Speech Delay Rev - Documents - docslide.us [PDF]

Oct 23, 2015 - ... bicara adalah kemampuan anak untuk berkomunikasi dengan bahasa oral (mulut) yang membutuhkan kombinas

4 downloads 14 Views 125KB Size

Recommend Stories


Mineral Batuan PDF - Documents [PDF]
Jul 24, 2015 - Mineral Batuan Pdf Macam-Macam Mineral & Batuan Batuan adalah semua bahan penyusun kerak bumi dan biasanya berupa agregat mineral-mineral yang telah mengeras, (Kosmono). Batuan menurut genesanya (asal batuan) dibagi menjadi batuan beku

Spell - Documents - docslide.com.br [PDF]
Aug 5, 2015 - ... psico-físicas psicólogo psicólogos psicópata psicoanálisis psicoanalítico psicoanalista psicodélico psicofísica psicolingüística psicolingüísticas psicológica psicológico psicológico,ca psicológicos psicología psico

Asty wahyu - Documents [PDF]
Apr 12, 2017 - 100406033 - WAHYU ARDHININGTIKA (1).pdf. SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR ROMAWI SEBELUM REVOLUSI INDUSTRI MAKALAH Disusun Oleh : WAHYU ARDHININGTIKA NIM. 100406033 UNIVERSITAS SUMATRA UTARA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN…

Court documents [PDF]
May 11, 2011 - Acs Support. Case 601127993 Rosales Mathew. P O Box 24017. Fresno, CA 93779-4017. Acs Support. Case No 458431647. Miller Vincent. Bensalem, PA 19020-0057. Action Bolt and Supply Inc. 1623 Cedar Line Drive. Rock Hill, SC 29732. Action C

New Customer Documents (PDF)
I cannot do all the good that the world needs, but the world needs all the good that I can do. Jana

soal A001 - Documents [PDF]
Jun 29, 2015 - A. JAWABLAH SOAL-SOAL BERIKUT DENGAN SINGKAT DAN BENAR 1. Siapakah Khalifah Islam yang pertama? 2. 3. 4. 5. 6. 7. lafadz bergaris bawah mempunyai hukum bacaan«« Secara historis, manusia adalah anak turun dari Nabi Adam AS. Karena itu

572 (1) - Documents [PDF]
Jul 11, 2015 - Agar siswa dapat menjadi seorang yang literasi sains dan memiliki sikap ilmiah, siswa harus memiliki keterampilan berpikir kritis. Di lain .... Solusi masalah Diskusi Kelas Pertanyaan Socratik Keterampilan berpikir kritis siswa 154 Jur

Compiled - Documents - documents.tips [PDF]
Membuat format proposal dan surat bagi departemen yang membutuhkan serta laporan pertanggungjawaban kegiatan 30 KORPS MAHASISWA HUBUNGAN ..... dari tiap-tiap departemen, divisi, BSO, sekretaris, bendahara, MPM, serta program-program dari beberapa kep

Dapus Albumin - Documents [PDF]
Sep 17, 2015 - Skripsi (tidak dipublikasikan). Surakarta: UMS. Oxorn. 2003. Patologi dan Fisiologi Persalinan, Essentia Medika. Perdanakusuma. 2007. Course Book. One Day Interactive Course. Evidence-Based Wound Care Management From Evidence To Therap

Creating Accessible PDF documents
Pretending to not be afraid is as good as actually not being afraid. David Letterman

Idea Transcript


(https://docslide.us/register.html)

(https://docslide.us/)

HOME (HTTPS://DOCSLIDE.US/) LEADERSHIP (HTTPS://DOCSLIDE.US/CATEGORY/LEADERSHIP-MANAGEMENT.HTML) TECHNOLOGY (HTTPS://DOCSLIDE.US/CATEGORY/TECHNOLOGY.HTML) EDUCATION (HTTPS://DOCSLIDE.US/CATEGORY/EDUCATION.HTML) MORE TOPICS (HTTPS://DOCSLIDE.US/CATEGORY.HTML)

Home (https://docslide.us/) / Documents (https://docslide.us/category/documents.html) / Speech Delay Rev (https://docslide.us/documents/speech-delay-rev.html)

Speech Delay Rev Category

View

Download

Posted on

REPORT (HTTPS://DOCSLIDE.US/REPORT-COPYRIGHT/SPEECH-DELAY-REV/55CF9A02550346D033A01B41) Documents (https://docslide.us/category/documents.html) 14 0 23-OCT-2015

Please download to view (https://docslide.us/download/link/speech-delay-rev) BAB I PENDAHULUAN Bahasa merupakan simbolisasi dari pikiran berupa kode yang telah kita pelajari; atau suatu sistem yang telah disepakati yang memungkinkan kita untuk mengkomunikasikan ide-ide serta mengekspresikan keinginan dan kebutuhan kita. Membaca, menulis, gerakan tubuh, dan berbicara adalah semua bentuk dari bahasa. Bahasa terbagi

RECOMMENDED

menjadi dua bagian besar, yaitu bahasa reseptif: memahami apa yang tertulis atau apa yang dikatakan, dan bahasa ekspresif: kemampuan untuk berbicara dan menulis.1 Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak. Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistem lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, sensori motor, psikologis, emosi, dan lingkungan di sekitar anak. Seorang anak tidak akan mampu berbicara tanpa dukungan dari lingkungannya. Mereka harus mendengar pembicaran yang berkaitan dengan

(https://docslide.us/documents/delay-speechedit.html)

Delay Speech Edit (https://docslide.us/documents/delayspeech-edit.html)

kehidupannya sehari-hari maupun pengetahuan tentang dunia. Mereka harus belajar mengekspresikan dirinya, membagi

Documents

pengalamannya dengan orang lain dan mengemukakan keinginannya.1 Gangguan bicara dan bahasa dialami oleh 8% anak

(https://docslide.us/category/documents.html)

usia prasekolah. Hampir sebanyak 20% dari anak berumur 2 tahun mempunyai gangguan keterlambatan bicara. Keterlambatan bicara paling sering terjadi pada usia 3-16 tahun. Studi Cochrane terakhir telah melaporkan data

(https://docslide.us/documents/autism-speechdelay-what-are-the-signs-of-speech-delay.html)

perkembangan berbahasa di Indonesia belum pernah diteliti secara luas. Kendalanya dalam menentukan kriteria

Autism speech delay what are the signs of speech delay (https://docslide.us/documents/autismspeech-delay-what-are-the-signs-ofspeech-delay.html)

keterlambatan perkembangan berbahasa. Data di Departemen Rehabilitasi Medik RSCM tahun 2006, dari 1125 jumlah

Documents

keterlambatan bicara, bahasa dan gabungan keduanya pada anak usia prasekolah dan usia sekolah. Prevalensi keterlambatan perkembangan bahasa dan bicara pada anak usia 2 sampai 4,5 tahun adalah 5-8%, prevalensi keterlambatan bahasa adalah 2,3-19%. Sebagian besar studi melaporkan prevalensi dari 40% sampai 60%.2 Prevalensi keterlambatan

kunjungan pasien anak terdapat 10,13% anak terdiagnosis keterlambatan bicara dan bahasa. Penelitian Wahjuni tahun 1998 di salah satu kelurahan di Jakarta Pusat menemukan prevalensi keterlambatan bahasa sebesar 9,3% dari 214 anak yang berusia bawah tiga tahun.2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 FISIOLOGI II.1.1 Fisiologi Bicara Menurut beberapa ahli

(https://docslide.us/category/documents.html) (https://docslide.us/education/speechdevelopment-delay-and-other-problems.html)

korteks serebri, pusat respirasi di dalam batang otak dan struktur artikulasi, resonansi dari mulut serta rongga hidung.

Speech development- Delay and other problems (https://docslide.us/education/speechdevelopment-delay-and-otherproblems.html)

Terdapat 2 hal proses terjadinya bicara, yaitu proses sensoris dan motoris. Aspek sensoris meliputi pendengaran,

Education

komunikasi, bicara adalah kemampuan anak untuk berkomunikasi dengan bahasa oral (mulut) yang membutuhkan kombinasi yang serasi dari sistem neuromuskular untuk mengeluarkan fonasi dan artikulasi suara. Proses bicara melibatkan beberapa sistem dan fungsi tubuh, melibatkan sistem pernapasan, pusat khusus pengatur bicara di otak dalam

penglihatan, dan rasa raba berfungsi untuk memahami apa yang didengar, dilihat dan dirasa. Aspek motorik yaitu mengatur laring, alat-alat untuk artikulasi, tindakan artikulasi dan laring yang bertanggung jawab untuk pengeluaran suara.3 Di dalam otak terdapat 3 pusat yang mengatur mekanisme berbahasa, dua pusat bersifat reseptif yang mengurus penangkapan bahasa lisan dan tulisan serta satu pusat lainnya bersifat ekspresif yang mengurus pelaksanaan bahsa lisan dan tulisan. Ketiganya berada di hemisfer dominan dari otak atau sistem susunan saraf pusat. Kedua pusat bahasa reseptif tersebut adalah area 41 dan 42 disebut area wernick, merupakan pusat persepsi auditoro-leksik yaitu mengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang berkaitan dengan bahasa lisan (verbal). Area 39 broadman adalah pusat persepsi visuoleksik yang mengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang bersangkutan dengan bahasa tulis. Sedangkan area Broca adalah pusat bahasa ekspresif. Ketiga pusat tersebut berhubungan satu sama lain melalui serabut asosiasi.3 II.1.2 Fisiologi Pendengaran Saat mendengar pembicaraan maka getaran udara yang ditimbulkan akan masuk melalui lubang

(https://docslide.us/category/education.html) (https://docslide.us/documents/delay.html)

Delay (https://docslide.us/documents/delay.html) Documents

(https://docslide.us/category/documents.html) (https://docslide.us/documents/delay55f458f5cf841.html)

Delay (https://docslide.us/documents/delay55f458f5cf841.html)

telinga luar kemudian menimbulkan getaran pada membrane timpani. Dari sini rangsangan diteruskan oleh ketiga tulang

Documents

kecil dalam telinga tengah ke telinga bagian dalam. Di telinga bagian dalam terdapat reseptor sensoris untuk pendengaran

(https://docslide.us/category/documents.html)

yang disebut Coclea. Saat gelombang suara mencapai coclea maka impuls ini diteruskan oleh saraf VIII ke area pendengaran primer di otak diteruskan ke area wernick. Kemudian jawaban diformulasikan dan disalurkan dalam bentuk artikulasi, diteruskan ke area motorik di otak yang mengontrol gerakan bicara.3,4 Selanjutnya proses bicara dihasilkan oleh getaran vibrasi dari pita suara yang dibantu oleh aliran udara dari paru-paru, sedangkan bunyi dibentuk oleh gerakan bibir, lidah dan palatum (langit-langit). Jadi untuk proses bicara diperlukan koordinasi sistem saraf motoris dan sensoris dimana organ pendengaran sangat penting.3,4 Gambar 1. Sistem auditori periferal terbahagi tiga, yaitu: telinga luar (biru), telinga

(https://docslide.us/documents/delay55f7b25932c60.html)

Delay (https://docslide.us/documents/delay55f7b25932c60.html) Documents

(https://docslide.us/category/documents.html)

tengah (hijau) dan telinga dalam (merah). Dikutip dari kepustakaan 4. Proses reseptif â Proses dekode Segera saat rangsangan auditori diterima, formasi retikulum pada batang otak akan menyusun tonus untuk otak dan menentukan modalitas dan rangsang mana yang akan diterima otak. Rangsang tersebut ditangkap oleh talamus dan selanjutnya

(https://docslide.us/documents/delay55fb2440124da.html)

dari sisi telinga yang berlawanan.3,4 Girus dan area asosiasi auditori akan memilah informasi bermakna yang masuk.

Delay (https://docslide.us/documents/delay55fb2440124da.html)

Selanjutnya masukan linguistik yang sudah dikode, dikirim ke lobus temporal kiri untuk diproses. Sementara masukan

Documents

diteruskan ke area korteks auditori pada girus Heschls, dimana sebagian besar signal yang diterima oleh girus ini berasal

paralinguistik berupa intonasi, tekanan, irama dan kecepatan masuk ke lobus temporal kanan. Analisa linguistik dilakukan pada area Wernicke di lobus temporal kiri. Girus angular dan supramarginal membantu proses integrasi informasi visual, auditori dan raba serta perwakilan linguistik. Proses dekode dimulai dengan dekode fonologi berupa penerimaan unit suara melalui telinga, dilanjutkan dengan dekode gramatika. Proses berakhir pada dekode semantik dengan pemahaman konsep atau ide yang disampaikan lewat pengkodean tersebut.4 Proses ekspresif â Proses encode Proses produksi berlokasi pada

(https://docslide.us/category/documents.html) (https://docslide.us/documents/delay5614303b5f871.html)

Delay (https://docslide.us/documents/delay5614303b5f871.html)

area yang sama pada otak. Struktur untuk pesan yang masuk ini diatur pada area Wernicke, pesan diteruskan melalui

Documents

fasikulus arkuatum ke area Broca untuk penguraian dan koordinasi verbalisasi pesan tersebut. Signal kemudian melewati

(https://docslide.us/category/documents.html)

korteks motorik yang mengaktifkan otot-otot respirasi, fonasi, resonansi dan artikulasi. Ini merupakan proses aktif pemilihan lambang dan formulasi pesan. Proses enkode dimulai dengan enkode semantik yang dilanjutkan dengan enkode gramatika dan berakhir pada enkode fonologi. Keseluruhan proses enkode ini terjadi di otak/pusat pembicara.3,5 Di antara proses dekode dan enkode terdapat proses transmisi, yaitu pemindahan atau penyampaian kode atau disebut kode bahasa. Transmisi ini terjadi antara mulut pembicara dan telinga pendengar. Proses decode-encode diatas disimpulkan sebagai proses komunikasi. Dalam proses perkembangan bahasa, kemampuan menggunakan bahasa reseptif dan ekspresif harus

(https://docslide.us/education/week-1-effectivespeech-rev-9-14.html)

Week 1 Effective Speech rev 9 14 (https://docslide.us/education/week-1effective-speech-rev-9-14.html) Education

(https://docslide.us/category/education.html)

berkembang dengan baik.3,4 BAB III Perkembangan Berbicara dan Bahasa Normal Gambar 2: Normal Languange Milestones. Dikutip dari kepustakaan 1 a. Di bawah 12 bulan Penting pada anak-anak usia ini untuk diobservasi bahwa mereka menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan lingkungan mereka. Tertawa dan mengoceh adalah fase awal

(https://docslide.us/documents/rev-01-speechprak-2-matlab.html)

suara, menggabungkan kata-kata dengan nada yang berbeda, dan mengucapka kata-kata seperti âmamaâ dan âdadaâ

Rev 01 Speech Prak 2 Matlab (https://docslide.us/documents/rev-01speech-prak-2-matlab.html)

(tanpa mengetahui makna dari kata-kata tersebut). Sebelum usia 12 bulan, anak-anak seharusnya sudah peka terhadap

Documents

dari perkembangan berbicara. Seiring dengan pertambahan usia bayi (sekitar usia 9 bulan), mereka mulai merangkai suara-

suara. Bayi yang pandangannya fokus sekali tetapi tidak bereaksi terhadap suara mungkin memiliki gangguan pada pendengarannya.1,5 b. 12 sampai 15 bulan Anak pada usia ini pada normalnya harus mengoceh lebih banyak lagi dan sedikitnya mengeluarkan satu atau lebih kata yang bermakna (tidak termasuk âmamaâ dan âdadaâ). Kata benda biasanya muncul lebih awal seperti âbabyâ dan âballâ. Anak seharusnya juga mampu untuk memahami dan menuruti satu perintah (contoh, âtolong ambilkan mainanmu.â).5,6 c. 18 sampai 24 bulan Anak sudah memiliki sekitar 20 perbendaharaan kata pada usia 18 bulan dan 50 atau lebih kata-kata yang belum sempurna saat usia mereka mencapai 2 tahun. Ketika usia 2 tahun, anak-anak sudah belajar untuk mengombinasikan dua kata, seperti âadik nangisâ atau âayah besar.â Seorang anak

(https://docslide.us/category/documents.html) (https://docslide.us/documents/rev-01-speechprak-3-matlab.html)

Rev 01 Speech Prak 3 Matlab (https://docslide.us/documents/rev-01speech-prak-3-matlab.html) Documents

(https://docslide.us/category/documents.html)

yang berusia 2 tahun harus sudah mampu untuk melaksanakan dua buah perintah (seperti "tolong ambilkan mainanmu dan ambil gelasmuâ ).1,5,6 d. 2 sampai 3 tahun Pada usia ini anak akan mengalami perkembangan bahasa yang pesat dan perbendaharaan kata yang amat meningkat. Mereka sudah bisa menggabungkan tiga atau lebih kata-kata menjadi satu kalimat. Kemampuan anak dalam memahami bahasa juga meningkat pada usia 3 tahun. Mereka mulai memahami apa maksud dari âtaruh di meja ituâ atau âtaruh itu di bawah tempat tidur.â Anak juga sudah harus mulai bisa menyebutkan warna dan memahami konsep deskriptif (contonya membedakan besar dan kecil).5,6,7 II.2. Etiologi Penyebab gangguan bicara dan bahasa sangat banyak dan luas, semua gangguan mulai dari proses pendengaran, penerus impuls ke otak, otak, otot atau organ pembuat suara. Berikut ini adalah beberapa penyebab gangguan bicara. Gangguan bicara pada anak dapat disebabkan karena kelainan organik yang mengganggu beberapa sistem tubuh seperti otak, pendengaran dan fungsi motorik

(https://docslide.us/documents/rev-01-speechprak-5-matlab.html)

Rev 01 Speech Prak 5 Matlab (https://docslide.us/documents/rev-01speech-prak-5-matlab.html) Documents

(https://docslide.us/category/documents.html) (https://docslide.us/documents/rev-01-speechprak-1-matlab.html)

Penyimpangan ini biasanya merujuk ke otak kiri. Beberapa anak juga ditemukan penyimpangan belahan otak kanan, korpus

Rev 01 Speech Prak 1 Matlab (https://docslide.us/documents/rev-01speech-prak-1-matlab.html)

kalosum dan lintasan pendengaran yang saling berhubungan. Hal lain dapat juga di sebabkan karena diluar organ tubuh

Documents

lainnya. Beberapa penelitian menunjukkan penyebab ganguan bicara adalah adanya gangguan hemisfer dominan.

seperti lingkungan yang kurang mendapatkan stimulasi yang cukup atau pemakaian 2 bahasa. Namun bila penyebabnya karena lingkungan biasanya keterlambatan yang terjadi tidak terlalu berat. Adapun beberapa penyebab gangguan atau keterlambatan bicara adalah sebagai berikut:1 II.2.1 Gangguan Pendengaran. Anak yang mengalami gangguan pendengaran kurang mendengar pembicaraan disekitarnya. Gangguan pendengaran selalu harus difikirkan bila ada keterlambatan bicara. Terdapat beberapa penyebab gangguan pendengaran, bisa karena infeksi, trauma atau kelainan bawaan. Infeksi bisa terjadi bila mengalami infeksi yang berulang pada organ dalam sistem pendengaran. Kelainan bawaan biasanya karena kelainan genetik, infeksi ibu saat kehamilan, obat-obatan yang dikonsumsi ibu saat hamil, atau bila terdapat keluarga yang mempunyai riwayat ketulian. Gangguan pendengaran bisa juga saat bayi bila terjadi infeksi berat, infeksi otak, pemakaian obat-obatan tertentu atau kuning yang berat (hiperbilirubin). Pengobatan dengan pemasangan alat bantu dengar akan sangat membantu bila kelainan ini dideteksi sejak awal. Pada anak yang mengalami gangguan pendengaran tetapi kepandaian normal, perkembangan berbahasa sampai 6-9 bulan tampaknya normal dan tidak ada kemunduran. Kemudian menggumam akan hilang disusul hilangnya suara lain dan anak tampaknya sangat pendiam. Adanya kemunduran ini juga seringkali

(https://docslide.us/category/documents.html) (https://docslide.us/documents/evaluation-andmanagement-of-the-child-with-speech-delayjune-1999-american-academy-of-familyphysicians.html)

Evaluation and Management of the Child With Speech Delay - June 1999 - American Academy of Family Physicians (https://docslide.us/documents/evaluationand-management-of-the-child-withspeech-delay-june-1999-americanacademy-of-family-physicians.html) Documents

(https://docslide.us/category/documents.html)

dicurigai sebagai kelainan saraf degeneratif. 1,8 II.2.2. Kelainan Organ Bicara. Kelainan ini meliputi lidah pendek, kelainan bentuk gigi dan mandibula (rahang bawah), kelainan bibir sumbing (palatoschizis/cleft palate), deviasi septum nasi, adenoid atau kelainan laring. Pada lidah pendek terjadi kesulitan menjulurkan lidah sehingga kesulitan mengucapkan huruf âtâ, ânâ dan âlâ. Kelainan bentuk gigi dan mandibula mengakibatkan suara desah seperti âfâ, âvâ, âsâ, âzâ dan âthâ. Kelainan bibir sumbing bisa mengakibatkan penyimpangan resonansi berupa rinolaliaaperta, yaitu terjadi suara hidung pada huruf bertekanan tinggi seperti âsâ, âkâ, dan âgâ.1,8 II.2.3. Retardasi Mental Redartasi mental adalah kurangnya kepandaian seorang anak dibandingkan anak lain seusianya. Redartasi mental merupakan penyebab terbanyak dari gangguan bahasa. Pada kasus redartasi mental, keterlambatan berbahasa selalu disertai keterlambatan dalam bidang pemecahan masalah visuo-motor.8,9 II.2.4. Genetik Heriditer Dan Kelainan Kromosom Gangguan karena kelainan genetik yang menurun dari orang tua. Biasanya juga terjadi pada salah satu atau ke dua orang tua saat kecil. Biasanya keterlambatan. Menurut Mery GL anak yang lahir dengan kromosom 47 XXX terdapat keterlambatan bicara sebelum usia 2 tahun dan membutuhkan

(https://docslide.us/documents/screening-forspeech-and-language-delay-a-systematicreview-of-the-literature.html)

Screening for Speech and Language Delay a Systematic Review of the Literature (https://docslide.us/documents/screeningfor-speech-and-language-delay-asystematic-review-of-theliterature.html) Documents

(https://docslide.us/category/documents.html)

terapi bicara sebelum usia prasekolah. Sedangkan Bruce Bender berpendapat bahwa kromosom 47 XXY mengalami kelainan bicara ekpresif dan reseptif lebih berat dibandingkan kelainan kromosom 47 XXX.9 II.2.5. Kelainan Sentral (Otak) Gangguan berbahasa sentral adalah ketidak sanggupan untuk menggabungkan kemampuan pemecahan masalah dengan kemampuan berbahasa yang selalu lebih rendah. Ia sering menggunakan mimik untuk menyatakan kehendaknya seperti pada pantomim. Pada usia sekolah, terlihat dalam bentuk kesulitan belajar.8,9 II.2.6. Autisme Gangguan bicara dan bahasa yang berat dapat disebabkan karena autism. Autisme adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial.1,8,9 II.2.7. Mutism Selektif Mutisme selektif biasanya terlihat pada anak berumur 3-5 tahun, yang tidak mau bicara pada keadaan tertentu, misalnya di sekolah atau bila ada orang tertentu. Atau kadang-kadang ia hanya mau bicara pada orang tertentu, biasanya anak yang lebih tua. Keadaan ini lebih banyak dihubungkan dengan kelainan yang disebut sebagai neurosis atau gangguan motivasi. Keadaan ini juga ditemukan pada anak dengan gangguan komunikasi sentral dengan intelegensi yang normal atau sedikit rendah.9 II.2.8. Gangguan Emosi Dan Perilaku Lainnya Gangguan bicara biasanya menyerta pada gangguan disfungsi otak minimal, gejala yang terjadi sangat minimal sehingga tidak mudah untuk dikenali. Biasanya diserta kesulitan belajar, hiperaktif, tidak terampil dan gejala tersamar lainnya.1,9 II.2.9. Deprivasi Lingkungan

(https://docslide.us/documents/complexsegmental-duplications-mediate-a-recurrentdupxp1122-p1123-associated-with-mentalretardation-speech-delay-and-eeg-anomalies-in-malesand.html)

Complex Segmental Duplications Mediate a Recurrent dup(X)(p11.22p11.23) Associated with Mental Retardation, Speech Delay, and EEG Anomalies in Males and. (https://docslide.us/documents/complexsegmental-duplications-mediate-arecurrent-dupxp1122-p1123associated-with-mental-retardationspeech-delay-and-eeg-anomalies-inmales-and.html) Documents

(https://docslide.us/category/documents.html)

Dalam keadaan ini anak tidak mendapat rangsang yang cukup dari lingkungannya. Apakah stimulasi yang kurang akan menyebabkan gangguan berbahasa? Penelitian menunjukkan sedikit keterlambatan bicara, tetapi tidak berat. Bilamana anak yang kurang mendapat stimulasi tersebut juga mengalami kurang makan atau child abuse, maka kelainan berbahasa

(https://docslide.us/health-medicine/speech5584a635102cf.html)

penelantaran anak.8,9 BAB IV DIAGNOSIS Seperti pada gangguan perkembangan lainnya, kesulitan utama dalam

Speech (https://docslide.us/healthmedicine/speech5584a635102cf.html)

diagnosis adalah membedakannya dari variasi perkembangan yang normal. Anak normal mempunyai variasi besar pada

Health & Medicine

dapat lebih berat karena penyebabnya bukan deprivasi semata-mata tetapi juga kelainan saraf karena kurang gizi atau

usia saat mereka belajar berbicara dan terampil berbahasa. Keterlambatan berbahasa sering diikuti kesulitan dalam membaca dan mengeja, kelainan dalam hubungan interpersonal, serta gangguan emosional dan perilaku. Untuk menegakkan diagnosis, harus dilakukan pengujian terhadap intelektual nonverbal anak. Pengamatan pola bahasa verbal dan isyarat anak dalam berbagai situasi dan selama interaksi dengan anakanak lain membantu memastikan keparahan, bidang spesifik anak yang terganggu, dan membantu dalam deteksi dini komplikasi perilaku dan emosional.1,8 II.3. Anamnesis Anamnesis pada gangguan bahasa dan bicara mencakup perkembangan bahasa anak. Beberapa pertanyaan yang dapat ditanyakan antara lain: Pada usia berapa bayi mulai mengetahui adanya suara, misalnya berkedip, terkejut, atau menggerakkan bagian tubuh. Pada usia berapa bayi mulai tersenyum (senyum komunikatif), misalnya saat berbicara padanya. Kapan bayi mulai mengeluarkan suara âaaagghâ. Orientasi terhadap suara, misalnya bila ada suara apakah bayi memaling atau mencari ke arah suara. Kapan bayi memberi isyarat daag dan bermain cikkebum. Mengikuti perintah satu langkah, seperti âberi ayah sepatuâ atau âambil koranâ. Berapa banyak bagian tubuh yang dapat ditunjukkan oleh anak, seperti mata, hidung, kuping, dan sebagainya.1,7,8 Selain itu harus diperhatikan juga tanda bahaya adanya gangguan bahasa dan bicara yaitu bila pada usia:1,7,8 4â6 Bulan: · Tidak menirukan suara yang dikeluarkan orang tuanya; · Pada usia 6 bulan belum tertawa atau berceloteh 8-10 Bulan: · Usia 8 bulan tidak mengeluarkan suara yang menarik perhatian. · Usia 10 bulan, belum bereaksi ketika dipanggil namanya. · 9-10 bulan, tidak memperlihatkan emosi seperti tertawa atau menangis. 12-15 Bulan · 12 bulan, belum menunjukkan mimik. · 12 bulan, belum mampu mengeluarkan suara, seperti âmamaâ,âdadaâ. · 12 bulan, tidak menunjukkan usaha berkomunikasi bila membutuhkan sesuatu. · 15 bulan, belum mampu memahami arti âtidak bolehâ atau âdaagâ. · 15 bulan, tidak memperlihatkan 6 mimik yang berbeda. · 15 bulan, belum dapat mengucapkan 13kata. 18-24 Bulan: · 18 bulan, belum dapat mengucapkan 6-10kata. · 18-20 bulan, tidak menunjukkan ke sesuatu yang menarik perhatian. · 21 bulan, belum dapat mengikuti perintah sederhana. · 24 bulan, belum mampu merangkai 2 kata menjadi kalimat. · 24 bulan, tidak memahami fungsi alat rumah tangga seperti sikat gigi dan telepon. · 24 bulan, belum dapat meniru tingkah laku atau katakata orang lain. · 24 bulan, tidak mampu menunjukkan anggota tubuhnya bila ditanya. 30-36 Bulan: · 30 bulan, tidak dapat dipahami oleh anggota keluarga. · 36 bulan, tidak menggunakan kalimat sederhana dan pertanyaan dan tidak dapat dipahami oleh orang lain selain anggota keluarga. 3-4 Tahun: · 3 tahun, tidak mengucapkan kalimat, tidak mengerti perintah verbal dan tidak memiliki minat bermain dengan sesamanya. · 3,5 tahun, tidak dapat menyelesaikan kata seperti âayahâ diucapkan âayaâ. · 4 tahun, masih gagap dan tidak dimengerti secara lengkap. II.4. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik digunakan untuk mengungkapkan penyebab lain dari gangguan bahasa dan bicara. Perlu diperhatikan ada tidaknya mikrosefali, anomali telinga luar, otitis media yang berulang, sindrom William (fasies Elfin, perawakan pendek, kelainan jantung, langkah yang tidak mantap), celah palatum, dan lain-lain. Gangguan oromotor dapat diperiksa dengan menyuruh anak menirukan gerakan mengunyah, menjulurkan lidah, dan mengulang suku kata pa, ta, pata, pataka.7 II.5. Pemeriksaan Penunjang II.5.1. BEHAVIOURAL AUDIOMETRI Untuk anakâanak biasanya dilakukan âPlay Audiometriâ yaitu uji pendengaran dengan bermain dan diperlukan audiologist yang berpengalaman untuk mendapatkan hasil yang baik. Biasanya untuk menguji kemajuan/kemunduran fungsi pendengaran terutama pada pasien gangguan pendengaran.7,8 Gambar 3: Play Audiometry. Dikutip dari kepustakaan 7. Sedangkan pada audiometric tutur dites seberapa banyak kemampuan mengerti percakapan pada intensitas yang berbeda. Tes terdiri dari sejumlah kata-kata tertentu yang diberikan melalui headphone atau pengeras suara free field. Kata-kata tersebut harus diulangi oleh orang yang dites. Setelah selesai, persentase berapa kata yang dapat diulang dengan benar dapat diketahui. Selain itu, tes distraksi juga bisa dilakukan. Test ini bisa dilakukan oleh dua orang terlatih, dalam suasana yang senyap dan dengan menggunakan pelbagai stimuli standar akoustik. Setup untuk prosedur ini bisa dilihat di gambar bawah. 4,7,9 Gambar 4: Tes Distraksi. Seorang pemeriksa berada di depan dan mengalih perhatian anak dengan alat mainan. Pemeriksa kedua yang berdiri di belakang anak akan coba menarik perhatian anak dengan membunyikan alat stimuli auditori standar. Mendengar bunyi tersebut, anak tersebut akan mengalihkan perhatian terhadap bunyi tersebut. Dikutip dari kepustakaan 4. II.5.2. TES TYMPANOMETRI Menguji kinerja alat pendengaran dari gendang sampai telinga tengah (tulang sanggurdi). Caranya mirip dengan OAE tapi responnya dari defleksi (perubahan gerak) gendang telinga. Tesnya juga tidak menyakitkan, obyektif dan tidak perlu respon aktif dari pasien. Biasanya digunakan untuk mengeliminasi kemungkinan gangguan telinga tengah jika hasil OAE menunjukkan respon negatif.4,7 Gambar 5: Pemeriksaan Timpanometri pada seorang anak. Dikutip dari kepustakaan 7. II.5.3. TES OAE (Oto Acoustic Emission). Menguji kinerja alat pendengaran dari gendang sampai rumah siput tetapi terutama rumah siput. Cara kerjanya dengan memberikan nada murni ke telinga dan menangkap responnya melalui perubahan tekanan di saluran telinga. Tesnya juga tidak menyakitkan dan tidak memerlukan respon aktif dari pasien serta obyektif. Biasanya digunakan untuk mendeteksi gangguan pendengaran khususnya akibat gangguan di telinga tengah karena OME, OMA atau sensorinerual hearing loss (SNHL) yaitu kerusakan sel saraf di rumah siput.4,7,9 Gambar 6. Pemeriksaan OAE pada seorang anak berumur 6 bulan. Dikutip dari kepustakaan 7. II.5.4. TES BERA (Brainstem Evoked Response Auditory) atau ABR (Auditory Brainstem Response). Menguji kinerja seluruh alat pendengaran dari gendang telinga (telinga luar) sampai ke otak. Cara kerjanya dengan memberikan bunyik klik pada frekuensi yang berbedaâbeda pada tingkat kekerasan yang berbedaâbeda pula responnya ditangkap langsung oleh sensor di otak. Tesnya tidak menyakitkan (non-invasive), tidak perlu respon aktif dari pasien dan hasilnya menyeluruh. Tes ini adalah tes paling umum dalam mendeteksi gangguan pendengaran.4,7 Gambar 8: Tes BERA. Dikutip dari kepustakaan 7. II.5.5. TES ASSR (Auditory Steady State Response). Menguji kinerja seluruh alat pendengaran dari gendang telinga sampai ke otak. Cara kerjanya seperti BERA tapi yang diberikan adalah nada murni seperti layaknya tes audiometri. Namun tidak diperlukan partisipasi aktif dari pasien karena respon langsung dicatat oleh sensor yang menangkap aktifitas otak. Tes ini tidak menyakitkan dan tidak memerlukan respon aktif namun pasien harus diam dan tenang dalam waktu yang cukup lama, kurang lebih 1 jam. Seringkali dianjurkan agar pasien ditidurkan atau diberi obat tidur jika memang sulit, diminta untuk tetap tenang dan diam. Digunakan untuk mendeteksi gangguan pendengaran pada bayi dan anak - anak yang masih kecil.4,7,9 Gambar 9. Tes Auditory Steady State Response. Dikutip dari kepustakaan 7. BAB VI PENANGANAN Gambar 10. Langkah-langkah dalam evaluasi dan penanganan anak-anak dengan speech delay. Dikutip dari kepustakaan 1. Pemeriksaan dari psikolog atau/neuropsikiater anak diperlukan jika ada gangguan bahasa dan tingkah laku. Pemeriksaan ini meliputi riwayat dan tes bahasa, keampuan kognitif dan tingkah laku. Tes intelegensia dapat dipakai sebagai perbandingan fungsi kognitif anak tersebut. Masalah tingkah laku dapat diperiksa lebih lanjut dengan menggunakan instrumen seperti Vineland Social Adaptive Scale Revised. Child Behaviour Checklist, atau Childhood Autism Rating Scale. Konsultasi ke psikiater anak dilakukan bila ada gangguan tingkah laku yang berat.9,10 Terapi wicara dilakukan oleh seorang Speech-languange pathologist (SLPs), atau lazimnya dkenal sebagai terapis wicara. Terapis wicara adalah tenaga profesionnal terdididik dalam bidang komunikasi, perkembangannya, serta gangguan yang menyertainya. Para terapis wicara pada umumnya mengenyam pendidikan khusus terapi wicara dan memiliki sertifikat keahlian di bidangnya.5,10 Dengan menilai kemampuan berbicara, bahasa, komunikasi kognitif, dan keterampilan menelan pada anak-anak dan orang dewasa, terapis wicara dapat mengidentifikasi jenis masalah komunikasi dan cara terbaik untuk melatih kemampuan berbicara mereka.5 Terapis wicara melakukan terapi pada masalah di bidang artikulasi; difluency (ketidaklancaran berbicara); gangguan makan, gangguan bunyi suara (sengau), serta gangguan bahasa reseptif dan eskpresif.5,9 Dalam terapi wicara dan bahasa, seorang terapis wicara akan melakukan sesi terapi tatap muka individual (one to one), dalam kelompok kecil, atau langsung di ruang kelas, guna menghindari distraksi yang disebabkan oleh gangguan/kelainan tertentu.8 Terapis menggunakan berbagai strategi terapi, diantaranya: a) Kegiatan Intervensi Bahasa Dalam latihan ini terapis akan berinteraksi dengan anak lewat aktivitas bermain dan berbicara. Terapis dapat menggunakan gambar, buku, obyek tertentu, atau kejadian di sekitar anak pada saat aktivitas berlangung, untuk menstimulasi perkembangan bahasa. Terapis juga dapat mencontohkan pelafalan yang tepatdan melakukan latihan berulang-ulang untuk membangun kemampuan bicara dan bahasa anak.5,8 b) Terapi Artikulasi Dalam latihan artikulasi atau pembentukan suara, peran terapis dalam memberikan contoh pembentukan bunyi serta suku kata yang tepat kepada anak, harus dilakukan secara konsisten selama aktivitas berlangsung. Tingkat kesulitan aktiivitas bermain harus disesuaikan dengan usia dan jenis kebutuhan anak. Terapis akan memberikan contoh bagaimana memproduksi suara dengan tepat dengan cara memeragakan secara gamblang pergerakan lidah dan alat ucapan lainnya sehingga sebuah bunyi â misalnya ârâ dapat dihasilkan dengan baik dan tepat.1,8,10 c) Terapi Oral Motorik/ Terapi Makan Terapis akan mengunakkan berbagai terapi oral motorik, termasuk pemijatan wajah dan berbagai terapi pergerakkan lidah, bibir dan rahang untuk memperkuat otot-otot mulut. Sementara itu, dalam terapi makan dan mengunyah, terapis akan menggunakan beberapa macam makanan dengan tingkatan tekstur dan temperatur yang bebrbeda, sehingga dapat melatih kepekaan oral motorik anak pada saat makan dan mengunyah.10 Pada anak-anak dengan gangguan pendengaran, langkah-langkah seperti alat bantu dengar, pelatihan pendengaran, instruksi bibir-membaca dan myringotomy dapat diindikasikan, kadang-kadang, rekonstruksi saluran pendengaran eksternal, rekonstruksi tulang pendengaran dan implantasi koklea mungkin diperlukan.10 Psikoterapi diindikasikan untuk anak dengan sifat mutisme elektif. Hal ini juga dianjurkan bila keterlambatan bicara disertai dengan kecemasan yang tidak semestinya atau depresi. Pada anak-anak autis, keuntungan dalam akuisisi pidato telah dilaporkan dengan terapi perilaku yang mencakup pengkondisian operan.10 BAB VI KESIMPULAN Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak. Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistem lainnya, sebab melibatkan kemapuan kognitif, sensori motor, psikologis, emosi, dan lingkungan di sekitar anak. Diperkirakan gangguan bicara dan bahasa pada anak adalah sekitar 4-5 %. Secara umum, gangguan berbahasa dapat dibagi dalam tiga tipe, yaitu: (1) Kegagalan memperoleh kemampuan berbahasa apapun. Keadaan ini misalnya terdapat pada anak yang menderita retardasi mental berat; (2) Kendala kemampuan bahasa yang telat didapat, yang dapat disebabkan oleh trauma fisik damupun psikis, atau oleh gangguan neurologist; (3) Gangguan perkembangan berbahasa. Tipe inilah yang dikategorikan dalam gangguan perkembangan spesifik. Terdapat dua sub tipe, yaitu: (a) tipe reseptif, yaitu kesukaran untuk menerima dan mengerti bahasa yang dibicarakan, dan, (b) tipe ekspresif, yaitu kesukaran dalam mengekspresikan bahasa secara verbal. Deteksi dan penanganan dini pada gangguan keterlambatan bicara dan bahasa dapat membantu baik anak atau orang tua untuk memperkecil kesulitan di masa sekolah anak. Dalam diagnosa dan penanganannya diperlukan ahli yang beragam seperti dokter, ahli terapi: ahli terapi bicara dan ahli fisioterapi, psikolog, perawat, dan pekerja sosial. 18 (https://docslide.us/documents/speech-delay-rev.html)

Download (https://docslide.us/download/link/speechdelay-rev)

(https://docslide.us/category/healthmedicine.html) View more (https://docslide.us/search? q=Speech+Delay+Rev)

DESCRIPTION ent

TOP RELATED (https://docslide.us/documents/speech-delay-560c8174ef306.html) (https://docslide.us/documents/speech-delay.html)

SPEECH DELAY (HTTPS://DOCSLI…

SPEECH DELAY (HTTPS://DOCSLI…

SPEECH DELAY (HTTPS://DOCSLI…

Speech Delay

1. speech delay 2. speech delaywords: tari sandjojo

PENDAHULUAN Perkembangan adalah

3. Bentuk komunikasi pertama anakadalah dengan

bertambahnya kemampuan dalam struktur dan

tangisan saat lahir. 4. Di usia 2-3 bulan,jenis

fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang

4

We built a platform for members to share

0

tangisannya lebih beragam.Misal,…

COMPANY

2191

0

teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari… 516 0

CONTACT & LEGAL

documents and knowledge. And we are not related to any other website

(https

About (https://docslide.us/about.html)

Terms (https://docslide.us/info/terms.html)

Contact (https://docslide.us/contacts.html)

DMCA (https://docslide.us/info/dmca.html)

OPENING HOURS Monday to Saturday 9:00am to 5:00pm Sunday: CLOSED

STARTUP - SHARE TO SUCCESS

(https://facebook.com/d (https://twitter.com (https://goo

Smile Life

When life gives you a hundred reasons to cry, show life that you have a thousand reasons to smile

Get in touch

© Copyright 2015 - 2024 PDFFOX.COM - All rights reserved.