents.tips [PDF]
Membuat format proposal dan surat bagi departemen yang membutuhkan serta laporan pertanggungjawaban kegiatan 30 KORPS MAHASISWA HUBUNGAN ..... dari tiap-tiap departemen, divisi, BSO, sekretaris, bendahara, MPM, serta program-program dari beberapa kep

Dapus Albumin - Documents [PDF]
Sep 17, 2015 - Skripsi (tidak dipublikasikan). Surakarta: UMS. Oxorn. 2003. Patologi dan Fisiologi Persalinan, Essentia Medika. Perdanakusuma. 2007. Course Book. One Day Interactive Course. Evidence-Based Wound Care Management From Evidence To Therap

Creating Accessible PDF documents
Pretending to not be afraid is as good as actually not being afraid. David Letterman

Idea Transcript


Upload (/upload/document.html)

Login (/login.html?back=https%3A%2F%2Fdokument.tips%2Fdocuments%2Fpdf-vol-14-01-

06.html) LEADERSHIP (/CATEGORY/LEADERSHIP-MANAGEMENT.HTML)

MARKETING (/CATEGORY/MARKETING.HTML)

TECHNOLOGY (/CATEGORY/TECHNOLOGY.HTML)

DESIGN (/CATEGORY/DESIGN.HTML)

EDUCATION (/CATEGORY/EDUCATION.HTML) Search document...

MORE TOPICS (/CATEGORY.HTML)

SEARCH

Home (/) / Documents (/category/documents.html) / PDF Vol 14-01-06 (/documents/pdf-vol-14-01-06.html)

TELAAH PUSTAKA ERITROPOITIN FISIOLOGI, ASPEK KLINIK, DAN LABORATORIK (Erythropoietin Physiology, Clinical, and Laboratory Aspect) P . B. Notopoero* ABSTRACT Erythropoietin is a glycoprotein hormone produced by kidney and functioning as regulator for eryhtropoietic processes. The regulation of erythropoietic processes are stimulation of proliferation, maturation erythroid progenitor cells and prevention of apoptotic process. The balance between dinamic erythropoietic processes and loss of erythrocytes is regulated by homeostatic mechanism. The decrement of EPO production will cause anemia such as anemia in end state renal disease. The development of rHuEPO support the invention of sensitive and specific immunoassay methods to measure the level of EPO. There are various commercial kit using various immunoassay methods used to achieve this purpose. The use of rHuEPO gives dramatic impact for the improvement of end state renal disease patients’s quality of life. The research for the effect of EPO in the neuron, vascular, and retinous tissue develop the use of EPO for the neurology, cardiology and opthalmology area. This should be followed with the understanding of the patophysiology of EPO effect in the various organs. In 1990. the rHuEPO is used to replace the blood transfusion as the blood doping. The various direct and indirect methods can detect the missuse of rHuEPO as doping in the world sport events. Key words: EPO, rHuEPO PENDAHULUAN Eritropoitin (EPO) merupakan regulator humoral eritropoesis yang lineage specific. Produksi eritropoitin dalam tubuh bergantung pada tekanan oksigen jaringan dan dimodulasi oleh suatu mekanisme umpan balik positif maupun negatif. Pada tekanan oksigen yang rendah, produksi meningkat yang akan menimbulkan peningkatan produksi eritrosit di sumsum tulang. Peningkatan suplai oksigen menuju jaringan akan menyebabkan penurunan produksi EPO. Sedikit penurunan produksi EPO akan menimbulkan anemia. Satu contoh yang klasik dari anemia ini adalah anemia pada gagal ginjal terminal. Penggunaan recombinant human EPO (rHuEPO) pada keadaan ini telah dikenal secara luas dan memiliki dampak dramatik pada peningkatan kualitas hidup penderita penyakit ginjal. 9 Download (/download/link/pdf-vol-14-01-06) Dengan meluasnya penggunaan EPO pada berbagai kondisi klinik dan dimulainya pendekatan terapi yang baru dengan EPO, diperlukan suatu pemahaman tentang fisiologi dan patofisiologi hormon ini.1 Produksi EPO Sel yang All materials on our website are shared by users. If you have any questions about copyright issues, please report (/document/report/pdf-vol-14mengandung EPO mRNA terletak di peritubular (interstisial dan endotelial) pada ginjal tikus yang anemik. Fisher2 01-06) us to resolve them. We are always happy to assist you. dengan menggunakan teknik yang sama juga melaporkan tingginya kadar EPO mRNA di sel peritubular (interstisial) 28 PDF VOL 14-01-06 ginjal kera yang mengalami hipoksia. EPO mRNA di sel tubulus dengan menggunakan RT-PCR ( Reverse views by sulistyawati-wrimun Transcriptase - Polymerase Chain Reaction ) pada microdissected isolated nephron segment (yang terdiri dari bagian on Dec 17, 2014 Category: Download: 0 ascending loop of Henle di medula, bagian proksimal loop of Henle, bagian ascending loop of Henle di korteks, Report (/document/report/pdf-vol-14-01Comment: 0 DOCUMENTS bagian medula dan korteks ductus colligentes).2,3 Faktor yang Berperan dalam Regulasi Eritropoesis Produksi 06) eritrosit (eritropoesis) diatur oleh beberapa sitokin. Faktor pertumbuhan yang dikenal terlibat dalam eritropoesis yaitu (/category/documents.html) granulocyte colonystimulating factor (G-CSF), interleukin (IL)-6, stem cell factor (SCF), IL-1, IL-3, IL-4, IL-9, IL-11, Comments granulocytemacrophage (GM)-CSF, insulin growth factor -1 (IGF-1) dan EPO. EPO berperan pada tahap lanjut perkembangan sel progenitor eritroid. EPO terutama merangsang colony forming unit eritroid (CFU-E) untuk berproliferasi menjadi normoblas, retikulosit, dan eritrosit matur. Target primer EPO dalam sumsum tulang adalah Description CFU-E. EPO bersama dengan SCF, GM-CSF, IL-3, IL-4, IL-9, dan IGF-1 menyebabkan maturasi dan proliferasi dari PAPER tahap burst forming unit * Bagian Patologi Klinik FK. UNAIR/RSU Dr. Soetomo Surabaya 28 eritroid (BFU-E) dan Download PDF Vol 14-01-06 CFU-E menuju tahap normoblas dari perkembangan sel eritroid. Selanjutnya EPO berperan pada proses apoptosis yaitu menurunkan laju kematian sel progenitor eritroid dalam sumsum tulang. SCF, IL-1, IL-3, IL-6, dan IL-11 Transcript memberikan rangsang yang menyebabkan diferensiasi sel induk pluripoten menjadi sel induk mieloid dan CFU granulosit , eritroid , monosit , dan megakariosit (GEMM). Kemudian CFU-GEMM berkembang menjadi CFU yang TELAAH PUSTAKA ERITROPOITIN FISIOLOGI, ASPEK KLINIK, DAN LABORATORIK (Erythropoietin Physiology, spesifik untuk granulosit, eritroid, monosit, megakariosit, makrofag, dan eosinofil.2,4 Reseptor EPO EPO mengikat Clinical, and Laboratory Aspect) P . B. Notopoero* ABSTRACT Erythropoietin is a glycoprotein hormone produced by reseptor permukaan sel progenitor eritroid untuk mengatur proliferasi sel eritroid sumsum tulang untuk berproliferasi, kidney and functioning as regulator for eryhtropoietic processes. The regulation of erythropoietic processes are diferensiasi, dan bertahan hidup. Jumlah reseptor EPO pada permukaan sel kurang dari 1000 reseptor/sel. Reseptor stimulation of proliferation, maturation erythroid progenitor cells and prevention of apoptotic process. The balance EPO terutama di ekspresikan oleh sel eritroid pada tahap antara CFU-E dan tahap pronormoblas. Sejumlah kecil between dinamic erythropoietic processes and loss of erythrocytes is regulated by homeostatic mechanism. The reseptor EPO diekspresikan oleh BFU-E dan adanya respon yang lemah terhadap EPO ditunjukkan oleh sel pada decrement of EPO production will cause anemia such as anemia in end state renal disease. The development of tahap ini. Jumlah reseptor terbanyak didapatkan pada CFUE dan pronormoblas. Jumlah reseptor EPO per sel rHuEPO support the invention of sensitive and specific immunoassay methods to measure the level of EPO. There are menurun bertahap selama diferensiasi sel eritroid dan beberapa penelitian melaporkan bahwa retikulosit dan eritrosit various commercial kit using various immunoassay methods used to achieve this purpose. The use of rHuEPO gives matur tidak mengandung reseptor EPO.1 Reseptor EPO diekspresikan sebagai suatu protein dengan berat molekul dramatic impact for the improvement of end state renal disease patients’s quality of life. The research for the effect of antara 66–78 kD. Reseptor EPO berbentuk suatu dimer yang preformed . Gambar 2. Mekanisme Molekuler Aktivasi EPO in the neuron, vascular, and retinous tissue develop the use of EPO for the neurology, cardiology and opthalmology Reseptor EPO2 Gambar 3. Skema yang menggambarkan bagian intraseluler reseptor EPO dan berbagai tempat area. This should be followed with the understanding of the patophysiology of EPO effect in the various organs. In 1990. ”berlabuh” protein petanda untuk komunikasi intrasel2 Gambar 1. Faktor pertumbuhan yang mempengaruhi the rHuEPO is used to replace the blood transfusion as the blood doping. The various direct and indirect methods can eritropoesis dari sel induk pluripoten menjadi eritrosit matur2 Pengikatan EPO pada reseptor EPO mengubah struktur detect the missuse of rHuEPO as doping in the world sport events. Key words: EPO, rHuEPO PENDAHULUAN konformasional reseptor EPO dengan suatu mekanisme self dimerization . JAK2 kinase berhubungan dengan Eritropoitin (EPO) merupakan regulator humoral eritropoesis yang lineage specific. Produksi eritropoitin dalam tubuh reseptor EPO pada daerah transmembran. Proses dimerisasi ini diperlukan untuk tahap aktivasi JAK2 kinase bergantung pada tekanan oksigen jaringan dan dimodulasi oleh suatu mekanisme umpan balik positif maupun negatif. selanjutnya (No. 1, Gambar 2). Karena adanya proses dimerisasi ini, dua molekul JAK2 kinase yang terletak Pada tekanan oksigen yang rendah, produksi meningkat yang akan menimbulkan peningkatan produksi eritrosit di transmembran sebelumnya belum berhubungan menjadi berdekatan dan teraktivasi oleh proses transfosforilasi. (No. sumsum tulang. Peningkatan suplai oksigen menuju jaringan akan menyebabkan penurunan produksi EPO. Sedikit 2, Gambar 2). Mekanisme selanjutnya adalah proses fosforilasi dari asam amino tirosin pada reseptor EPO. Setelah penurunan produksi EPO akan menimbulkan anemia. Satu contoh yang klasik dari anemia ini adalah anemia pada gagal EPO mengaktivasi reseptor, 8 molekul asam amino tirosin yang terletak pada daerah sitoplasma reseptor EPO ginjal terminal. Penggunaan recombinant human EPO (rHuEPO) pada keadaan ini telah dikenal secara luas dan terfosforilasi (No. 3, 4, Gambar 2). Adanya Eritropoitin Fisiologi, Aspek Klinik, dan Laboratorik - Notopoero 29 memiliki dampak dramatik pada peningkatan kualitas hidup penderita penyakit ginjal. Dengan meluasnya penggunaan fosforilasi asam amino tirosin ini menyebabkan tersedianya suatu tempat “berlabuh” untuk molekul SH-2 (Src EPO pada berbagai kondisi klinik dan dimulainya pendekatan terapi yang baru dengan EPO, diperlukan suatu homology-2) yang akan digunakan dalam proses komunikasi intraseluler selanjutnya. (No 5, Gambar 2).1,2 Proses pemahaman tentang fisiologi dan patofisiologi hormon ini.1 Produksi EPO Sel yang mengandung EPO mRNA terletak di komunikasi intraseluler terjadi setelah proses aktivasi reseptor EPO. Sejumlah jalur lalu lintas komunikasi intrasel peritubular (interstisial dan endotelial) pada ginjal tikus yang anemik. Fisher2 dengan menggunakan teknik yang sama (pathway) terlibat dalam tahap ini. Jalur Ras/MAP kinase akan teraktivasi dan menghasilkan proliferasi sel. EPO juga juga melaporkan tingginya kadar EPO mRNA di sel peritubular (interstisial) ginjal kera yang mengalami hipoksia. EPO akan mengaktifkan jalur komunikasi intrasel STAT1, STAT3, STAT5A, dan STAT5B, terutama pada jalur yang mRNA di sel tubulus dengan menggunakan RT-PCR ( Reverse Transcriptase - Polymerase Chain Reaction ) pada diinduksi sitokin.2,5 Regulasi Ekspresi Gen EPO Gen EPO manusia terletak pada kromosom 7 (7pter-q22). Gen EPO microdissected isolated nephron segment (yang terdiri dari bagian ascending loop of Henle di medula, bagian proksimal ini mengandung 5 ekson dan 4 intron.2,6 Model regulasi yang oxygen dependent dari faktor transkripsi HIF (hypoxialoop of Henle, bagian ascending loop of Henle di korteks, bagian medula dan korteks ductus colligentes).2,3 Faktor yang inducible factor) yang melibatkan mekanisme hidroksilasi molekul asam amino prolin spesifik.2,4 Ketersediaan Berperan dalam Regulasi Eritropoesis Produksi eritrosit (eritropoesis) diatur oleh beberapa sitokin. Faktor pertumbuhan oksigen akan menentukan laju hidroksilasi asam amino prolin dalam molekul HIF1. Hidroksilasi prolin tersebut yang dikenal terlibat dalam eritropoesis yaitu granulocyte colonystimulating factor (G-CSF), interleukin (IL)-6, stem cell diperlukan dalam interaksi molekul HIF-1 dengan protein VHL (Von Hipple-Lindau). Interaksi molekul HIF-1 dengan factor (SCF), IL-1, IL-3, IL-4, IL-9, IL-11, granulocytemacrophage (GM)-CSF, insulin growth factor -1 (IGF-1) dan EPO. protein VHL akan membentuk suatu kompleks E3 ubiquitin-protein ligase. Adanya ubiquinasi molekul HIF-1 akan EPO berperan pada tahap lanjut perkembangan sel progenitor eritroid. EPO terutama merangsang colony forming unit menyebabkan terjadinya degradasi kompleks protein tersebut oleh proteosome 26s. Dalam kondisi hipoksia (kadar eritroid (CFU-E) untuk berproliferasi menjadi normoblas, retikulosit, dan eritrosit matur. Target primer EPO dalam oksigen dalam sel yang rendah) HIF-1 akan mengalami proses dimerisasi dengan HIF-1 . Heterodimer HIF1 akan sumsum tulang adalah CFU-E. EPO bersama dengan SCF, GM-CSF, IL-3, IL-4, IL-9, dan IGF-1 menyebabkan maturasi mengikat hypoxia response elements yang mengandung core recognition sequence 5’-RCGTG-3’ dan mengikat dan proliferasi dari tahap burst forming unit * Bagian Patologi Klinik FK. UNAIR/RSU Dr. Soetomo Surabaya 28 eritroid molekul koaktivator (Coact) yang akan menghasilkan peningkatan pembentukan transcription initiation complex dan (BFU-E) dan CFU-E menuju tahap normoblas dari perkembangan sel eritroid. Selanjutnya EPO berperan pada proses selanjutnya meningkatkan sintesis EPO mRNA. Peningkatan sintesis EPO mRNA akan menghasilkan produksi EPO apoptosis yaitu menurunkan laju kematian sel progenitor eritroid dalam sumsum tulang. SCF, IL-1, IL-3, IL-6, dan IL-11 fisiologis yang merupakan respon terhadap keadaan hipoksia.2,7 EPO Endogen EPO manusia sebagian besar memberikan rangsang yang menyebabkan diferensiasi sel induk pluripoten menjadi sel induk mieloid dan CFU disintesis di sel peritubulus ginjal dan sebagian kecil di hati. Gen EPO manusia terletak pada kromosom 7pterq22, granulosit , eritroid , monosit , dan megakariosit (GEMM). Kemudian CFU-GEMM berkembang menjadi CFU yang mengandung 5 ekson dan 4 intron. Gen ini memproduksi sebuah polipeptida setelah proses transkripsi yang spesifik untuk granulosit, eritroid, monosit, megakariosit, makrofag, dan eosinofil.2,4 Reseptor EPO EPO mengikat mengandung 193 asam amino. Dalam proses modifikasi setelah translasi, polipeptida ini mengalami proses glikosilasi reseptor permukaan sel progenitor eritroid untuk mengatur proliferasi sel eritroid sumsum tulang untuk berproliferasi, pada 3 ikatan nitrogen (N-glikosilasi) dan 1 ikatan oksigen (Oglikosilasi). Selanjutnya akan terjadi pembentukan ikatan diferensiasi, dan bertahan hidup. Jumlah reseptor EPO pada permukaan sel kurang dari 1000 reseptor/sel. Reseptor dusulfida bersamaan dengan pelepasan 27 urutan asam amino hidrofobik sekretorik. Pada saat memasuki aliran EPO terutama di ekspresikan oleh sel eritroid pada tahap antara CFU-E dan tahap pronormoblas. Sejumlah kecil darah, asam amino arginin dari rantai ujung karboksil memisahkan diri sehingga total jumlah asam aminonya adalah reseptor EPO diekspresikan oleh BFU-E dan adanya respon yang lemah terhadap EPO ditunjukkan oleh sel pada tahap 165 asam amino. Struktur primer EPO matang mengandung 165 asam amino. Protein EPO berbentuk seutas rantai ini. Jumlah reseptor terbanyak didapatkan pada CFUE dan pronormoblas. Jumlah reseptor EPO per sel menurun polipeptida dengan 2 ikatan sulfida intramolekul dan 4 rantai polisakarida bebas yang terikat pada asam amino yang bertahap selama diferensiasi sel eritroid dan beberapa penelitian melaporkan bahwa retikulosit dan eritrosit matur tidak spesifik. Rantai polipeptida yang memberikan 40% berat molekul EPO, berperan penting dalam fungsi hormonal mengandung reseptor EPO.1 Reseptor EPO diekspresikan sebagai suatu protein dengan berat molekul antara 66–78 EPO. Pada rantai polisakarida tersebut juga terikat asam sialat yang merupakan petanda biologi hormon EPO. kD. Reseptor EPO berbentuk suatu dimer yang preformed . Gambar 2. Mekanisme Molekuler Aktivasi Reseptor EPO2 Petanda ini berfungsi menjaga agar EPO tidak didegradasi oleh hati sebelum mencapai sel target. Hormon EPO yang Gambar 3. Skema yang menggambarkan bagian intraseluler reseptor EPO dan berbagai tempat ”berlabuh” protein diproduksi akan menuju sel induk eritrosit dalam sumsum tulang. EPO lebih berperan pada tahap CFUE dan petanda untuk komunikasi intrasel2 Gambar 1. Faktor pertumbuhan yang mempengaruhi eritropoesis dari sel induk pronormoblas yang lebih dekat dengan eritrosit matur daripada tahap BFU-E.8,9 Recombinant (rHuEPO) Human pluripoten menjadi eritrosit matur2 Pengikatan EPO pada reseptor EPO mengubah struktur konformasional reseptor Erythropoietin Produksi EPO dengan derajat kemurnian tinggi dapat terlaksana karena perkembangan teknik EPO dengan suatu mekanisme self dimerization . JAK2 kinase berhubungan dengan reseptor EPO pada daerah rekayasa genetika. Penggunaan EPO endogen untuk tujuan terapi tidak dimungkinkan karena hormon EPO terdapat transmembran. Proses dimerisasi ini diperlukan untuk tahap aktivasi JAK2 kinase selanjutnya (No. 1, Gambar 2). Karena pada tubuh manusia dengan konsentrasi rendah. Dalam perkembangan pembuatan rHuEPO, Gambar 4. Pengaturan adanya proses dimerisasi ini, dua molekul JAK2 kinase yang terletak transmembran sebelumnya belum berhubungan (Regulasi) Penanda (Ekspresi) HIF-1 oleh kadar oksigen sel 2 30 Indonesian Journal of Clinical Pathology and menjadi berdekatan dan teraktivasi oleh proses transfosforilasi. (No. 2, Gambar 2). Mekanisme selanjutnya adalah Medical Laboratory, Vol. 14, No. 1, November 2007: 28-36 Pemakaian (aplikasi) Klinik Penggunaan EPO EPO proses fosforilasi dari asam amino tirosin pada reseptor EPO. Setelah EPO mengaktivasi reseptor, 8 molekul asam berperan baik sebagai faktor ketahanan hidup (survival factor) dan faktor mitogen. Pada sel progenitor eritroid amino tirosin yang terletak pada daerah sitoplasma reseptor EPO terfosforilasi (No. 3, 4, Gambar 2). Adanya Eritropoitin manusia dengan reseptor EPO yang banyak, yaitu CFU-E dan proeritroblas, EPO berperan sebagai faktor ketahanan Fisiologi, Aspek Klinik, dan Laboratorik - Notopoero 29 fosforilasi asam amino tirosin ini menyebabkan tersedianya suatu hidup. Model eritropoesis yang didasarkan pada mekanisme hambatan kematian sel yang terprogram oleh EPO tempat “berlabuh” untuk molekul SH-2 (Src homology-2) yang akan digunakan dalam proses komunikasi intraseluler dalam populasi sel progenitor eritroid. Progenitor eritroid tingkat lanjut (CFU-E dan proeritroblas) bergantung pada selanjutnya. (No 5, Gambar 2).1,2 Proses komunikasi intraseluler terjadi setelah proses aktivasi reseptor EPO. Sejumlah adanya EPO secara terus-menerus untuk menekan pengguguran (apoptosis) dan bersifat berbeda bagian jalur lalu lintas komunikasi intrasel (pathway) terlibat dalam tahap ini. Jalur Ras/MAP kinase akan teraktivasi dan (heterogen) sesuai dengan kepekaannya terhadap EPO.9 Dalam kondisi normal (Gambar A), hanya 1 bagian menghasilkan proliferasi sel. EPO juga akan mengaktifkan jalur komunikasi intrasel STAT1, STAT3, STAT5A, dan progenitor eritroid tingkat lanjut yang membutuhkan sedikit EPO dapat bertahan hidup dan menghasilkan prekursor STAT5B, terutama pada jalur yang diinduksi sitokin.2,5 Regulasi Ekspresi Gen EPO Gen EPO manusia terletak pada eritroid yang menghasilkan sejumlah normal eritrosit yang matur. Pada keadaan gagal ginjal terminal yang ditandai kromosom 7 (7pter-q22). Gen EPO ini mengandung 5 ekson dan 4 intron.2,6 Model regulasi yang oxygen dependent dengan adanya kegagalan produksi EPO, yaitu sejumlah besar (mayoritas) progenitor eritroid mengalami apoptosis dari faktor transkripsi HIF (hypoxia-inducible factor) yang melibatkan mekanisme hidroksilasi molekul asam amino prolin oleh karena rendahnya kadar EPO dalam sumsum tulang. Hanya sebuah subpopulasi progenitor yang sangat sensitif spesifik.2,4 Ketersediaan oksigen akan menentukan laju hidroksilasi asam amino prolin dalam molekul HIF1. terhadap EPO dan hanya membutuhkan kadar EPO dengan pada kadar yang sangat rendah dapat bertahan hidup. Hidroksilasi prolin tersebut diperlukan dalam interaksi molekul HIF-1 dengan protein VHL (Von Hipple-Lindau). Interaksi Pemberian rHuEPO menyebabkan suatu peningkatan aktivitas eritropoesis dengan jalan menghambat proses molekul HIF-1 dengan protein VHL akan membentuk suatu kompleks E3 ubiquitin-protein ligase. Adanya ubiquinasi apoptosis dari sejumlah besar progenitor eritroid tingkat lanjut yang memiliki sensitivitas intermediet (Gambar B). molekul HIF-1 akan menyebabkan terjadinya degradasi kompleks protein tersebut oleh proteosome 26s. Dalam kondisi Pada keadaan anemia karena hemolisis atau kehilangan darah akut, produksi EPO endogen dari ginjal meningkat hipoksia (kadar oksigen dalam sel yang rendah) HIF-1 akan mengalami proses dimerisasi dengan HIF-1 . Heterodimer beberapa kali lipat yang menyebabkan tingginya kadar EPO dalam sumsum tulang. Hampir semua progenitor HIF1 akan mengikat hypoxia response elements yang mengandung core recognition sequence 5’-RCGTG-3’ dan eritroid, dapat bertahan hidup. Keadaan ini menyebabkan peningkatan eritropoesis secara maksimal. Pemberian mengikat molekul koaktivator (Coact) yang akan menghasilkan peningkatan pembentukan transcription initiation rHuEPO tidak diperlukan untuk meningkatkan eritropoesis lebih lanjut. (Gambar C).9,11 Gambar 5. Bangun pratama complex dan selanjutnya meningkatkan sintesis EPO mRNA. Peningkatan sintesis EPO mRNA akan menghasilkan (Struktur Primer) EPO Endogen10 Gambar 6. Unit fungsional N-Glikosilasi pada EPO 10 beberapa peneliti produksi EPO fisiologis yang merupakan respon terhadap keadaan hipoksia.2,7 EPO Endogen EPO manusia sebagian melaporkan bahwa proses Nglikosilasi memberikan kemampuan biologi rHuEPO. Adanya peningkatan jumlah Nbesar disintesis di sel peritubulus ginjal dan sebagian kecil di hati. Gen EPO manusia terletak pada kromosom 7pterq22, glikosilasi akan meningkatkan aktivitas biologi rHuEPO. Pada saat ini telah dikenal adanya rHuEPO yang mengandung 5 ekson dan 4 intron. Gen ini memproduksi sebuah polipeptida setelah proses transkripsi yang ”hiperglikosilasi” yang dikenal sebagai NESP ( Novel Erythropoiesis Stimulating Protein - Darbopoietin) yang memiliki mengandung 193 asam amino. Dalam proses modifikasi setelah translasi, polipeptida ini mengalami proses glikosilasi waktu paruh 3× lipat dan aktivitas yang lebih tinggi daripada rHuEPO ”biasa”.10 Gambar 7. Berbagai keadaan pada 3 ikatan nitrogen (N-glikosilasi) dan 1 ikatan oksigen (Oglikosilasi). Selanjutnya akan terjadi pembentukan ikatan eritropoesis pada variasi produksi EPO9 Eritropoitin Fisiologi, Aspek Klinik, dan Laboratorik - Notopoero 31 METODE dusulfida bersamaan dengan pelepasan 27 urutan asam amino hidrofobik sekretorik. Pada saat memasuki aliran darah, Pemeriksaan laboratorium terhadap produksi EPO endogen sudah menjadi prosedur diagnostik rutin seiring dengan asam amino arginin dari rantai ujung karboksil memisahkan diri sehingga total jumlah asam aminonya adalah 165 asam tersedianya berbagai macam imunoasai komersial untuk EPO serum. Kadar EPO serum pada individu normal amino. Struktur primer EPO matang mengandung 165 asam amino. Protein EPO berbentuk seutas rantai polipeptida berkisar antara 5–30 mU/mL. Penelitian dengan menggunakan berbagai macam metode imunoasai menunjukkan dengan 2 ikatan sulfida intramolekul dan 4 rantai polisakarida bebas yang terikat pada asam amino yang spesifik. Rantai adanya rentang yang luas kadar EPO di antara orang normal. Pemeriksaan EPO dapat dilakukan dengan imunoasai polipeptida yang memberikan 40% berat molekul EPO, berperan penting dalam fungsi hormonal EPO. Pada rantai metode RIA, metode EIA yaitu double antibody sandwich ELISA dan ELISA kompetitif, dan metode polisakarida tersebut juga terikat asam sialat yang merupakan petanda biologi hormon EPO. Petanda ini berfungsi chemiluminesence.2,3 Imunoasai Metode RIA Metode chemiluminesence Imunoasai luminesens (LIA) memiliki menjaga agar EPO tidak didegradasi oleh hati sebelum mencapai sel target. Hormon EPO yang diproduksi akan menuju perinsip dasar yang hampir sama dengan imunoasai fluoresens (IFA). Bila pada IFA dipakai cat fluoresens sebagai sel induk eritrosit dalam sumsum tulang. EPO lebih berperan pada tahap CFUE dan pronormoblas yang lebih dekat label untuk antigen atau antibodi, maka pada LIA dipakai bahan luminesens sebagai label.12 Metode RIA dilaporkan dengan eritrosit matur daripada tahap BFU-E.8,9 Recombinant (rHuEPO) Human Erythropoietin Produksi EPO dengan memiliki koefisien variasi (CV) 2–5% pada kadar EPO 40–150 mU/mL. Pada kadar EPO yang rendah yaitu 10–15 derajat kemurnian tinggi dapat terlaksana karena perkembangan teknik rekayasa genetika. Penggunaan EPO endogen mU/mL, metode RIA memiliki CV lebih dari 10%. Metode EIA dilaporkan memiliki presisi yang baik pada kadar EPO untuk tujuan terapi tidak dimungkinkan karena hormon EPO terdapat pada tubuh manusia dengan konsentrasi rendah. 10–54 mU/mL dengan CV 5–7%. Metode EIA memiliki daya lacak yang lebih baik. Metode EIA dapat Dalam perkembangan pembuatan rHuEPO, Gambar 4. Pengaturan (Regulasi) Penanda (Ekspresi) HIF-1 oleh kadar mendeteksi EPO pada kadar yang lebih rendah (0,4–0,8 mU/mL) dibandingkan dengan metode RIA (2,3–3,6 oksigen sel 2 30 Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, Vol. 14, No. 1, November 2007: 28-36 mU/mL). 13,14 Kadar EPO serum harus dievaluasi sehubungan dengan derajat anemia dan setiap laboratorium Pemakaian (aplikasi) Klinik Penggunaan EPO EPO berperan baik sebagai faktor ketahanan hidup (survival factor) dan harus menentukan regresi eksponensial EPO serum terhadap hematokrit atau hemoglobin (Hb) pada populasi faktor mitogen. Pada sel progenitor eritroid manusia dengan reseptor EPO yang banyak, yaitu CFU-E dan proeritroblas,

RECOMMENDED 140106 workshopimmk aktuell (/business/140106-workshopimmk-aktuell.html)

140106 corporate presentation rotary PharmAccess (/health-medicine/140106-corporatepresentation-rotary.html)

T.O.P Vol. 1 (PDF) Starring YH: Young Hustlaz (Young Gully, Young D, A.B, Lil Chris) (/documents/top-vol-1-pdf.html)

Property-Cases Vol 4 (PDF) CASE 1 Republic of the Philippines SUPREME COURT Manila SECOND DIVISION G.R. No. L-44546 January 29, 1988 RUSTICO ADILLE, (/documents/property-cases-vol-4-pdf.html) petitioner, vs. THE HONORABLE COURT OF APPEALS,… PDF Vol. 13-02-06 TELAAH PUSTAKA GEJALA RUBELA BAWAAN (KONGENITAL) BERDASARKAN PEMERIKSAAN SEROLOGIS DAN RNA (/documents/pdf-vol-13-02-06.html) VIRUS (Congenital Rubella Syndrome Based on Serologic and RNA Virus Examination)… Property-Cases Vol 4 (PDF) CASE 1 Republic of the Philippines SUPREME COURT Manila SECOND DIVISION G.R. No. L-44546 January 29, 1988 RUSTICO ADILLE, (/documents/property-cases-vol-4-pdfpetitioner, vs. THE HONORABLE COURT OF APPEALS,… 55845f92752f1.html)

L'Illuminista Vol. 34-35 PDF L'Illuminista Vol. 34-35 PDF (/documents/lilluminista-vol-34-35-pdf.html)

Spaces Vol 4 .pdf (/documents/spaces-vol-4-pdf.html)

Fammi tua, vol. 3 PDF Fammi tua, vol. 3 PDF (/documents/fammi-tua-vol-3-pdf.html)

Gunslinger Girl Vol. 1-2 PDF Gunslinger Girl Vol. 1-2 PDF (/documents/gunslinger-girl-vol-1-2-pdf.html)

Rose Josephine Vol. 1-4 PDF Rose Josephine Vol. 1-4 PDF (/documents/rose-josephine-vol-1-4-pdf.html)

Fatalmente Sua - Vol. 4-6 PDF Fatalmente Sua - Vol. 4-6 PDF (/documents/fatalmente-sua-vol-4-6-pdf.html)

Acústica Medioambiental. Vol. I PDF Acústica Medioambiental. Vol. I PDF (/documents/acustica-medioambiental-vol-ipdf.html)

Antologia Sborror Vol 2 PDF Antologia Sborror Vol 2 PDF (/documents/antologia-sborror-vol-2-pdf.html)

140106 indicadores económicos. número 22. 06 01-2014 (/documents/140106-indicadores-economicosnumero-22-06-01-2014.html)

Arabic tutor (Full Vol. I-IV) combined pdf Arabic tutor By Moulānā Àbdus Sattār Khān (/education/arabic-tutor-full-vol-i-iv-combinedpdf.html)

Southern classics vol. i songbook pdf (/documents/southern-classics-vol-i-songbookpdf.html)

Le vol frelon ken follett pdf telecharger 1. Le Vol Frelon Ken Follett Pdf TéléchargerPour le prix ... cliquez ici! »Le Vol Frelon Ken Follett Pdf (/documents/le-vol-frelon-ken-follett-pdfTéléchargerLauteur déclare… telecharger.html)

130504029 Karl May Winnetou Vol I PDF 0 1 De cîte ori gîndul mă poartă la pieile-roşii, de atîtea ori îmi amintesc, fără să vreau, de Turcia. Oricît de ciudat, faptul are o justificare. (/documents/130504029-karl-may-winnetou-vol-iDeşi indianul… pdf.html)

Full PDF Vol 1 Issue 2 Interface A journal by and for social movements VOL 1 ISSUE 2: ‘CIVIL SOCIETY’ VS SOCIAL MOVEMENTS Interface: a journal (/documents/full-pdf-vol-1-issue-2.html) for and about social movements Volume 1 (2): i…

View more (https://dokument.tips/search/? q=PDF+Vol+14-01-06)

Subscribe to our Newsletter for latest news.

NEWLETTER

We built a platform for members to share documents and knowledge. And we are not related to any other website. (Our website list) (https://docslide.us/about.html)

About

(/about.html) Terms

(/info/dmca.html) Contact STARTUP - SHARE TO SUCCESS

(https://www.facebook.com/docslide.net)

(/info/terms.html) DMCA

(/contacts.html)

(https://twitter.com/docslide_net)

(https://www.google.com/+DocslideNet)

Smile Life

When life gives you a hundred reasons to cry, show life that you have a thousand reasons to smile

Get in touch

© Copyright 2015 - 2024 PDFFOX.COM - All rights reserved.